Mohon tunggu...
Felinda Fazriyani
Felinda Fazriyani Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi IAIN Jember

It's okay not to be perfect🍁

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pengertian dan Tokoh beserta Pemikirannya tentang Filsafat Pendidikan Realisme

8 April 2020   02:43 Diperbarui: 8 April 2020   02:44 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Berikut penulis akan menjelaskan tentang definisi filsafat pendidikan realisme beserta beberapa tokohnya :

1. Pengertian Filsafat Pendidikan Realisme

Filsafat realisme adalah salah satu aliran klasik yang ada didalam filsafat dan merupakan aliran yang sering disandarkan kepada Aristoteles. Dimana pengertian filsafat pendidikan realisme itu sendiri adalah suatu pandangan tentang objek-objek yang nyata atau real tanpa disandarkan pada pengetahuan maupun kesadaran akal dan dapat diketahui melalui indera.

2. Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Realisme beserta Pemikirannya

a. Aristoteles

Pemikirannya yaitu tentang memandang dunia dalam tema material, artinya segala sesuatu yang berada dihadapan kita adalah sesuatu yang real bukan dari alam pikiran. Pemikiran tersebut dapat muncul melalui upaya selektif terhadap berbagai pengalaman dan upaya pendayagunaan fungsi akal.

b. Johan Amos Comenius

Johan Amos Comenius lahir pada tanggal 28 Maret 1592 di Moravia, Ceko dan meninggal pada tanggal 15 November 1670 di Amsterdam, Belanda. Pemikirannya yaitu tentang pendidikan, realisme religius yaitu dimana manusia harus berusaha untuk mencapai dua tujuan, yaitu yang pertama tujuan keselamatan dan kebahagiaan, dan yang kedua tujuan kehidupan yang sejahtera.

c. Wiliam Mc. Gucken

Merupakan seorang pengikut Aristoteles dan Thomas Aquinas. Wiliam beranggapan bahwa tanpa tuhan tidak ada tujuan hidup begitupun dalam pendidikan yang tidak memiliki tujuan. Dimana tujuan pendidikan itu sendiri adalah mempersiapkan manusia untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan jasmani serta rohaninya yang abadi untuk hidup di dunia.

Wiliam juga beranggapan tentang moral, dimana realisme religius menyetujui bahwa kita dapat mengetahui hukum moral dengan menggunakan akal, seperti halnya realisme natural yang terbatas pada alamiahnya. Realisme religius itu sendiri beranggapan bahwa manusia diciptakan memiliki kemampuan untuk melampaui alam natural yang pada akhirnya dapat mencapai tujuannnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun