Mohon tunggu...
Fifi Febriani
Fifi Febriani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

introvert | lebih suka menyendiri sambil membaca dan mendengarkan musik | traveling is my hobby | khususnya naik gunung | penyuka berat warna hijau |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cermin Transportasi Umum di Indonesia

19 September 2013   13:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:41 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lagi dan Lagi,,

Bagaimana bisa masyarakat menikmati naik angkutan umum jika banyak dari angkutan umum itu yang bertindak sesuka hati mereka.

Bisa bayangkan, mood kita yang masih bagus banget berangkat kerja/kuliah pagi tiba-tiba dirusak oleh pengemudi angkutan umum yang meminta tarif melebihi tarif standar. Banyak dari masyarakat yang malas untuk berdebat akhirnya membayar juga walau dengan muka masam. Dan tak jarang pula masyarakat yang kekeuh mempertahankan tarif yang berlaku, sampai akhirnya si supir yang pergi. Namun tetap saja harus dengan adu urat dulu yang membuat mood dan semangat pagi kita tiba-tiba hancur.

Belum lagi ulah para pengemudi angkutan umum yang menurunkan penumpang semau mereka jika mereka ingin putar balik. Seperti yang saya alami tadi pagi. Dengan Menaiki K****A 95 jurusan Rawa Bokor. Saya dan penumpang lain sudah membayar sesuai tarif sebesar Rp. 3.000,-. Tapi di tengah perjalanan, setelah ganti supir dan keneknya pun turun, kami di paksa turun di tikungan jalan. Dan si supir hanya beralasan jika dia tetap menempuh jalan lurus, jalan tersebut macet, jadi dia berniat untuk putar arah disana. Otomatis kami para penumpang protes, karena sudah membayar dan rasanya betul-betul tidak ada tanggung jawabnya sama sekali. Dimintai uang juga tidak mau, tapi mobilnya tetap dia putar arah. Mau tidak mau, kami para penumpang yang sebagian bekerja harus turun, karena mengejar jam masuk kantor. Dengan perasaan jengkel, tak sedikit yang mengutuk si supir itu. Entahlah kami berdoasa atau tidak karena tidak bisa menahan amarah. Yang jelas perbuatan supir seperti itu seringkali terjadi bukan hari ini saja.

Saya sering bertanya-tanya dalam hati, "Kapan angkutan umum di Indonesia bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi para penumpangnya?."

Entah kapan akan terwujud angkutan umum seperti di negara-negara maju. Dan entahlah apakah Indonesia bisa mewujudkannya.

Saya yakin Indonesia bisa. hanya saja belum ada kesadaran dari masing-masing pihak untuk  bagaimana caranya supaya angkutan umum itu memberikan kenyamanan bagi semua dan akhirnya diminati masyarakat. Sehingga angkutan umum menjadi alternatif pertama bagi masyarakat untuk berpergian. Dengan begitu dampaknya juga pasti akan sangat besar, kemacetan akan berkurang, dll.

sekian..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun