Mohon tunggu...
Inovasi

Konvergensi Media di Indonesia

13 November 2018   11:12 Diperbarui: 13 November 2018   11:43 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Di era globalisasi yang berkembang pesat saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa semua benda yang dapat kita lihat mengalami perkembangan yang cukup pesat. Tidak hanya berkembang namun semua sistem dan lain sebagainya mengalami peringkasan. Media televisi pun juga terkena dampaknya.

Zaman dahulu televisi merupakan barang yang sangat mahal dan sangat sedikit pula yang mempunyainya. Selain itu siaran televisi di zaman dahulu tidak sepanjang zaman sekarang dimana televisi pada zaman tersebut hanya 1 stasiun televisi itupun milik pemerintah dan jam siarnya terbatas. Namun tahun 1989 pemerintah akhirnya mengizinkan televisi swasta pertama melakukan siaran dan terus berkembang hingga 394 jumlah stasiun televisi di Indonesia baik stasiun televisi swasta nasional dan televisi swasta daerah di tahun 2014.

Seiring pertumbuhan stasiun televisi yang terus meningkat dari tahun ke tahun, banyak stasiun televisi mengalami persaingan yang cukup keras. Sehingga munculah sebuah konvergensi media yang di mana beberapa stasiun televisi bahkan media lainnya membentuk sebuah aliansi untuk tetap bertahan di persaingan media saat ini. 

Bahkan beberapa aliansi tersebut tidak hanya bekerja sama dengan media Indonesia saja tetapi juga media internasional. Awalnya memang terlihat bagus ketika stasiun televisi  melakukan konvergensi. Namun seiring bertambahnya waktu, konvergensi media mulai terlihat kelemahannya.

Pertama, kenetralan siaran dari sebuah aliansi mulai dipertanyakan karena aliansi media tersebut bergantung pada pemilik modal apalagi di musim politik seperti ini. Banyak pemilik modal yang berbondong-bondong membuat sebuah partai politik untuk mengikuti perhelatan akbar lima tahunan ini. Nah disinilah permasalahan dimulai. Banyak para pemilik modal menggunakan aliansi medianya sebagai sarana kampanye. 

Selain itu banyak aliansi berita tersebut memberikan kabar yang kadang berbeda antara aliansi media satu dengan lainnya sehingga masyarakat bingung membedakan berita mana yang benar ataupun salah. Bahkan tidak hanya dalam musim politik saja, di hari setelah berakhirnya musim politik hingga datangnya musim politik banyak media yang berbeda dalam penyampaian beritanya.

Kedua, kurangnya informasi. Hal ini dipicu karena beberapa aliansi media yang hanya menggunakan 1 berita tetapi kemudian berita ini di sebarkan diseluruh stasiun aliansinya. Sebenarnya tidak masalah tapi jika diperhatikan masyarakat semakin kekurangan referensi berita. Selain itu banyak masyarakat yang menganggap bahwa berita saat ini sering kurang berbobot karena media terlalu membesar-besarkan masalah yang kurang menarik hanya untuk menutupi masalah pemerintahan.

Aliansi konvergensi media ini juga tidak hanya meliputi media televisi saja tetapi juga meliputi media lainnya, yakni koran dan radio. Namun koran saat ini seringkali menjadi korban, hal ini dikarenakan koran sering kali mengalami pengurangan produksi untuk pengembangan media televisi/radio. Selain itu konvergensi media juga mulai merambah keluar media massa. Banyak aliansi media yang membuat sebuah asuransi, bank, hingga tempat perbelanjaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun