Mohon tunggu...
Febry Arisandi
Febry Arisandi Mohon Tunggu... -

Febry Arisandi lahir di pematangsiantar, sumateraUtara. merantau ke semarang, Jawa Tengah. terdaftar sebagai mahasiswa aktif Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang angkatan 2008. aktif di lembaga kemahasiswaan seperti LPM Gema Keadilan FH UNDIP, Kelompok Studi Hukum Islam FH UNDIP, BEM FH UNDIP 2010. febry adalah Sang pemimpi dan pekerja keras

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menjadi Mahasiswa = Menjadi Demonstran, Benarkah?

10 Februari 2011   14:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:43 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mahasiswa atau Mahasiswi adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas, Politeknik, Sekolah tinggi, akademi dan lain-lain.menjadi mahasiswa merupakan sebuah kebanggan tersendiri karena tidak semua orang bisa mendapatkannya atau katakanlah menempuh pendidikan sampai dengan perguruan tinggi.walaupun tidak semua perguruan tinggi itu mahal tetapi citra yang berkembang sudah sedemikian rupa. Menjadi mahasiswa hakekatnya harus ikhlas, harus tabah, harus berjuang, karena kita(mahasiswa) adalah pemimpin indonesia kelak. Menjadi mahasiswa berarti menjadi orang yang di hadapkan dengan berbagai persoalan Hidup. persoalan yang pada umumnyadisikapi adalah persoalan sosial dan politik.rasa tanggung jawab yang tinggi memperjuangkan rakyat , pribadi dan watak yang terbentuk, kritis, idealis bahkan apatis sekalipun, karena hidup ini adalah pilihan.

Demonstrasi ( Aksi) sering kali dijadikan sarana untuk menyampaikan aspirasi baik itu suara rakyat ataupun suara golongan yang sarat kepentingan di dalamnya. beberapa bulan terakhir ini kita dihadapkan dengan banyaknya aksi massa yang turun kejalan menyuarakan kebenaran, keadilan, danpenegakan hukum. Walaupun tidak semua Demonstrasi itu dilakukan dengan anarkis tetap saja patut kita pertanyakan arti sebuah demonstrasi itu. Mahasiswa adalah insan yang cerdas, Insan yang mandiri, insan yang kritis, Insan yang ”Hijau” , kecuali mahasiswa yang sudah mendapatkan doktrin(Partai politik atau elemen-elemen ekstra parlementer). Eep syaifulloh fatah mengatakan banyak aktivis(demonstran) musiman di negara ini. Menarik apa yang dikatakan beliau, karena ada unsur-unsur ketidakpahaman dalam berdemonstrasi (Aksi). Berteriak lantang tanpa makna, tanpa solusi, tanpa etika. Andai saja boleh di tanyakan ke semua peserta demonstrasi, “kamu tau gak lagi Aksi apa? Atau coba kamu jelaskan duduk permasalahan kasus aksi Hari ini(analisis isu) ?, atau coba jelaskan kronologis kejadian isu ini, hingga kamu berani Aksi? ”. Dan yang paling penting, Tanyakan ”menurut kamu solusi terbaiknya apa? Kenapa?. ”

Sudah bisa dijamin tentunya, tipikal mahasiswa ”bebek” tidak akan mampu menjawab pertanyaan ini. Tidak bermaksud mendiskreditkan aktivis mahasiswa yang rajin turun ke jalan. Namun ada baiknya jangan jadi mahasiswa bertipikal ”bebek”. Yang hanya bisa ikut-ikutan saja. Dari pada Cuma berprinsip ”yang penting Aksi, Yang penting turun kejalan, yang penting menyanyikan lagu perjuangan,yang penting masuk Media,yang penting teriak-teriak”. Mending solusinya adalah mahasiswa bertipikal ”bebek” ini tidak usah ikut aksi saja, karena merusak hakekat aksi dan merusak citra aktivis-aktivis yang benar-benar serius dan fokus atas isu yang di aksikan. tanpa mengurangi rasa hormat. Seyogyanya sebelum aksi dilakukan peserta/ partisipan aksi di test terlebih dahulu, atau didik dahulu sebelum aksi, agar memahami Isu, Punya solusi konkrit dan jelas beretika. Salut dan hormatbuat elemen ekstra parlementer yang sudah melakukan(mendidik peserta aksi sebelum aksi).

Isu yang berkembang dewasa iniadalah disorientasi gerakan mahasiswa. Penyebabnya banyak, diantaranya mahasiswa sudah tidak tertarik lagi dengan diskusi-diskusi politik, aksi massa, mengkritisi kebijakan pemerintah baik lokal ataupun internasional, mahasiswa sudah apatis dengan kegiatan-kegiatan kampus, mahasiswa sudah tidak berjiwa organisatoris lagi. Bahkan isu berkembang yang paling menarik adalah pola berpikir mahasiswa sekarang layaknya seorang Pedagang. Alasannya sederhana karena banyak mahasiswa yang mengikuti kegiatan-kegiatan enterprenuership yang menurut mereka lebih menjanjikan masa depan dan kemandirian selama menjadi mahasiswa. Tapi hal ini dianggap tidak merepresentasikan mahasiswa. Suatu pelabelan yang buruk sekali. Apa salahnya menjadi enterpreneuer? Apa menjadi demonstran menjanjikan kemandirian(uang. ”sedikit pragmatis”)? Aneh sekali pemikiran-pemikiran sebagian pihak di lingkaran mahasiswa yang berani memberi label ke mahasiswa lain. Apa Haknya?.

Iklim ilmiah yang semakin meningkat di lingkungan mahasiswa juga dianggap sebagai strategi pemerintah(dalam hal ini Dikti) untuk melemahkan gerakan mahasiswa. Kompetisi LKTI,LKTM,PKM sampai dengan PIMNAS dianggap sebagai alat pelemah gerakan mahasiswa. . Aneh sekali pemikiran-pemikiran seperti ini. Semua mahasiswa yang masih rasional dan logis pasti sepakat jika gerakan mahasiswa bukan hanya Aksi turun kejalan, teriak-terik, bakar ban dan memacetkan lalu lintas. Gerakan mahasiswa bukan hanya diskusi-diskusi politik(NgomPol = Ngobrol Politik), Gerakan Mahasiswa bukan hanya bahasan-bahasan strategi politik. Identifikasi Mahasiswa sebagai insan kritis bukan hanya diaplikasikan lewat Demonstrasi (Aksi), tetapi lebih jauh lagi dengan karya-karya tulis yang lebih sistematis cara berpikirannya, yang lebih ilmiah cara mengkritisi nya, yang lebih elegan cara mencari solusinya.

Gerakan Mahasiswa dewasa ini harus mengikuti perkembangan jaman. Karena”perang” yang dilancarkan negara-negara lain terhadap indonesia sudah lebih jauh, dan lebih kejam dari pada perang fisik. Banyak perang yang dilancarkan, mulai perang intelektual, perang gagasan, perang argumentasi, perang akademik, perang prestasi-prestasi dunia(prestasi mahasiswa di bidang ilmiah, Olahraga, seni dan budaya). Mahsiswa harus berubah. Generasi 1998 dan sebelumnya memberi banyak pelajaran kepada mahasiswa tentang perjuangan mahasiswa. Darah yang tumpah di medan juang itu harus di balas, harus dijawab dengan prestasi-prestasi, karya nyatamahasiswa (pengembangan desa-desa mandiri oleh mahasiswa, pengembangan IPTEK oleh mahasiswa, penelitian ilmiah mahasiswa, usaha mandiri mahasiswa). Turun kejalan adalah pilihan, silahkan turun kejalan setelah ”paham” isu dan masalah.

Pendewasaan dan peningkatan mutu mahasiswa bukan hanya lewat diskusi-diskusi politik, Aksi masa, dan lain-lain. Tetapi bisa lewat kompetisi Bisnis plan, LKTI,LKTM,PIMNAS,PEKSIMINAS, dan pagelaran lomba olahraga mahasiswa. Memberi label kepada mahasiwa yang tidak sepikiran, yang tidak sejalan, yang tidak satu visi dan misi hendaknya bisa dihindarkan. Karena pemberian label apatis, bermental pedagang, tidak organisatoris, perasaan jadi peneliti(sok ilmiah) sangat menciderai Hak-Hak asasi Mahasiswa, menciderai semangat sportifitasmahasiswa, Menciderai semangat juang mahasiswa, dan tentunya menciderai Tri Dahrma Perguruan Tinggi. Akhirnya, Aksi itu banyak kawan:Aksi Mahasiswa sayang lingkungan, Aksi Mahasiswa sayang saudara, Aksi mahasiswa peduli sosial masyarakat , Aksi Mahasiswa cinta dan peduli seni dan budaya indonesia, Aksi Mahasiswa jaya di bidang olahraga , Aksi ilmiah Mahasiswa, Aksi IPTEK mahasiswa, Aksi Mahasiswa sayang dan ingat amanah dari Orang tua sertaRakyat Indonesia. Salam perjuangan Mahasiswa.

Hidup Mahasiswa Indonesia !!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun