Mohon tunggu...
Feni Mardiani
Feni Mardiani Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMP Ciledug Al-Musaddadiyah Garut

Assalamualaikum, nama saya Feni Mardiani. Hobi saya membaca. Saya termasuk ke dalam orang yang pendiam dan lebih senang menghabiskan waktu di rumah. Topik/Konten yang saya sukai banyak, selama topik/konten tersebut tidak mengandung unsur negatif.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketenangan Jiwa Melalui Dzikir

3 Oktober 2022   17:37 Diperbarui: 3 Oktober 2022   17:39 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayat ke 91 dari Surat Al-Ma'idah menjadi sebuah pelajaran bagi kita bahwa penyebab orang melupakan Allah dan mencari pelarian yang bersifat fatamorgana. Supaya tidak lupa kepada Allah, maka kita harus selalu ingat kepada-Nya, mengingat akan nikmat karunia-Nya dan tanda-tanda kekuasaan-Nya (QS. Al-Kahfi [18]: 24).

Artinya: "kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini"."

Tujuan dzikir membaca dengan mengulang alimat-kalimat takbir, tahmid, tahlil, dan lain-lain. Namun tujuan utama dalam berdzikir adalah untuk meningkatkan kesadaran diri menuju kesadaran yang lebih tinggi, yaitu bergeraknya ruhani menuju Allah. Artinya disaat kita menyebut Asma-Asma Allah seharusnya mengarahkan jiwa menuju dan kembali kepada Sang Khaliq.

Dzikir yang dilakukan dengan kesadaran yang tinggi dengan kepasrahan dan totalitas kepada Allah, maka ruh akan menerima bimbingan dan tuntunan-Nya untuk mendapatkan cahaya dari sinar-Nya. Orang-orang yang bertakwa kepada Allah, adalah orang yang yakin bahwa Allah dekat, bahkan lebih dekat dari urat leher (Sangkan, 2008, p. 103).

Berbicara tentang peranan dzikir dalam meningkatkan ketenangan jiwa, maka hal

itu tidak terlepas dari janji Allah SWT tentang faedah dan manfaat berdzikir kepada-Nya sebagaimana firman Allah QS. ar-Ra'ad [13]: 28:

Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (Departeman Agama, 2005: 373).

Dari ayat diatas dipahami bahwa dzikir dapat membawa pengaruh pada ketenangan jiwa, maka hal ini dapat dijelaskan dengan berbagai pendekatan termasuk diantaranya pendekatan secara psikologi. Secara psikologi dapat dimaknai bahwa hasil dari perbuatan mengingat Allah (dzikrullah) ini dalam alam kesadaran akan berkembang menjadi sebuah penghayatan akan kehadiran Allah dalam setiap gerak-geriknya, ia begitu yakin akan pengawasan dan penjagaan Allah sehingga ia tidak merasa sendiri menjalani kehidupan ini.

Pendekatan lain yang dapat dijadikan bahwa dzikir sangat besar peranannya dalam meningkatkan ketenangan jiwa adalah pendekatan ilmiah dari pandangan para ahli kesehatan, baik kesehatan fisik, maupun kesehatan mental. Dengan bukti ilmiah terkait rahasia dzikir sebagai penenang jiwa dan berfungsi sebagai terapi, dapat dibuktikan dengan pendekatan ilmu medis, bahwa dalam otak manusia terdapat zat kimiawi yang secara otomatis keluar ketika seseorang berdzikir. Zat itu bernama" endorphin" yang berfungsi untuk menenangkan otak, sebagaimana morfin mampu menenangkan otak, bedanya morfin berasal dari luar tubuh, sedang zat endorphin berasal dari dalam tubuh (Cahyo, 2011: 98).

Penjelasan ilmiah yang lain seperti terungkap dari penelitian seorang dokter spesialis saraf dari rumah sakit Satya Negara, Suntur, Arman Yurisaldi Saleh, mengungkapkan bahwa dzikir mampu menyehatkan saraf. Hal itu terbukti setelah ia melakukan penelitian terhadap pasien-pasien yang ia tangani yang mengalami gangguan saraf, seperti penderita Alzheimer atau stroke. Ternyata pasien yang suka berdzikir mengalami perbaikan lebih cepat dibandingkan pasien yang tidak suka berdzikir. Dengan rutinitas mereka berdzikir kalimat "Laa Ilaaha illallah" dan "Astaghfirullah al-adzim" dapat menghilangkan nyeri dan menumbuhkan ketenangan serta kestabilan saraf bagi penderita, sebab dua kalimat zikir tersebut terdapat huruf-huruf yang apabilah di ulang-ulang dan dilafalkan dengan bersuara akan dapat mengeluarkan karbondioksida dari otak saat udara dihembuskan keluar dari mulut.

Dari penelitian ilmiah diatas tentang Al-Qur'an sebagai media dzikir yang dapat mendatangkan ketenangan jiwa dan ketenangan batin semakin memperkuat keyakinan kita akan kebenaran firman Allah SWT bahwa diantara fungsi diturunkannya Al-Qur'an adalah sebagai obat (syifa) dan Rahmat sebagaiman telah dijelaskan di dalam Al-Qur'an QS. al-Isra[17]: 82:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun