Mohon tunggu...
febrianfian
febrianfian Mohon Tunggu... founder @ikal.photography @ikal_graduation

saya anak kuliah di universitas islam yang freelance usaha fotografi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tidak Punya Anak, Bolehkah Jadi Alasan Cerai? Refleksi dari Pandangan Hakim di PA Bantul

10 Juni 2025   22:37 Diperbarui: 10 Juni 2025   22:37 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu hal yang saya suka dari skripsi ini adalah keberanian penulis menggali aspek yang tidak populer namun penting. Ia berhasil menampilkan bagaimana hukum Islam---yang sering dianggap kaku---sebenarnya bisa fleksibel dalam merespons realitas.

Namun tentu saja, skripsi ini masih bisa dikembangkan. Misalnya, dengan membandingkan putusan dari lebih banyak daerah, atau menambahkan sudut pandang dari psikologi keluarga. Tapi secara umum, saya menilai skripsi ini bernilai tinggi dan sangat aplikatif.

Rencana Skripsi Saya: Mediasi di KUA, Efektifkah?

Terinspirasi dari pendekatan empirik skripsi ini, saya merencanakan topik skripsi dengan judul:

"Efektivitas Mediasi oleh Kepala KUA dalam Menekan Angka Perceraian di Desa Blimbingan, Kecamatan Colomadu."

Saya ingin mengkaji bagaimana peran mediasi di tingkat akar rumput---yang kadang dianggap formalitas belaka---sebenarnya bisa menjadi benteng awal penyelamat rumah tangga. Apakah kepala KUA hanya menjalankan prosedur, atau benar-benar berperan sebagai penengah?

Saya memilih desa Blimbingan karena saya tinggal di wilayah tersebut dan melihat langsung bagaimana perceraian meningkat dari tahun ke tahun. Dengan wawancara, observasi, dan studi dokumen, saya berharap skripsi saya nanti bisa bermanfaat langsung untuk masyarakat lokal dan memberi rekomendasi kebijakan berbasis data.

Penutup

Menelaah skripsi tentang perceraian karena tidak memiliki anak membuka mata saya bahwa hukum bukan hanya soal pasal dan ayat, tetapi juga soal kepekaan terhadap realitas manusia. Hakim, dalam banyak kasus, menjadi penentu bagaimana teks hukum ditafsirkan dengan mempertimbangkan sisi kemanusiaan.

Saya percaya, sebagai mahasiswa Hukum Keluarga Islam, kita tidak hanya bertugas memahami hukum, tapi juga membumikan keadilan agar bisa menjawab kebutuhan zaman dan masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun