Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bawaslu, Seri Pengalaman Pertama Ikut Magang

22 April 2021   09:51 Diperbarui: 22 April 2021   10:00 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selamat pagi buat kawan-kawan pembaca sekalian yang budiman. Kembali lagi mengabarkan setelah sekian lama tidak bercengkerama dalam tulisan-tulisan yang menarik dan inspiratif (Aminkan, hehehe). Mengingat sedikit banyak sekali kegiatan yang saya hadapi sebagai mahasiswa baik urusan tugas hingga UTS, dan sekarang lagi pertama magang tentu sangatlah melelahkan, namun jalani saja karena semua ada hikmahnya tuk masa depan. (Anjay, kalo kata orang sana mah gitu)

Kebetulan saya baru semester 6 dalam studi perkuliahan saya. Saya sendiri kurang lebih belum banyak merasakan pengalaman untuk turun langsung mengabdi pada banyak orang termasuk sedikit banyak mengimplementasikan ilmu saya yang sudah saya pelajari di Perkuliahan (kebetulan saya jurusan Ilmu Politik) tentu akan sangat kurang pas jika saya hanya berdiam sambil mendengar dan mengerjakan teori atau materi yang saya pelajari begitu saja tanpa mau praktek langsung sambil mencoba hal baru. Siapatau lama-lama pasti terbiasa, harap maklum saya hanya mahasiswa kupu-kupu, namun tidak selamanya juga ingin demikian. Pengalaman tidak banyak termasuk organisasi, mumpung ada waktu magang lah menjadi salah satu pilihan, itung-itung belajar juga masuk dunia kerja. Sebenernya sih belum kepikiran sempet mengingat kalo kata Dosen saya sekaligus Ketua Jurusan bahwa Magang di Semester Genap belum ada, dahulu ada rencana namun selaras pula dengan Kurikulum baru (Merdeka Belajar), jatah saya hanya untuk Pertukaran Pembelajaran (kebetulan dengan salah satu kampus di Yogyakarta) namun kembali lagi via online. Yah saya jalani saja, namun mahasiswa sudah boleh untuk magang meskipun tidak secara resmi seperti halnya kewajiban dan masuk penilaian, namun setidaknya diakui sebagai bagian dari pendamping ijazah (jika ada sertifikat), tentu terpenting adalah pengalaman dan pembelajaran didalamnya.

Kenapa saya akhirnya melabuhkan pilihan pada Bawaslu? Saya sih bukan melabuhkan pilihan pada satu saja, ada beberapa instansi yang saya pilih dan setelah sekian lama (harap maklum banyak pertimbangan per instansi beragam) barulah saya kesampean ibaratnya diberi tempat untuk mengabdi. Saya pun seakan terharu oleh karena diterima dan disuruh untuk interview, bayangkan saya pun sedikit minder dengan cukup banyak teman yang juga sudah magang, mereka adalah orang mumpuni bukan hanya akademik namun non akademik seperti ikut pengalaman organisasi (intern/ekstern), volunteering, dan banyak pengalaman. Sedangkan saya? Banyaknya pengalaman hanya karena main di sosial media saja, apalagi jujur saya adalah introvert. Namun saya juga beralasan dan menganut kepercayaan bahwa saya adalah sosok yang getol akan penilaian yang terbaik adalah segalanya jadi saya teruskan kuliah saya. Singkat cerita, saya pun diterima. Tepatnya di Bawaslu atau Badan Pengawas Pemilu Provinsi DKI Jakarta, letaknya di kawasan Jakarta Selatan. Akhirnya saya pun ikut interview, dan saya banyak pula bertanya dan jatuhnya seperti diskusi, sedikit banyak saya juga langsung tahu dan merasa tertarik untuk bergabung didalamnya.

Kurang lebih seperti ini, Bawaslu atau Badan Pengawas Pemilu sendiri merupakan instansi vertikal alias bertanggungjawab langsung terhadap Pusat (Bawaslu Pusat), dimana meskipun kedudukan berada pada Provinsi hingga Kota/Kabupaten namun mereka terpisah dengan Pemerintahan Daerah setempat sama halnya Kementerian Agama dan Kementerian Hukum HAM yang saya tau punya kantor wilayah yang tanggungjawab langsung ke Pusat. Tugas pokok dan fungsi atau Tupoksi Bawaslu jelas secara eksplisit yaitu melaksanakan penyelenggaraan pengawasan terhadap Pemilihan Umum. Hmmm, tapi apakah mereka terus langsung tidak bekerja? Yahhh tidak, perlu diingat bahwa Bawaslu adalah Lembaga Negara yang tetap bukanlah bersifat Ad Hoc yang sewaktu-waktu dapat dibubarkan manakala penugasan selesai, yang Ad Hoc mungkin panitia yang berjalan di tingkat bawah seiring berjalannya Pemilu/Pilkada begitu juga Komisioner yang dipilih dan dilantik baik Kota/Kabupaten hingga Pusat selama 5 Tahun sekali. Sangatlah berbeda dengan Sekretariat yang notabene adalah urusan ASN, nahh kebetulan tempat saya adalah di Sekretariat.

Sekretariat Bawaslu kurang lebih adalah Lembaga yang bertanggungjawab guna mendukung tugas pokok dan fungsi pimpinan dalam arti komisioner Bawaslu untuk melakukan segala langkah atau kebijakan atau apapun itu yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu. Kalo ada yang tau DPR RI kan emang semua adalah anggota Dewan tapi ada Sekretariat yah itu tugasnya perbantuan yang lebih sifatnya administrasi tentunya siapapun DPR akan berganti namun Sekretariat berdasarkan mekanisme ASN tentu akan tetap berjalan seperti biasa layaknya instansi Pemerintah lainnya. Sekretariat Bawaslu sendiri ada 3 Divisi/Bagian besar yaitu Penanganan, Pelanggaran, Penyelesaian Sengketa Proses dan Hukum, kemudian Administrasi dan terakhir adalah Pengawasan dan Hubungan Masyarakat. 3 Bagian besar tersebut terpecah lagi menjadi 6 Bagian. Saya diarahkan untuk bekerja di Bagian Humas dan Pengawasan mengingat jurusan saya ilmu politik dan cenderung cocok di bagian situ, spesifiknya adalah Sub Bagian Pengawasan Akreditasi Pemantau Data dan Informasi. Nanti akan saya jelaskan di paragraf berikutnya. Pemilihan titik bekerja ini juga menarik karena berdasarkan pada kelak nanti menyusun skripsi atau berhubungan langsung dengan urusan demikian sehingga bisa belajar dan mencari data informasi seperlunya yang relate pada rencana. Kebetulan saya memang cukup minat terhadap kajian tentang Kebijakan atau Pelayanan Publik maka demikian tentu akan diarahkan kesana, meskipun saya juga belum terbersit fix untuk ambil skripsi kesana tapi tema besarnya akan mengarah kesitu. Itung-itung bisa cukup banyak tau juga soal dunia kerja di Pemerintahan seperti apa. Hehehe, santai saja.

Seperti yang saya jelaskan diawal bahwa Bawaslu adalah bagian dari instansi negara. Memang kita juga pahami bahwa Bawaslu juga lembaga yang bekerja sesuai pada kontekstual ketika berkaitan dengan momen Pemilihan Umum, pasti ada Bawaslu didalamnya. Cuma sekarang tidak ada Pemilu yahh begitulah jadinya, ibarat kata kerja-kerja yang sifatnya strategis dan kontekstual sesuai yang terarah pada Undang-Undang berlaku menjadi tidak ada. Sebelumnya juga sudah dijelaskan bahwa memang tidak akan ada suatu yang istimewa, kita hanya bergantung pada suatu urusan yang lebih mengacu pada birokrasi atau administrasi saja, yaitu kerja-kerja secara rutinitas yang umumnya terjadi di Birokrasi lain bahkan frekuensinya mungkin tidak sebanyak Lembaga lainnya yang spesifik teknisnya rutin berjalan berbeda dengan Bawaslu yang hanya ‘benar-benar’ bekerja ketika ada momentum Pemilu saja. Cuma perlu diingat sekali lagi bahwa ini adalah Lembaga Pemerintahan yang sudah pasti siap sedia dalam segala aspek sewaktu-waktu Negara akan menugaskan kapanpun dan dimanapun yang mana sebagai Abdi Negara haruslah dengan penuh dedikasi siap dalam segala situasi dan kondisi. Kan kita juga tidak tau, meskipun memang di Berita jelas bahwa Pemilu diundur ke 2024, bukan 2022-2023 lagi sesuai UU yang baru sejak 2016 lalu, gapapa sih Cuma kesannya kurang asyik aja tapi yang penting kita disini buat belajar kok, yah siapatau aja lama-lama terbiasa apalagi bilamana mungkin takdir akan mengarah ke Bawaslu nanti. Amin

Saya jadi teringat ketika saat Interview, saya diberitahu bahwa Bawaslu itu sedang melakukan konsolidasi internal yaitu kurang lebih penguatan kembali kelembagaan dan tatanan birokrasi yang ada sambil proses evaluatif tiap momentum berjalan guna memperbaiki sekaligus melakukan terobosan kedepan yang bisa dipertimbangkan kedepannya. Tentu ini berkaitan pula dengan tugas teknis supervisi maupun monitoring secara kelembagaan mengingat Bawaslu saya adalah Provinsi tentu akan sering terjun pula ke tingkat kota (kebetulan di DKI ada 5 Kota plus 1 Kabupaten di Kepulauan Seribu). Jadi yah kurang lebih kegiatan yang berjalan adalah demikian. Mengingat meskipun Pemilu masih lama namun harus perlu diingat bahwa Lembaga harus tentu menyiapkan segala kondisi ada meskipun tidak termasuk dan tidak berjalan sebagai tahapan, paling cepet adalah sekitar 2023 nanti. Satu lagi, ini merupakan Lembaga yang berjalan sebagai Lembaga Publik tentu juga melakukan pelayanan publik, jangan serta merta kita mengira bahwa Lembaga Pelayanan Publik hanya yang bergantung pada perizinan saja misalkan Samsat, Imigrasi atau Kelurahan. Ingat bahwa bukan Cuma KTP saja yang jadi output dari pelayanan melainkan banyak aspek termasuk yang sifatnya teknis atau kajian seperti data-data atau informasi publik yang seringkali harus disiapkan oleh Lembaga Negara yang bersangkutan, jadi siapapun yang meminta data dan diberi data itu adalah tupoksi juga lho secara pelayanan publik dan diatur oleh UU, yaitu tentang Keterbukaan Informasi Publik. Kebetulan juga Bawaslu kini menjalankan fungsi sosialisasi disamping konsolidasi secara internal, sosialisasi adalah berkaitan dengan kegiatan secara rutin yang tentu memang harus dipublikasikan sebagai bentuk Keterbukaan Informasi terhadap Publik, sehingga memang harus selalu dikondisikan, ibaratnya setiap bagian punya ciri khas, beban kerja dan juga sebuah pengalaman atau pendekatan tersendiri guna menjalani sesuatu.

Kebetulan saya ditempatkan di Subbag Pengawasan Akreditasi Pemantau Data dan Informasi ini adalah sesuatu yang tidak dalam bayangan saya. Mungkin karena saya berekspektasi untuk mengarah pada Hubungan Masyarakat Hubungan Antar Lembaga yang mungkin saja cocok dengan CV saya yang menuliskan pengalaman saya menulis di Media Sosial dan aktif didalamnya dalam hal sosialisasi sebagai peminatan kerja saya kedepan. Hanya saja di bagian yang saya pikir demikian masih ada anak magang sehingga saya ditempatkan di bagian sekarang yang kebetulan tidak ada anak magang. Sebenernya sih sama aja, tentu kaitan pula dengan pelayanan publik, dengan sosialisasi dan tentang informasi dsb. Cuma bagian sana kan cenderung ke Kehumasan sedangkan bagian saya cenderung ke Pengawasan, makanya akan relate sih biasanya ketika momentum Pemilu, maka demikian yah kurang lebih jauh lebih ‘santai’ ibaratnya dengan bagian sebelah kerjaan bagian saya karena bagian sana pun meskipun sama-sama dibawah naungan Divisi Humas dan Pengawasan, tapi Kehumasan masih tetap bekerja dengan platform media komunikasi seperti pada umumnya atau owned-media untuk mengabarkan kegiatan atau publikasi yang berkaitan pada rutinitas. Saya sih biasa aja, mo ditempatin dimanapun saya bersyukur bahwa tentu dimanapun saya bisa belajar dan itu emang udah jalannya yah saya hadapi dengan Semangat sambil melihat ada pembelajaran berikutnya yang bisa saya petik.

Kebetulan saya juga cukup banyak bertanya begitu awal masuk ke unit kerja yang ingin saya tempati, dan tentunya dalam arti perkenalan dan pengarahan cukup jelas lah walau belum semua dilalui mengingat belum ada penugasan pasti. Atasan saya di unit kerja ini berkata bahwa sabar saja, maklum toh bagian kami adakalanya adalah bagian paling sibuk namun di waktu lain merupakan bagian paling santai, jadi nikmati saja ibarat seperti sebuah rumah dan keluarga apalagi saya juga terkesan dengan keramahan para pegawai didalamnya seketika cepat akrab begitu saja karena emang gada ketegangan, dan semua dilalui dengan suasana mencair toh kita juga bukan lembaga yang terkesan dikejar ‘deadline’ atau target seperti biasanya instansi swasta melainkan kerja rutinitas saja. Selesaikan hari ini, besok akan selesai sambil nunggu kelar, kalo cepet yahh cepet santai kalo lambat udah pasti gada santai. Yahh yang penting ada kerjaan, selebihnya anggap saja seperti rumah yang nyaman (rumah kedua). Kurang lebih anggapan dari atasan kami demikian, dan saya pun sedikit terharu saja ketika bayangan akan beban kerja yang tentu menghampiri mengharuskan saya untuk standby ibarat sebuah mesin harus siap pacu. Nyatanya ga berlebihan seperti itu, biarkan air mengalir tak harus dipompa secara besar-besaran nanti capek soalnya selanjutnya. Di tempat kami yaitu Subbag Pengawasan Akreditasi Pemantau Data dan Informasi (namanya cukup panjang juga), singkatnya Pengawasan aja. Kini sedang dihadapkan pada rutinitas untuk melakukan pengecekan sekaligus pembuatan laporan rutin ataupun kegiatan yang sifatnya evaluatif yang bisa menjadi bahan pertimbangan terhadap pimpinan di saat berikutnya. Kurang lebih bagian kami juga tidak kalah penting, apapun itu yang dikerjakan biasanya siap, termasuk soal kegiatan selanjutnya yang berjalan akan jadi urusan unit ini. Saya sedikit banyak bertanya dengan karyawan lain dan memang demikian, tugas kami memang pada fungsi pengawasan namun tidak seperti bagian yang fungsinya lebih ke hukum kami juga mendekati pada fungsi secara sosialisasi atau publikasi untuk implementasi kegiatan kedepan, tentu sangatlah berguna untuk keterbukaan informasi dan tentunya bagian ini bertanggungjawab untuk itu, untuk publikasi terhadap pendataan kedepannya yang berguna kalau di momentum Pemilu yahh untuk pengawasan Pemilu tersebut namun jika tidak ada, yah lebih kepada data kegiatan secara rutinitas saja dan terlaporkan ke Pusat Data dan Informasi di Bawaslu sendiri (jika merujuk pada Peraturan Bawaslu No 7 Tahun 2019 juga demikian tupoksi menjelaskan). Dalam hal sosialisasi sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap pelayanan publik, tentu bagian ini juga terus bersinergi dengan berbagai stakeholders misalkan memastikan proses MoU atau Memorandum of Understanding tentang penguatan kerjasama terhadap berbagai instansi termasuk Universitas juga untuk sama-sama mengawal proses berjalannya Pemilu yang diharapkan berjalan secara partisipatif. Serta ada salah satu juga program yang berjalan dan menjadi kegiatan penting, sempat disinggung soal Sekolah Kader Pengawas Partisipatif, yang tiap tahun digelar dalam rangka melakukan pelatihan sekaligus pendidikan juga terhadap tiap kader yaitu umumnya generasi muda agar bersama menjadi proaktif dan partisipatif mengawal proses Pemilu yang diharapkan lebih baik lagi, selain juga menjadi Duta Bawaslu untuk mau mensosialisasikan program Bawaslu yaitu Bersama rakyat awasi Pemilu, Bersama Bawaslu tegakkan keadilan Pemilu mengingat kita pahami bahwa sejatinya Bawaslu tidak akan sepenuhnya sempurna menjalankan tugas bilamana tidak berkolaborasi dengan elemen masyarakat guna mencegah atau mengawasi proses Pemilu yang harapannya tidak terjadi pelanggaran. Kurang lebih yang berjalan adalah demikian, karena maklum saya juga masih baru dan belum mulai merintis pekerjaan tapi perkenalan singkat sudah cukup untuk mengawali saya untuk bekerja kedepan.

Dari penjelasan yang dipaparkan sambil pula kami bercengkrama dengan santai ditengah pekerjaan yang rutin seperti ini, saya jadi cukup teringat akan sesuatu yang terngiang ketika diajarkan oleh Dosen saya mengenai Kebijakan Publik, ada sebuah barang publik dimana hal itu tidak bisa habis dan terus diproduksi agar semua bisa menerima dengan mudah tanpa terkecuali bahkan seluas-luasnya semata demi kepentingan aktivitas mereka. Bawaslu pun demikian mereka juga komitmen untuk melakukan pendekatan sekaligus kolaborasi aktif dengan rakyat maka demikian apa saja yang dibutuhkan dan selayaknya rakyat mengetahui sebagai informasi sudah barang tentu tersedia secara luas sebagai padanan penting untuk mereka melangkah kedepannya, begitu juga dengan proses berjalan di Bawaslu sesuai dengan taglinenya yaitu Bersama rakyat awasi Pemilu, Bersama Bawaslu tegakkan keadilan Pemilu. Intinya itu, bahwa pelayanan publik yang baik harus menekankan pada partisipasi masyarakat tak terkecuali generasi muda sebagai Pemilih Pemula untuk menjadi agen perubahan ditengah kondisi masyarakat demi memastikan Proses Demokrasi berjalan selayak mungkin sesuai dengan cita-cita bersama. Tentu harus menjadi sebuah komitmen yang selalu ditekankan secara berkesinambungan bahwa sejatinya Bawaslu akan selalu ada untuk masyarakat kapanpun dan dimanapun meskipun pada dasarnya kini tidak ada Pemilu, namun kesiapan tersebut harus diasah sedemikian rupa apalagi tantangan masa depan akan semakin kompleks disamping teknologi semakin pesat, mungkin saja Bawaslu harus menyesuaikan pada situasi demikian.

Demikian cerita yang saya sampaikan, mohon maaf jika kurang berkenan untuk dibaca, maklum menulis adalah belajar jadi saya merasa saya akan terus berusaha belajar untuk memperbaiki di waktu akan datang. Terimakasih juga jika telah membaca dengan baik, Next time mengingat ini masih awal segini dulu diceritakan, nanti detilnya mungkin setelah Magang berjalan yah. Semoga sama-sama sukses, Selamat Berpuasa bagi yang menjalankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun