Mohon tunggu...
Felin Thian
Felin Thian Mohon Tunggu... -

I am Man

Selanjutnya

Tutup

Humor

Cerita Ulang: Pengalaman pribadi

20 November 2014   05:25 Diperbarui: 4 April 2017   16:35 2508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Disergap Power Rangers

Malam itu kami bertujuh sedang bersenang-senang menjelang liburan sekolah. Aku, Kuli, Pandu, Dafa, Dani, Mea, Githa memutuskan untuk berpesta pora. Namun sesuatu terjadi yang menyebabkan kami mendapat gagal bersenang-senang dan malah menjadi malam sial bagi kami.

Sekolahku adalah sekolah berbasis asrama. Jika kalian berpikir asrama itu enak, maka jawabannya belum tentu. Sekolahku ini memiliki aturan yaitu, kegiatan keluar sekolah hanya dapat dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu, itupun memiliki birokrasi yang cukup rumit. Ketika kita ingin pergi keluar sekolah, kita harus membuat surat izin terlebih dahulu dan mencari seorang supervisor atau pengawas yang akan mengikuti kita kemanapun kita pergi. Adapun ketika kita keluar, kita dilarang untuk membawa makanan dan minuman yang diharamkan sekolahku untuk dibawa ke sekolah. Mungkin kalian akan bingung tentang makanan atau minuman apasaja yang diharamkan oleh sekolahku. Makanan dan minuman tersebut ialah makanan yang mengandung MSG, bersifat pedas, jajanan jalanan yang belum teruji kesehatan maupun kebersihannya, dan minuman yang berkarbonasi serta mengandung kafein. Ribet bukan?

Udah jangan bahas sekolahku lagi karena aku tidak sedang membahas sekolahku secara detil tapi walaupun begitu sekolahku tetap jadi sekolah yang keren.

Pagi itu kegiatan belajar mengajar tidak ada karena seminggu lagi kami akan berlibur dan pulang ke rumah masing-masing. Kami pun senang bahkan sangat senangnya akupun merencanakan sesuatu untuk bersenang-senang sebelum kami dipulangkan, hehe.

Aku berniat pergi keluar dari asrama di malam hari tanpa seizin siapapun. Teman-temanku mendukungku dan memintaku untuk membawakan makanan untuk dimakan bersama. Malam itupun aku pergi bersama seorang temanku yaitu Kuli. Kami pergi berdua secara diam-diam dan menyamar layaknya orang yang tak dikenal siapapun. Kami pergi keluar dari asrama sekitar puluk 5.30 petang dengan berjalan kaki. Pasar yang kami kunjungi tidak jauh dari sekolahku mungkin hanya butuh sekitar 15 menit untuk berjalan kaki.

Sore pengeksekusian pun tiba, aku dan kuli bersiap-siap untuk kabur dari asrama. Kami menyiapkan segala sesuatunya yang kami butuhkan seperti rencana pelarian, lokasi eksekusi, waktu eksekusi dan waktu untuk pulang, serta tidak lupa satu hal yang paling penting yaitu mental dan otak kriminal. Setelah kami selesai bersiap-siap, kami langsung tancap gas untuk segera kabur dari asrama kami yang tercinta ini. Kami pergi melalui gerbang utama dengan santainya dengan muka yang sok asing dan tidak mengenal siapapun. Jantungku berdebar cepat karena aku harus melewati 3 security di depan gerbang utama tapi untungnya kami berhasil mengelabui mereka dan kami berhasil menginjakan kaki kami di dimensi lain yaitu dunia di luar asrama. Hatiku mulai lega dan senang.

Setelah berjalan hampir 15 menit kamipun tiba di pasar malam di dekat sekolah kami. Ternyata dunia luar asrama begitu indah di malam hari karena kami tak pernah sekalipun menikmatinya kalau tidak melakukan seperti yang aku lakukan saat ini. Setelah itu kamipun langsung tancap gas menuju penjual jajanan di malam hari. Kami membeli 4 kotak martabak manis sesuai mandat dari teman dan kami tak lupa untuk membeli nasi goreng 2 bungkus serta 2 porsi burger yang telah teman kami pesankan kepada kami.

Setelah membeli semua pesanan dan kebutuhan, kamipun pulang melangkahkan kaki kami ke jalan menuju asrama tercinta kami. Kami berjalan dengan senangnya karena kami pulang dengan hasil perburuan yang sangat memuaskan. Saya telah berencana bahwa yang orang pertama yang akan memasuki gerbang adalah Kuli setelah itu baru aku akan masuk. Akhirnya Kuli pun masuk terlebih dahulu. Hal naas terjadi, Kuli disergap oleh Power Rangers. Akupun melihat dari jarak 3 meter dari lokasi penyergapan dan akhirnya akupun menyerahkan diri kepada para Power Rangers karena aku lebih memilih solidaritas sesama pejuang.

Power Rangers adalah julukan yang kami berikan kepada Dorm Parents yang ada di asrama kami. Jadi kami memiliki Dorm Parents di asrama kami yang bertugas untuk menggantikan orang tua kami yang berada jauh di rumah sana.

Kamipun hanya bisa pasrah dan bernasip naas karena kejahatan yang telah kami lakukan telah dihakimi oleh para Power Rangers sang pembela kebenaran. Hal yang semula terasa menyenangkan bagi kami kini berubah menjadi menyeramkan bagi kami. Kami diadili di dalam asrama. Mereka menyuruh kami dan teman kami yang telah memesan makanan untuk menghabiskan seluruh makanan pada saat itu juga di dalam kantor guru.

Hal yang paling naas terjadi pada Kuli, Ghita, Mea, dan Aku. Kami berempat membeli martabak manis. Kalian pasti berpikir martabak manis merupakan makanan yang lezat dan menggoda selera namun berbeda dengan apa yang kami pikirkan. Kami berpikir bahwa kini martabak manis merupakan sebuah phobia bagi kami karena kami diperintahkan oleh Power Rangers untuk menghabiskan sendirian satu kotak penuh martabak manis untuk tiap orang.

Kini kami trauma dengan martabak manis karena kejadian tersebut. Malam yang seharusnya menjadi malam pesta pora buat kami malah menjadi malam penyergapan dan pengeksekusian Power Rangers terhadap kami. Namun kami telah mendapat pengalaman yang sangat berkesan dan kami berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun