Mohon tunggu...
Felix
Felix Mohon Tunggu... Konsultan - Learning to Write

-

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Heritage of Toba: Mengolah Sampah untuk Pengembangan Pariwisata Ramah Lingkungan

26 September 2021   12:53 Diperbarui: 26 September 2021   12:55 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produksi Pupuk Kompos Temesi (sumber: Bali Post)

Singkat cerita, usaha Once-ler pada akhirnya menghancurkan lingkungan sekitar. Pohon habis ditebang, udara menjadi kotor, dan hewan hutan pun terpaksa harus meninggalkan rumahnya. Bisnisnya sendiri juga harus ditutup karena sudah tidak ada lagi bahan baku.

Cerita di atas mengingatkan kita akan betapa pentingnya pembangunan atau pengembangan yang berkelanjutan. Sekiranya Once-ler menerapkan sistem yang berkelanjutan, mungkin seperti tidak langsung menebang pohon, atau berinvestasi kembali ke lingkungan, mungkin lingkungan tersebut tidak perlu rusak separah itu. Mungkin juga bisnis Once-ler dapat bertahan lebih lama atau bahkan berkembang melebihi ‘sekedar’ Thneed.

Destinasi pariwisata super prioritas Danau Toba (DSP Toba) dapat dan perlu untuk menerapkan prinsip pengembangan yang berkelanjutan.

Namun sebelum itu, untuk pengenalan Danau Toba dan juga sebagai bentuk dukungan, kamu dapat menikmati video Heritage of Toba di bawah ini.


Ain’t it Wonderful? Keindahan warisan tradisi, budaya, dan alamnya memang sangat sulit untuk digambarkan dengan kata-kata. You should go see it yourself.

Okay, kembali ke topik awal.

Salah satu bentuk pengembangan pariwisata yang berkelanjutan harus memikirkan tentang pengelolaan sampah. Sudah menjadi rahasia umum, setiap kenaikan jumlah turis ke suatu tempat, maka pasti akan diikuti dengan peningkatan pemakaian sumber daya. Sebagian besar sumber daya yang telah habis dipakai, biasanya akan langsung dibuang ke tempat sampah, menjadi limbah dan tersia-siakan.

Sekarang, bagaimana jika sampah tersebut diolah kembali untuk ditingkatkan nilai ekonomisnya?

Daripada membiarkan produk yang telah habis dipakai menjadi sampah, sehingga nilai ekonomisnya menjadi nol, sampah dapat diolah untuk memberikan manfaat kepada ekonomi dan lingkungan. Salah satu caranya adalah pengelolaan sampah organik menjadi pupuk organik.

Sampah organik mewakili 53% dari total keseluruhan sampah yang dihasilkan negara berpendapatan menengah menurut World Bank. Sampah organik ini biasanya berupa sisa tanaman, sisa makanan, sisa dapur, dan sebagainya. Setiap hari diperkirakan lebih dari 190 ribu ton sampah dihasilkan di Indonesia menurut Indonesia Investments.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun