Mohon tunggu...
Felicia Christa
Felicia Christa Mohon Tunggu... Pelajar -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hilangnya Tulang Seiring Berjalannya Waktu

25 Oktober 2017   04:52 Diperbarui: 25 Oktober 2017   05:05 1765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk menjelaskan berkurangnya tulang dalam tubuh, kita akan membahas bagaimana tulang -- tulang tengkorak kita melebur menjadi satu. Ketika bayi dilahirkan, tengkorak bayi tersusun dari 5 tulang berbeda yang saling terpisah. Tulang yang terpisah ini akan membentuk ruang antar tengkorak yang sering disebut cranial vault.

Ruang antara tulang -- tulang tersebut memiliki fungsi khusus yang penting. Ruang tersebut akan menciptakan tempat lembut di kepala yang memungkinkan otak berkembang.  Kelima tulang pipih diatas terbentuk langsung melalui pembentukan tulang (osifikasi) intramembran. Osifikasi ini tidak didahului dengan pembentukan kartilago, dan pertumbuhannya akan sejalan dengan pertumbuhan otak. Tulang ruang tengkorak ini dihubungkan satu sama lain dengan sutura dan tulang kompleks nasomaxillaris, melalui proses aposisi-resorbsi.

Pembentukan tulang atau osifikasi intramembran sendiri terjadi ketika membran serabut digantikan oleh jaringan tulang. Hal ini terjadi karena terdapat pembelahan di dalam jaringan ikat fibroblast. Proses pembebentukan dimulai dengan perkembangan tulang spons di dalam membrane yang disebut pusat osifikasi. Lalu sumsum tulang merah mulai terbentuk di dalam jaringan tulang spons. Proses ini diikuti dengan prmbrntukan tulang padat di luarnya.

Pertumbuhan cranial vault sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan otak, hal ini menyebabkan terjadinya tekanan pada sutura. Tekanan ini akan merangsang pembentukan tulang melalui proses pertumbuhan sutura. Pertumbuhan sutura dilakukan secara intramembran. Sutura adalah pertemuan dari syndesmosis yang terbentuk di antara membrane tulang kepala. Syndesmosis adalah sebuah sendi dimana tulang dihubungkan oleh sebuah pita dari jaringan ikat.  Dalam proses ini, resorpsi pada permukaan dalam saat cranium tumbuh menjadi lebih besar. Hal tersebut berguna untuk menjaga tulang yang tumbuh di cranial vault tetap pipih.

Pada proses pertumbuhannya, lebar tengkorak akan berhenti pada umur 3 tahun. Dari segi pertumbuhan panjang, setelah usia 3 tahun prosesnya akan berlangsung lebih lambat. Pada usia 2 sampai 3 tahun, pertumbuhan squamous portion dari tulang pelipis (temporal) dan sayap besar dari tulang baji (sphenoid) meningkatkan ukutan tengkorak. Pada fase ini, pertumbuhan panjang kepala lebih besar dari pertumbuhan lebarnya.

Saat berusia 4 sampai 7 tahun, akan terjadi pertumbuhan tulang dahi (frontal) dan tulang ubun -- ubun (pariental) kea rah depan di daerah sutura coronalis. Tulang frontal akan terbawa ke bagian depan dan agak menegak sehingga dahi menjadi lebih tinggi dan vertikal. Pada usia 6 tahun, ukuran rongga otak sudah mencapai ukuran yang hampir sama dengan dewasa. Namun pada bagian rahan dan wajah masih menunju ke arah bayi.

Setelah dewasa, tengkorak orang dewasa kira -- kira akan memiliki ukuran dua kali lebih besar dari bayi yang baru lahir. Meskipun begitu, rongga otak pada orang dewasa hanya 50 persen lebih besar dari pada bayi. Dari segi ukuran wajah, wajah bayi mencakup sekitar satu per enam hingga satu per delapan dari keseluruhan tengkorak. Pada orang dewasa, sekitar setengah dari seluruh tengkorak dipenuhi oleh tulang -- tulang penyusun wajah.

Menurut Bend Bulletin, proses perubahan tulang rawan pada pembentukan tulang disebut osifikasi. Proses ini dimulai sebelum kelahiran dan akan berhenti pada usia sekitar 20 tahunan. Hal inilah yang menyebabkan pada usia tersebut, manusia sudah tidak bisa bertambah tinggi lagi.

Setelah mengetahui tentang proses peleburan tulang tengkorak, tentunya kita semakin memahami bagaimana bisa tulang kita berkurang semakin dewasa. Pada tulang -- tulang yang lain, proses ini juga terjadi terus menerus. Proses ini bertujuan agar tulang -- tulang pada bayi yang lunak berubah menjadi tulang keras. Dengan peleburan ini, penyokong tubuh kita akan semakin kuat. Menurut Dr. Sonja Roesmana, proses pertumbuhan tulang pada manusia dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan (Human Growth Hormone/HGH) dan kalsium.

Berdasarkan fenomena tulang ekor dan berkurangnya tulang manusia saat dewasa tentunya menjadi bukti nyata bahwa rangka tubuh manusia mengalami rudimentasi. Rudimentasi ini memiliki tujuannya masing -- masing. Seperti pada tulang ekor, rudimenter terjadi karena tulang ekor pada manusia dianggap kurang penting. Lain halnya dengan perbedaan jumlah tulang pada bayi dan orang dewasa. Berkurangnya tulang ini disebabkan tulang ingin berkembang menjadi tulang keras. Pada proses ini, sebagian tulang harus melebur dengan tulang yang lain agar tulang keras dapat terbentuk.

Rudimentasi ini tentunya memerlukan waktu yang berbeda -- beda dalam prosesnya. Dari segi evolusi, tentunya diperlukan proses seleksi alam yang panjang hingga tulang ekor kita mencapai ukuran sedemikian rupa. Dari segi pembentukan tulang, osifikasi membutuhkan waktu yang jauh lebih singkat dibanding evolusi tulang ekor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun