Mohon tunggu...
Femma falasifa
Femma falasifa Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWI

MAHASISWA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Sebagai Garda Terdepan Penguatan Karakter Bangsa

10 April 2022   19:49 Diperbarui: 10 April 2022   19:53 3787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keberhasilan suatu bangsa pada memperoleh tujuannya tidak hanya dipengaruhi sang melimpahruahnya sumber daya alam, tapi sangat ditentukan sang kualitas sumber daya manusianya. Bahkan ada yg berkata bahwa bangsa yang besar  bisa dicermati dari karakter bangsa (manusia) itu sendiri. tahu karakter sangat krusial buat tahu konteks bagaimana karakter itu lahir, dan  buat apa karakter itu diperjuangkan.  
Pendidikan ialah cara yg paling tepat pada pembentukan sumber daya insan yg berkualitas hal tersebut dinyatakan pada UU No 20 tahun 2003 wacana Sistem Pendidikan Naional yang mneyatakan bahwa "pendidikan merupakan perjuangan yang sadar serta bersiklus menggunakan tujuan menyebarkan potensi diri, mirip pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan  keterampilan yang diperlukan diri, warga  bangsa, serta Negara." Melalui pengertian tadi pendidikan memberi peranan krusial pada era kini   ini.  
Pendidikan yang baik akan membuat sumber daya mansuia yang baik jua. Tanpa pendidikan yg berkualitas kita akan kesulitan menciptakan manusia yang mempunyai daya saing yang tinggi. sehingga harapan tadi akan menjadi sebuah angan -- angan yang tidak bisa direalisasikan. oleh sebab itu energi pendidik (pengajar) yang berkualitas diperlukan mampu menjawab semua ihwal tersebut.
Inilah yg menjadi tantangan dan  tuntutan bagi para pengajar dewasa ini. pengajar harus sebagai garda terdepan pada melaksanakan proses pendidikan yg secara holistik serta integralistik, pendidikan yang memadukan ketiga ranah pendidikan dan  berorientasi di pembentukan karakter anak bangsa yg kaffah (insan utuh). Pendidikan semacam itulah yg menjadi fokus berasal konsep pendidikan karakter. Pembangunan karakter bangsa yg sudah diupayakan dengan aneka macam bentuk, hingga saat ini belum terlaksana menggunakan optimal. Hal itu tercermin dari kesenjangan sosial-ekonomi-politik yg masih akbar, kerusakan lingkungan yg terjadi pada banyak sekali pelosok negeri ini, masih terjadinya ketidakadilan hukum, pergaulan bebas serta pornografi yg terjadi pada kalangan remaja, kekerasan, kerusuhan, korupsi yang merambah pada seluruh sektor kehidupan rakyat. waktu ini poly dijumpai tindakan anarkis, konflik sosial, penuturan bahasa yg jelek serta tidak santun, serta ketidaktaatan berlalu lintas, dan  figur pengajar yg masih rendah menjadi panutan peserta didik. Sekolah yg seharusnya adalah kawasan terbaik buat menanamkan nilai-nilai karakter menjadi dasar siswa waktu ia hidup dimasyarakat.
pada sekolah pengajar serta peserta didik membentuk kesepakatan  mana saja yang termasuk karakter baik serta mana yang termasuk karakter buruk . Aplikasinya baru akan teruji manakala nilai-nilai karakter positif yg dipegang sekolah, berbenturan menggunakan kepentingan lain yang begitu bertenaga pengaruhnya atau bahkan memang dikendalikan sang kepentingan mengejar sebuah sasaran keberhasilan. rakyat berpendidikan yg terbiasa berperilaku santun, melaksanakan musyawarah mufakat pada menyelesaikan problem, dan  bersikap toleran serta gotong royong mulai cenderung berubah menjadi hegemoni grup-kelompok yang saling mengalahkan dan  berperilaku tidak jujur. ad interim pada taraf sekolah perilaku-perilaku siswa telah tidak mencerminkan perilaku-sikap yg berkarakter misalnya bahasa yg digunakan tidak terdapat lagi rapikan kesopansantunan, kurangnya menyayangi lingkungan sekolah yang baik mirip goresan pena-tulisan pada dinding sekolah dan  pemeliharaan-pemeliharaan lingkungan sekolah, hal ini semua kelihatannya hampir telah pudar. kenyataan yang terjadi di lapangan masih banyak guru yg belum melaksanakan perannya sebagai pendidik, terlihat asal figur pengajar yg berkarakter kurang baik yg mampu dicontoh oleh anak misalnya, keterlambatan masuk kelas, berbicara kasar hal ini ditentukan oleh ketidakpahaman pengajar terhadap pendidikan karakter itu sendiri.
berdasarkan beberapa pernyataan tadi, dapat dikemukakan bahwa karakter merupakan pencerminan dari perilaku manusia yang ditampilan dalam kehidupan sehari-hari. sikap tadi dilakukan oleh anggota rakyat sesuai dengan adat-norma yg berlaku baik istiadat kepercayaan , tata cara aturan, norma budaya, norma keilmuan, adat metafisis, serta istiadat kemanusiaan. spesifik pada dunia pendidikan, karakter tercermin dari ilustrasi perilaku nyata para siswa dengan merujuk di ketentuan yang berlaku di sekolah yg tercantum dalam rapikan tertib sekolah. sang karenanya, para peserta didik dapat dikatakan berkarakter apabila dia selalu berupaya taat serta disiplin terhadap peraturan yang berlaku di sekolah yang bersangkutan. sikap taat serta disiplin terhadap peraturan ini kiranya bisa diwujudkan dalam kehidupan keseharian pada luar lingkungan sekolah, yakni di lingkungan famili juga di lingkungan masyarakat.
Sejalan menggunakan kemajuan ilmu pengetahuan dan  teknologi dalam segala aspek kehidupan manusia, maka munculah tuntutan peningkatan kualitas proses pendidikan guna menghasilkan insan yg berkualitas atau peningkatan sumber daya insan (sdm), yakni insan yg cerdas, terampil, sehat, serta berbudi pekerti terpuji. salah  satu unsur penting pada proses pendidikan itu ialah pengajar. guru mempunyai makna yang sangat luas, tak hanya menjadi orang yg mengajar dihadapan kelas, namun guru dapat diartikan secara sempit dan  secara luas.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun