Mohon tunggu...
Febriyaman SuryaRizki
Febriyaman SuryaRizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota UNEJ

Failure isn't an option

Selanjutnya

Tutup

Nature

Jakarta Diprediksi Akan Tenggelam Pada Tahun 2050

2 November 2021   17:36 Diperbarui: 9 November 2021   16:59 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menurut pidato presiden Amerika Serikat Joe Biden pada 27 Juli 2021, Jakarta diprediksi akan tenggelam pada tahun 2050, Joe Biden mengatakan hal tersebut berdasarkan data yang didapat dari Badan Antariksa AS atau NASA, meningkatnya suhu secara global yang diakibatkan dari perubahan iklim dan mencairnya lapisan es di kutub Bumi membuat beberapa kota yang berada di pesisir rawan terkena banjir dan meluapnya air laut yang semakin besar.

Hal ini diperparah dengan pemompaan air tanah yang tidak diimbangi oleh beberapa hal, misalnya pembangunan di Jakarta saat ini semakin padat, pembangunan ini membuat  Ruang Terbuka Hijau (RTH) semakin berkurang, meskipun Ruang Terbuka Hijau (RTH) ini sangat membantu untuk menyedot air, namun air yang dikonsumsi dapat digunakan kembali untuk kebutuhan sehari-hari. Bagaimanapun, dengan asumsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) saat ini tidak ada lagi, hal itu akan menciptakan beberapa masalah lingkungan hidup yang nyata, contohnya banjir, air hujan yang seharusnya terserap oleh tanah, karena tidak adanya Ruang Terbuka Hijau maka air hujan tersebut akan menggenang.

Setelah itu, pemompaan air tanah ini dapat membuat penurunan tingginya permukaan tanah jadi berkurang setiap tahunnya, karena pemompaan air tanah yang berlebihan membuat struktur tanah yang awalnya diisi oleh air menjadi kosong, dan membuat permukaan tanah yang di atasnya menjadi turun, turunnya permukaan tanah ini juga disebabkan oleh bangunan bangunan tinggi yang didirikan, bangunan tinggi itu menyebabkan beban di atas tanah sangat berat dan membebani lapisan di bawahnya.

Berdasarkan data dari pusat air tanah dan teknologi kementerian ESDM menunjukkan ada daerah yang terkena dampak dari penurunan permukaan tanah. Diketahui Saat ini daerah yang terkena dampaknya ada di kawasan sekitar Pantai Indah Kapuk (PIK), Penjaringan, Jakarta Utara yang mengalami penurunan muka tanah lebih besar dibandingkan daerah lainnya di Jakarta. Dimana penurunan tertinggi mencapai angka 9,89 cm. Hal ini dikarenakan PIK memiliki jarak yang lebih dekat dengan garis pantai daripada daerah lainnya. Di sisi lain, daerah Gunung Sahari mengalami penurunan muka tanah terkecil dibandingkan daerah lainnya di Jakarta dengan besar 0,62 cm.

Penurunan permukaan tanah juga berdampak pada iklim, namun selain itu berdampak juga pada perekonomian, efek finansial yang ditimbulkan adalah otoritas publik harus mengalokasikan aset dari APBD yang cukup besar untuk mengatasi masalah ini, misalnya rencana pengeluaran untuk banjir DKI Jakarta tahun 2017 anggaran nya  diatas 3 triliun rupiah, seandainya tidak ada masalah banjir, dapat dimanfaatkan untuk tujuan yang lebih berharga. Demikian juga pengaruhnya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pantai, khususnya para pemancing, mereka harus pergi ke laut lebih jauh, hal ini dapat menyebabkan bahan bakar yang digunakan oleh para pemancing untuk pergi ke laut semakin meningkat.

Hal-hal di atas ini dapat kita cegah dengan beberapa solusi, ada dua solusi yang dapat dilakukan, pertama solusi dari diri sendiri dan solusi dari pemerintah.Solusi yang dapat kita dan pemerintah lakukan di antaranya adalah:

Mencegah pemanasan global agar es di kutub Bumi tidak mencair
Untuk mencegah pemanasan global ini, kita dapat melakukan beberapa cara, berikut ini cara caranya: menggunakan energi yang terbarukan, menggunakan moda transportasi umum agar mengurangi emisi karbondioksida atau CO2, hemat energy dan air, melestarikan hutan dan ruang terbuka hijau, melakukan daur ulang.

Pemerintah harus memperketat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) agar pembangunan seperti di Jakarta sesuai peraturan dan bangunan yang didirikan tidak membebani tanah serta mempersempit daerah Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Pemerintah harus memperketat peraturan atau regulasi pengambilan air tanah agar air tanah tetap terjaga kondisinya

Jadi, permasalahan ini bukan hanya tanggung jawab dari pemerintah saja, kita juga harus ikut serta dalam penaggulangan masalah ini, perubahan dapat kita lakukan mulai dari diri kita sendiri, tidak hanya masyarakat Jakarta yang harus melakukan penanggulangan masalah di atas, tetapi semua masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia harus melakukan sebuah rencana untuk menanggulangi perubahan iklim dan global warming.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun