Mohon tunggu...
Felicia Serena
Felicia Serena Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa semester 5 yang saat ini sedang fokus mengembangkan diri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gambar Cerita Kita

2 Agustus 2025   14:00 Diperbarui: 2 Agustus 2025   13:44 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta Gambar Cerita Kita

Setiap anak adalah pemimpi kecil yang membawa masa depan di dalam imajinasinya. Cita-cita bukan hanya sebuah jawaban saat ditanya ingin menjadi apa, melainkan gambaran awal tentang identitas, harapan, dan arah hidup yang perlahan mereka bentuk seiring pertumbuhan. Di tengah dinamika kehidupan desa yang penuh kesederhanaan namun kaya akan nilai-nilai luhur, anak-anak di Desa Belung menyimpan potensi luar biasa yang sering kali tersembunyi di balik tawa polos mereka. Kegiatan yang bersifat kreatif, ekspresif, dan menyenangkan sangat diperlukan untuk membangun keberanian anak-anak dalam mengekspresikan diri, serta menjadi ruang aman untuk menyuarakan harapan mereka.

Melihat pentingnya hal tersebut, program kerja individu dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang saya gagas diangkat dari kebutuhan dasar anak-anak untuk dikenali, dihargai, dan didukung dalam proses mengenal impian mereka. Maka lahirlah sebuah program bernama "Gambar Cerita Kita", sebuah lomba menggambar dan bercerita yang mengajak anak-anak untuk mengungkapkan cita-cita mereka melalui media yang menyenangkan. Program ini dilandasi oleh prinsip bahwa setiap anak berhak bermimpi besar, apapun latar belakang dan tempat tinggalnya. "Gambar Cerita Kita" tidak hanya bertujuan sebagai hiburan atau kompetisi semata, tetapi menjadi media pembelajaran non-formal yang membangun rasa percaya diri, kemampuan berpikir kritis, dan ekspresi verbal anak-anak. Dalam suasana yang akrab dan inklusif, anak-anak diberikan ruang untuk menuangkan ide-ide tentang masa depan mereka secara visual, kemudian menjelaskannya secara lisan di depan teman-teman sebaya. Proses ini sangat penting dalam mendukung perkembangan psikososial anak, terutama dalam hal keberanian berbicara di ruang publik dan kemampuan bercerita yang penuh makna.

Lomba ini dirancang dengan format sederhana namun penuh makna. Anak-anak yang berpartisipasi diberi kertas gambar, alat tulis warna-warni, dan kebebasan penuh untuk menggambarkan cita-cita mereka, apapun itu. Tidak ada batasan "benar atau salah", karena semua mimpi berhak mendapat tempat untuk tumbuh. Proses menggambar dilakukan di rest area Desa Belung, tempat yang sudah akrab bagi anak-anak sehingga menciptakan suasana nyaman. Muncul berbagai bentuk profesi: dokter, guru, penari dan astronot. Menariknya, banyak juga anak yang menggabungkan profesi atau menciptakan profesi baru hasil imajinasi mereka sendiri. Ini menunjukkan bahwa dunia anak-anak sangat kaya dengan kemungkinan, dan mereka mampu berpikir jauh lebih luas dari yang sering diasumsikan orang dewasa.

Setelah sesi menggambar, anak-anak satu per satu diminta untuk maju ke depan dan menceritakan tentang gambarnya. Inilah bagian paling menyentuh sekaligus menegangkan, karena sebagian dari mereka baru pertama kali berbicara di depan banyak orang. Namun dengan sedikit dorongan dan suasana yang suportif, hampir semua anak akhirnya berani tampil. Beberapa bercerita dengan malu-malu, sementara yang lain menyampaikan dengan ekspresi penuh semangat. Beberapa anak bahkan memberi penjelasan filosofis tentang pilihan profesinya, misalnya karena ingin membantu orang, ingin membanggakan orang tua, atau karena ingin membuat dunia lebih baik. Di momen ini, terlihat jelas bahwa program ini lebih dari sekadar lomba; ia menjadi ruang refleksi dan penguatan jati diri bagi para peserta.

Program "Gambar Cerita Kita" membuktikan bahwa kegiatan edukatif yang dirancang dengan empati dan pendekatan kreatif dapat membawa dampak besar, terutama dalam membangun kepercayaan diri dan semangat anak-anak desa untuk bermimpi. Melalui medium yang sederhana, anak-anak dapat mengakses bagian dalam dari diri mereka yang penuh harapan dan keyakinan. Program ini menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya tentang pelajaran di ruang kelas, tetapi juga tentang pengalaman menyenangkan yang membantu anak memahami siapa mereka dan apa yang mereka inginkan dalam hidup.

Dalam konteks pembangunan desa, program ini menjadi langkah kecil yang memberi kontribusi nyata terhadap perkembangan generasi muda. Dengan menumbuhkan keberanian bermimpi dan kemampuan berbicara, anak-anak di Desa Belung sedang dipersiapkan untuk menjadi pribadi yang tangguh dan percaya diri di masa depan. Meski kegiatan ini bersifat sementara, harapannya jejak positif yang ditinggalkan dapat bertahan lama di hati dan pikiran mereka. 

Melalui kegiatan ini, saya belajar bahwa perubahan sosial tidak selalu dimulai dari kebijakan besar atau program bertingkat, tetapi bisa berawal dari satu percakapan sederhana antara seorang anak dan mimpinya. Ketika anak-anak diajak bicara tentang masa depan mereka, mereka akan merasa diakui dan dihargai. Dan ketika mereka berani menggambarkan serta menceritakan mimpi itu, maka saat itulah masa depan sebuah desa mulai dibentuk.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun