Mohon tunggu...
febriana putri
febriana putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas AIrlangga

Mahasiswa Ekonomi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama

Presidensi Indonesia pada G20, Apa Pengaruhnya Bagi Perekonomian?

25 Juni 2022   15:15 Diperbarui: 25 Juni 2022   15:35 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

          Pada tahun 2021, terhitung sejak akhir KTT Roma pada 30-31 Oktober 2021 Indonesia resmi memegang penuh Presidensi atas forum multilateral G20. Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam Group of Twenty atau G20. G20 merupakan forum informal multilateral yang merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Forum yang berdiri sejak 1999 ini mewakili 19 negara utama dan 1 Uni Eropa. G20 pada mulanya adalah forum yang mempertemukan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Tahun 2008 terjadi perubahan dimana forum ini dihadiri oleh para kepala negara dalam KTT dan pada 2010 membentuk pembahasan mengenai sektor pembangunan yang terdiri dari Finance Track dan Sherpa Track. Sherpa Track sendiri diambil dari istilah Sherpa yang berarti pemandu di Pegunungan Himalaya, yang menggambarkan Sherpa G20 memandu jalan menuju summit (KTT).

            G20 sendiri telah memberikan peran nyata dalam membantu menangani permasalahan krisis keuangan global pada 2008 dengan menginisiasi paket stimulus fiskal dan moneter yang terkoordinasi, dalam skala sangat besar. G20 dianggap telah membantu dunia kembali ke jalur pertumbuhan, serta mendorong beberapa reformasi penting di bidang finansial. Selain permasalahan krisis ekonomi global pada 2008, G20 juga telah memacu OECD untuk mendorong pertukaran informasi terkait pajak. G20 juga berkontribusi dalam penanganan pandemi Covid-19 seperti adanya penangguhan pembayaran hutang luar negeri untuk negara berpenghasilan rendah, injeksi penanganan Covid-19 sebanyak lebih dari 5 Triliun USD, penurunan/penghapusan bea dan pajak impor, bea untuk vaksin, hingga alat-alat medis dan obat-obatan.

            Dalam presidensinya kali ini, Indonesia mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger” dengan harapan Indonesia dapat mengajak seluruh dunia untuk saling mendukung untuk pulih bersama pasca pandemi yang inklusif serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

            Lantas, apa saja dampak dari presidensi Indonesia pada G20 terhadap sektor perekonomian? Melalui laporan pada laman Kementerian Keuangan Indonesia, terdapat banyak manfaat bagi Indonesia dari adanya pembahasan Finance Track dan Sherpa Track pada forum ini. Beberapa manfaat itu diantaranya :

  • Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, gelaran G20 akan menciptakan kontribusi sebesar US$ 533 juta atau sekitar Rp7,4 triliun pada PDB Indonesia.
  • Peningkatan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun.
  • Dari sisi pariwisata, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menyebut gelaran G20 akan berkontribusi terhadap proyeksi peningkatan wisatawan mancanegara hingga 1,8 juta – 3,6 juta dan juga 600 ribu – 700 ribu lapangan kerja baru ditopang kinerja bagus sektor kuliner, fashion, dan kriya.
  • Rangkaian kegiatan G20 di Indonesia akan melibatkan UMKM dan menyerap tenaga kerja sekitar 33.000 orang.
  • Menurut Menteri Koperasi dan UMK, Teten Masduki, Presidensi G20 juga akan mendorong investasi pada UMKM dalam negeri, mengingat saat ini 80% investor global berasal dari negara-negara G20. Momentum menunjukkan keberhasilan reformasi struktural, antara lain dengan UU Cipta Kerja, untuk meningkatkan kepercayaan investor global.
  • Indonesia akan berperan dalam mendesain kebijakan pemulihan ekonomi dunia. Bila perekonomian dunia membaik, maka kita akan menerima dampak positifnya, salah satunya ekspor yang akan tumbuh tinggi.
  • Pemulihan ekonomi dunia dan domestik juga akan meningkatkan konsumsi masyarakat, peningkatan investasi dan kegiatan ekspor-impor yang tumbuh pesat. Dampaknya, penerimaan pajak tumbuh lebih dari 18 persen, penerimaan bea cukai tumbuh lebih dari 24 persen, dan penerimaan PNPB tumbuh lebih dari 23 persen.

Kolaborasi seluruh anggota G20 dalam usaha memulihkan perekonomian global telah dilaksanakan salah satunya dalam pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Pertemuan bertajuk Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) pada 17-18 Februari 2022 yang membahas 6 (enam) isu prioritas dan strategi agar dunia dapat lekas pulih dari dampak Pandemi Covid-19. Isu Prioritas tersebut terdiri atas ekonomi dan kesehatan dunia, arsitektur keuangan internasional, isu sektor keuangan, keuangan berkelanjutan, infrastruktur, dan perpajakan internasional. Pertemuan FMCBG tersebut telah menghasilkan communique yang menunjukkan komitmen dari seluruh anggota G20 dan dampak pemulihan perekonomian yang nyata bagi Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun