Mohon tunggu...
Febe Liana
Febe Liana Mohon Tunggu... Arsitek - Architect

With 25 years of experience as a designer, Vb has transformed her design approach to emphasize reflecting the owner rather than the designer. Pursuing a Master's degree in Philosophy introduced her to the thoughts of Martin Heidegger, which significantly influenced her recent design outcomes. Her passion for heritage buildings and sketching led her to establish "Heritage and Sketch," a sketching community that fosters a lighter and more engaging approach to preservation and architectural history.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menggali Esensi Arsitektur: Kritik Heidegger terhadap Kesadaran Tempat

10 Mei 2024   20:55 Diperbarui: 10 Mei 2024   21:58 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Martin Heidegger, seorang filsuf Jerman yang kontroversial, tidak hanya mengeksploitasi konsep-konsep filsafat yang rumit, tetapi juga menyoroti hubungan antara manusia dengan alam sekitarnya.  Dalam perkembangan dunia arsitektur yang serba cepat dan berorientasi pada kemajuan teknologi ini, Heidegger, mengajukan sebuah pernyataan yang membingungkan namun berdampak serta mendapatkan sorotan yang menarik. "If only you can dwell then you can build". Heidegger menggarisbawahi pentingnya pengalaman manusia dalam merancang ruang, sekaligus menantang cara kita memahami arsitektur dan memicu pemikiran kritis terhadap peran manusia dalam menciptakan lingkungan binaan mereka.

Heidegger, dalam konteks arsitektur, menyoroti pentingnya sebelum membangun, manusia harus benar-benar 'tinggal' atau 'menetap' dalam suatu tempat. Ini bukan hanya tentang keberadaan fisik, tetapi juga tentang kesadaran dan keterhubungan yang mendalam dengan lingkungan sekitarnya. Baginya, tinggal bukanlah sekadar berada di suatu tempat, tetapi lebih kepada perasaan kehadiran dan keterikatan yang mendalam dengan tempat tersebut. Dalam konteks arsitektur modern, di mana inovasi dan efisiensi sering menjadi fokus utama, pemahaman ini menjadi semakin penting.

Dalam pandangannya, banyak dari kita yang terburu-buru untuk membangun tanpa benar-benar memahami tempat dimana kita tinggal. Arsitektur modern sering kali terpesona oleh keinginan untuk inovasi dan efisiensi, mengabaikan hakikat kedalaman pengalaman manusia dengan lingkungannya. Dalam arsitektur kontemporer yang cenderung menciptakan struktur yang menonjol secara visual atau efisiensi dari segi fungsional seringkali terjadi pengabaian terhadap konteks historis, budaya, dan lingkungan fisik tempat di mana bangunan akan didirikan. Cenderung mengarah kepada penghilangan keterkaitan atau kontak dengan akar-akar, seringkali kehilangan esensi dan koneksi dengan manusia.

Dengan memperhatikan penyataan ini, arsitek dihadapkan pada tantangan untuk lebih mempertimbangkan dan memahami kedalaman manusia dalam merasakan ruang. Sebaiknya memperhatikan konteks histori, budaya dan lingkungan fisik dari tempat di mana bangunan akan didirikan, melampaui aspek praktis, fungsi dan estetika tetapi juga bagaimana cara manusia akan berinteraksi dalam bangunan tersebut sehari-harinya, bagaimana manusia "meruang dalam ruang'.

Heidegger menekankan pentingnya keberlanjutan dalam pembangunan. Dengan memperhatikan hubungan manusia dengan alam, arsitek dapat merancang bangunan yang tidak hanya nyaman bagi penghuninya, tetapi juga berkelanjutan bagi lingkungan sekitarnya.

Pernyataan yang mungkin tampak sederhana ini, dampaknya pada dunia arsitektur modern sangatlah signifikan. Ini bukan hanya tentang membangun struktur fisik, tetapi juga tentang membangun koneksi yang berarti antara manusia dan lingkungan tempat mereka tinggal. Dengan itu, kita diingatkan bahwa esensi sejati dari arsitektur terletak dalam pemahaman yang mendalam tentang tempat dan hubungan manusia dengan dunia di sekitarnya.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun