Mohon tunggu...
Feddy Wanditya Setiawan
Feddy Wanditya Setiawan Mohon Tunggu... Lecturer

Science advances not by blind obedience to old answers, but by the courage to question

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Makanan Lokal Indonesia yang Paling Cocok untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

7 Oktober 2025   19:58 Diperbarui: 7 Oktober 2025   20:05 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nusantara Food Innovation: Tempe, Fish, and Sweet Potatoes in a Sustainable Kitchen [i. AI Curatorial Prompt by Feddy WS, 2025]

Mengapa penting memilih makanan lokal untuk MBG

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah Indonesia bertujuan memperbaiki status gizi anak, mendukung ibu hamil, dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Skala program ini sangat besar sehingga pemilihan menu bukan sekadar soal cita rasa-melainkan soal gizi mikro-makro, keamanan pangan, logistik, kelayakan biaya, dan dampak ekonomi bagi petani lokal.

Beberapa laporan nasional dan internasional menekankan prinsip makanan berbasis pangan lokal (homegrown school feeding) sebagai strategi yang meningkatkan manfaat gizi sekaligus memperkuat sistem pangan daerah. Namun pengalaman pelaksanaan MBG juga menunjukkan risiko operasional yang nyata: insiden keracunan massal dan tantangan tata kelola, mengingat volume besar produksi dan distribusi. Oleh karena itu, rekomendasi menu harus memperhitungkan aspek gizi, keamanan pangan, serta keterlibatan rantai pasok lokal.

Prinsip gizi dasar untuk satu porsi MBG yang ideal

Sebelum memilih bahan makanan spesifik, ada beberapa prinsip gizi yang harus dipenuhi oleh satu porsi MBG:

  • Keseimbangan makronutrien:
    Karbohidrat sebagai sumber energi (nasi, ubi, jagung), protein berkualitas (hewani seperti ikan, telur, ayam; nabati seperti tempe, tahu, kacang-kacangan), dan lemak sehat dalam jumlah moderat sesuai pedoman FAO dan Kementerian Kesehatan.
  • Kandungan mikronutrien:
    Zat besi, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan yodium sangat penting bagi pertumbuhan otak dan pencegahan stunting. Menu harus mencakup sayuran berwarna, sumber vitamin A (ubi jalar, wortel, sayur hijau), dan sumber zat besi (ikan, tempe, daging, kacang-kacangan).
  • Kebutuhan serat dan hidrasi:
    Sayur dan buah lokal penting untuk pencernaan dan kontrol nafsu makan. Air minum bersih wajib tersedia bersama paket makanan.
  • Keamanan pangan dan kebersihan:
    Pengolahan harus sesuai standar HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point), suhu makanan dijaga, waktu distribusi singkat, dan dapur bersertifikat higienis.

Pedoman nasional MBG juga menegaskan bahwa setiap porsi harus memenuhi 30-40% kebutuhan energi harian anak, mengandung protein lengkap, serta memperhatikan variasi menu mingguan untuk mencegah kejenuhan.

Kriteria pemilihan makanan lokal untuk MBG

Agar sesuai dengan prinsip gizi dan keberlanjutan, bahan makanan lokal yang dipilih untuk MBG harus:

  • Padat gizi (nutrient-dense).
  • Tersedia sepanjang tahun atau mudah disimpan.
  • Aman dan mudah diolah.
  • Fleksibel dalam berbagai resep.
  • Memberdayakan petani, nelayan, dan produsen lokal.

Dari hasil analisis pangan lokal Indonesia, berikut enam kategori bahan makanan terbaik untuk program MBG.

1. Tempe dan tahu - sumber protein nabati terbaik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun