Mohon tunggu...
Felicia
Felicia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Prodi Bioteknologi 2020, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Simak Cara Termudah Deteksi Infeksi SARS-CoV-2 dengan Rapid IgG-IgM

14 Januari 2022   16:20 Diperbarui: 14 Januari 2022   16:39 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada awal tahun 2020, seluruh dunia digemparkan dengan penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang dengan cepat menyebar ke seluruh pelosok dunia hingga lingkungan di sekitar kita. Pemeriksaan real-time polymerase chain reaction (RT-PCR) pun dijadikan acuan untuk mendeteksi infeksi SARS-CoV-2. Namun, biaya pemeriksaan PCR diperlukan tak bisa dibilang kecil dan kita pun perlu menunggu untuk mengetahui hasil pemeriksaan. Belum lagi ternyata banyak hasil yang ditemukan menunjukkan false-negative, lho! Maka dari itu, rapid IgG-IgM adalah menjadi alternatif untuk mendeteksi infeksi SARS-CoV-2 karena harganya yang ekonomis dan bisa dilakukan di mana saja!

Rapid IgG-IgM itu apa sih dan bagaimana cara kerjanya?

Rapid IgG-IgM adalah sebuah cara untuk mendeteksi infeksi SARS-CoV-2 berdasarkan keberadaan antibodi imunoglobulin G (IgG) dan imunoglobulin M (IgM) dalam darah di bawah 15 menit. Cepat bukan? Nah, selain cepat rapid IgG-IgM ini juga memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi lho! Rapid IgG-IgM ini memiliki sensitivitas sebesar 88.66% dan spesifisitas sebesar 90.63%, jadi tak perlu diragukan lagi hasilnya pasti akurat.

Ilustrasi rapid IgG-IgM (Li et al. 2020).
Ilustrasi rapid IgG-IgM (Li et al. 2020).

Pemeriksaan dengan rapid IgG-IgM hanya memerlukan setetes darah yang bisa diperoleh dari fingerstick. Rapid IgG-IgM ini bekerja dengan aliran lateral sampel darah yang telah diencerkan dengan larutan penyangga (buffer). Aliran lateral ini bergerak dari pad sampel melalui pad konjugasi menuju membran nitrocellulose (NC) dan sampel yang berlebih akan diserap oleh pad absorbsi. Nah, pad konjugasi ini mengandung konjugat emas dengan protein rekombinan dan konjugat emas dengan rabbit-IgG. Sementara itu, pada membran nitrocellulose (NC) terdapat daerah garis IgM, IgG, dan kontrol. Daerah garis tersebut terdapat anti‐human‐IgM yang tersusun rapat pada daerah garis IgM, anti‐human‐IgG pada daerah garis IgG, dan anti‐rabbit‐IgG pada daerah garis kontrol.

Ketika sampel darah mengalir melalui pad konjugasi, konjugat emas dengan protein rekombinan akan berikatan dengan antibodi imunoglobulin IgG atau IgM yang terdapat dalam darah sehingga ketika sampel mengalir melalui daerah garis IgG atau IgM terlihat adanya perubahan warna dan menunjukkan garis merah yang jelas. Sementara, konjugat emas dengan rabbit-IgG akan berikatan dengan anti-rabbit-IgG pada garis kontrol sehingga pada daerah kontrol muncul garis merah yang jelas.

Bagaimana cara membaca hasil pemeriksaan rapid IgG-IgM?

Hasil positif atau negatif dari pemeriksaan rapid IgG-IgM ini dapat dilihat berdasarkan kemunculan garis merah pada membran nitrocellulose (NC).

Ilustrasi hasil pemeriksaan rapid IgG-IgM (Li et al. 2020).
Ilustrasi hasil pemeriksaan rapid IgG-IgM (Li et al. 2020).

Hasil negatif akan ditunjukkan oleh ditemukan garis merah hanya pada garis kontrol artinya sampel darah yang diuji negatif infeksi SARS-CoV-2. Sementara apabila garis kontrol tidak muncul maka alat rapid IgG-IgM tersebut invalid dan butuh dilakukan pemeriksaan ulang dengan test kit rapid IgG-IgM yang baru. Nah, hasil positif akan ditunjukkan apabila ditemukan adanya garis merah pada daerah IgM atau IgG atau bahkan keduanya, artinya terdapat anti-SARS-CoV-2-IgG atau anti-SARS-CoV-2-IgM atau keduanya dalam sampel darah yang menandakan hasil positif infeksi SARS-CoV-2.

Tunggu dulu, apabila hasilnya positif jangan panik dulu! Hasil positif pada rapid IgG-IgM ini tak selalu menunjukkan kalian terinfeksi SARS-CoV-2 lho! Nah, peristiwa itu bisa disebut false-positive. False-positive ini bisa dialami oleh kalian yang pernah terinfeksi SARS-CoV-2 sebelumnya atau telah menerima vaksinasi sehingga telah terbentuknya antibodi IgM atau IgG. Antibodi IgM ini akan terbentuk pada masa awal infeksi sehingga IgM ini digunakan untuk menunjukkan infeksi baru. Berbeda dengan IgM, antibodi IgG ini akan terbentuk setelah sekitar 14 hari setelah infeksi sehingga IgG ini digunakan untuk menunjukkan infeksi lama karena IgG ini bisa bertahan berbulan-bulan hingga bertahun-tahun lho! Selain false-positive, kita juga perlu mengenal false-negative. False-negative ini dapat disebabkan oleh konsentrasi antibodi IgG dan IgM yang rendah sehingga kadar IgG dan IgM berada di bawah batas deteksi dan akhirnya hanya ditemukan garis pada daerah garis kontrol. Di mana kadar IgG maupun IgM dapat dilihat pada kepekatan warna garis yang terbentuk lho! Simak gambar berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun