Mohon tunggu...
FEA
FEA Mohon Tunggu... Ners -

orang pintar hanya dapat dikalahkan oleh orng bodoh yang pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Upaya Penanganan Dan Perilaku Pasien Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

2 April 2015   10:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:38 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

àUpaya Penangan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

Pelayananyangdilakukandipuskesmasadalahpelayanankesehatanprimeryaitupelayanan kesehatan yang terjangkau, murah, mudah, praktis, dan sesuai dengan standar dasarupaya pengobatan di puskesmas. Pada dasarnyapelayananyang dilaksanakan di puskesmasadalahlebihbanyakbersifatpromotifdanpreventifyaitu mencegahterjadinyakomplikasiyanglebih berat, dan kegiatan promotif yangjuga berguna untuk merubah pola hidup bersihdan sehat(Suyono dkk, 2011).

Edukasi gizi yang seharusnya dijelaskan kepada pasien yaitu mengenai pengertian dari penyakit DM (khususnya bagi pasien baru),faktor risiko DM, dan komplikasi penyakit DM.Berdasarkanhasil pengematan,tidak adarespondenyang pernah mendapatkan edukasi DM dari petugas kesehatan baik pasien baru ataupun pasien lama.

Perencanaan makanyangseharusnya dijelaskan kepada pasien penderita DM meliputi tepatjumlahkalori,tepatjenisbahan makanandantepatjadwal makan. Berdasarkanhasil pengamatanpeneliti,dariketigahaltersebut,hanya5responden(15,6%)yangpernah mendapatkanpenjelasan mengenaijadwal makandanjenisbahanyangdianjurkan/dibatasi. Sebanyak27responden(84,4%)mendapatkanpenjelasan mengenaijenis/bahanmakanan yangdianjurkanataudibatasi.Sedangkanmengenaitepatjumlahkaloritidakpernah dijelaskan. Aktivitasfisikyangseharusnya dijelaskan kepada pasien penderita DM meliputi jenis aktivitasfisik, manfaat aktivitasfisik,frekuensi dan durasi aktivitasfisik. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dari ketigahaltersebut,sebanyak 2responden(6,25%) mendapat penjelasanyangcukup,sebanyak17responden(53,1%) mendapatkanpenjelasan mengenai jenisdandurasiaktivitasDM,dansebanyak2responden(6,25%)hanyamendapatkan penjelasan mengenaijenis aktivitas DM. Untuk penjelasan mengenai obat, seluruh responden mendapatkan penjelasan yang cukup.

Berdasarkanhasilpengamatanpeneliti,pasienyangdatangtersebutbukankarena merekatidak mau mendapatkanpenyuluhan/konsultasigiziakantetapiadanyaketerbatasan waktu.Halinidisebabkanjumlahtenagakesehatanyangsedikittidaksebandingdengan jumlah pasien yang banyak datang berobat ke puskesmas setiap harinya. Di Puskesmas Bara-Barayaterdapat2dokter(termasukkepalapuskesmas). Setiaphari,terdapat2dokteryang menangani pasien di poli. Sedangkan 2 dokter lainnya bertugas untuk turun ke lapangan untuk menangani pasien di pustu (puskesmas pembantu). Di Puskesmas Bara-Baraya terdapat POZI (Pojok gizi), namun pelayananini hanya diperuntukkan bagi bayi, balita, danibu hamil.Ini dikarenakanketerbatasanTPG(Tenagapekerjagizi)yaitu2orang.Selainitu,TPGini mempunyaitugas yang merangkap, yaituselain melayani di POZI,jugaturun ke posyandu-posyandu untuk memantau situasi gizi di masyarakat, menganalisa, serta mengintervensijika erdapat kasus gizi buruk.

Halini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita(2010) tentang gambaran karakteristikdanpenatalaksanaanpasiendiabetesmelitusrawatjalandiPuskesmas Balangnipa Kab. Sinjaitahun 2010 yang menunjukkan hasil bahwaseluruhrespondentidak pernahmendapatkan penyuluhan/konsultasi gizi mengenai penyakit Diabetes Mellitus yang disebabkansistemalurpengobatandipuskesmastersebuttidakadapelayanan penyuluhan/konsultasisetelahpasiendiperiksaolehdokter,sertakarenakurangnyatenaga ahligizidimanapetugasgizidipuskesmastersebutjugadisibukkandengankegiatan lapangan.

àPengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

Berdasarkanhasilpenelitiandiperolehbahwapengetahuanrespondenmengenai diabetes mellitus masihsangat kurang. Daritotal 32responden, hanya 9responden(28,1%) yang memilikipengetahuanyangcukup mengenaidiabetes mellitus. Darihasil wawancara, sebagianrespondenyangmemilikipengetahuancukupmengatakanbahwainformasiDM didapatkan dari poster yang dipajang di puskesmas,televisi, surat kabar, majalah atau orang lain.Banyaknyarespondenyangmemilikipengetahuankurangdisebabkankurangnya informasiataupengetahuanmengenaidiabetesmellitusyangjugadisebabkanolehupaya penanganan DMdipuskesmasyang merupakansatu-satunyatempatberobatpasien DMdi wilayah Puskesmas Bara-Baraya tidak terlaksana dengan maksimal.

Minimnya waktu kontak pasien dengan petugas kesehatan yang ada maka pasien perlu didampingiagardapatmenanganipenyakitnyadenganbaikdandiperlukantenaga-tenaga terampilyangdapatmeluangkanwaktunyauntukmendampingipasiendiabetes(Hadju, 2005).

Semakintinggipendidikanmakaiaakanmudahmenerimadanmenyesuaikandiri denganhal-halyangbarudanseseorangdengansumberinformasiyanglebihbanyakakan mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Jazilah dkk, 2003).

àSikap Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

Hasilpenelitianmenunjukkanbahwasikaprespondenmengenaidiabetesmellitus dengankategorinegatiflebihbanyak(59,4%)daripadarespondenyangmemilikisikap positif. Perilakuyangnampakterhadapsuatu obyektertentusetidaknyabisa diramalkan melaluisikapyangdiungkapkanolehseseorang.Dalamartibahwasikapseseorangbisa menentukantindakandanperilakunya.Namundemikian,adajugapenelitianyangmenemukanbahwatidakadahubunganyangsignifikanantarasikapdanperilaku.Atau dengan kata lain, sikap tidak selamanya menentukan perilaku yang timbul(Suratin, 2010).

àPerilaku Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

Hasilpenelitianinimenunjukkanbahwahanya29,1%respondenpatuhdalam

mengkonsumsijumlah kalori, sedangkan 78,1% responden tidak patuh dalam mengkonsumsi jumlahkaloriyangsesuaidengankebutuhannya.Ketidakpatuhaniniterjadidisebabkan karenakurangnyapengetahuanataubelumpernahmendapatkanpenyuluhan/edukasi mengenaijumlahkebutuhankaloriyangdibutuhkan. Ketidakpatuhaniniterjadidisebabkan karenamerekabelumpernahmendapatkanpenyuluhanmengenaijumlahkaloriyang seharusnya merekakonsumsisesuaidengankebutuhan mereka.seluruhresponden(100%) tidak ada yang patuh jadwal sesuai dengan yang dianjurkan untuk penderita DM.


MakananyangharusdihindariolehseorangpenderitaDMadalahsegalamacam makanan yang mengandung gula murni, yaitu gula pasir, gula jawa, gula batu, permen, coklat manis,selai, kue-kue manis,roti manis, kuetar, es krim, minumanringan(soft drink), susu kentalmanisdanberbagaijenisbuahsepertisawo, mangga,jeruk,rambutan,durian,dan manggis. Buah-buahan yang manisini seringkali mengacaukan perawatan dan harus dilarang diberikan kepada diabetisi,boleh dimakantapi dalamjumlah yangsedikit dansesekalisaja(Husain dkk, 2010).

Hasil penelitianini menunjukkan bahwa 31,2% responden patuh dalam mengkonsumsi jenis makanan dan 68,8% tidak patuh terhadap jenis bahan makanan yang dianjurkan. Hal ini dipengaruhikarenabeberaparespondensudahsedikitbanyakmengetahuitentangjenis makanan yang harus dihindari atau dibatasi. Sedangkan pada responden yang tidak patuh, dari wawancaradenganrespondendiketahuibahwamerekatidakdapatmenghindariatau menahan nafsu makan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang manis-manis atau makanan yang mengandung gula karena mereka senang mengkonsumsi makanan yang manis.

Banyaknyarespondenyangtidakpatuhinicukupberasalankarenakurangnya pengetahuanmengenaiaktivitasfisikyangdianjurkanbagipenderitaDM.Sebagian responden memiliki pengetahuan mengenai aktivitas fisik apa saja yang dapat dilakukan oleh penderita DM dimanainformasitersebut didapat darileaflet, surat kabar, maupun dari orang lain yang juga menderita DM.

Sepertipengaturanpolamakan,melakukanlatihanjasmani(physicalexercise)juga sering menjadikendalabagipenyandang DM. Halinitersebutkarenapenyandangdiabetes sering merasatidak memiliki waktu untuk melakukanlatihanjasmani, waktunya habis untuk kegiatansehari-harisepertibekerjadikantorataumengurusrumahtangga(Asdie& Susetyowati, 2005)

Yang sering menjadi kendala adalah adanya anggapan yang salah, bahwa apabila sudah “berkeringat”(mengeluarkankeringatsaatmelakukansuatuaktivitas)sudahdianggap melakukanlatihanjasmani.Untukitulahpasienperludimotivasiagarmaudanmampu melakukan aktivitas fisik yang sesuai bagi penyandang DM (Puji dkk, 2007).

Diketahuibahwa derajat kepatuhan penderita beragam antaralain dikatakantapitidak didengar, didengar tapi tidak diterima, diterima tapi tidak dilaksanakan, dan dilaksanakan tapi tidakkontinyu. Makauntukmeningkatkankepatuhanpasien,perluadanyadukungandari keluarga dan lingkungan, keyakinan terhadap kesehatan, serta tujuan yang sama antara pasien dan dokternya (Sukardji, 2006).

Respondenyangpatuh minumobatdengankadarguladarahterkontrolyaitu43,8%, sedangkan yangtidak patuh minum obat dengan glukosa darahtidakterkontrol yaitu 56,2%. Kepatuhan ini sangat terkait erat dengan kedisiplinan responden dalam menjaga kesehatannya agartidakmenjadisemakinburuk.Kepatuhanrespondendalampenelitianinijugaterkait dengankesibukanresponden. Kesibukankarena pekerjaanatauhal-halyanglainseringkali membuat merekalupaatauterlambat untuk mengkonsumsi obatyangtelah diresepkan oleh dokter.

Jenis obat yang diberikan kepada pasien penderita DM di Puskesmas Bara-Baraya yaitu Glibenclamidedan Metformin.Metforminadalahzatantihiperglikemikoralgolongan biguanid untuk penderita diabetes militustanpa ketergantunganterhadapinsulin. Mekanisme kerjametforminyangtepattidakjelas,walaupundemikianmetformindapatmemperbaiki sensitivitashepatikdanperiferalterhadapinsulintanpamenstimulasisekresiinsulinserta menurunka absorpsi glukosa dari saluran lambung-usus. Metformin hanya mengurangi kadar glukosadarahdalamkeadaanhiperglikemiasertatidakmenyebabkanhipoglikemiabiladiberikansebagaiobattunggal.Metformintidakmenyebabkanpertambahanberatbadan bahkan cendrung dapat menyebabkan kehilangan berat badan (Wijayakusuma, 2008).

Dukungandilingkunganmasyarakatterdekat(tetangga)sangatdiperlukandalam rangkaterapi(agar penderita dapat hidup normal dan bergaul), sangat ditentukan oleh sikap keluarga, khususnya oleh orangtua (pada kasus anak dan remaja) atau oleh pasangan(untuk yangsudahberkeluarga). Banyakpenderitayangtidakdisiplinkarena merasadirinyabaik- baiksaja,padahalsewaktu-waktupenderitaDMjikatidakdisiplinbisamematikan. UmumnyapenderitaDMmengetahuidirinyamengidapDiabetesMellitussetelahterjadi komplikasi pada penyakitnya (Kaluku, 2012).

àGlukosa Darah Terkontrol

Pada hasil penelitianini, didapatkanlebih banyaknyarespoden yang memiliki glukosa darahtidakterkontrol(56,2%)daripadayangterkontrol(43,8%).Jikadilihat,banyaknya respondenyang memilikiglukosadarahtidakterkontrolinipadaawalnyadisebabkanoleh upaya penanganan DM di puskesmas yang masih kurang, yang berakibat terhadap kurangnya pengetahuan,sikap,dantindakan(kepatuhandiet,kepatuhanaktivitasfisik,dankepatuhan minum obat). Diketahui bahwa derajat kepatuhan penderita beragam antara lain dikatakan tapi tidakdidengar,didengartapitidakditerima,diterimatapitidakdilaksanakan,dan dilaksanakantapitidak kontinyu. Maka untuk meningkatkan kepatuhan pasien, perlu adanya dukungandarikeluargadanlingkungan,keyakinanterhadapkesehatan,sertatujuanyang sama antara pasien dan dokternya.

http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/5492

by:

1.Ismi Irfiyanti Fachruddin

2.Citrakesumasari

3.Sri’ah Alharini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun