Mohon tunggu...
Hari Muhammad Fazri
Hari Muhammad Fazri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa Universitas Pendidikan Indonesia 2018

Peserta KKN Tematik UPI MDBPE-MBKM 2021

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kendala Guru SDN 7 Paminggir dalam Menghadapi Siswa yang Tidak Bisa Mengikuti Pembelajaran Daring

28 Juli 2021   23:02 Diperbarui: 7 Agustus 2021   18:26 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Terhitung dari April 2020, Pemerintah Indonesia sampai saat ini masih tetap mengeluarkan kebijakan pembelajaran daring sebagai upaya pencegahan adanya transmisi penyebaran COVID-19 di sekolah terutama di ruang kelas. Maka dari itu, kebijakan ini membuat adanya pembatasan sosial dan pengenyampingan sistem pembelajaran tatap muka dan sementara akan digantikan dengan pembelajaran daring lewat beberapa platform digital yang telah dipilih oleh pihak guru dan masing-masing sekolah. Pengambilan kebijakan yang tentunya membawa wajah baru bagi pendidikan Indonesia ini tentunya masih terdapat banyak kendala dalam pelaksanaannya, misalnya terdapat siswa yang tidak mempunyai handphone sebagai alat utama dalam melakukan pembelajaran daring yang menyebabkan kegiatan belajar mengajar di rumah pun terkendala.

SDN 7 Paminggir Kabupaten Garut merupakan sekolah yang mengalami kendala tersebut. Ratna, guru kelas 4 mengatakan siswanya kebanyakan datang dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah kebawah. Hanya sedikit dari siswa secara pribadi yang memiliki handphone atau teknologi untuk mengikuti pembelajaran daring. Tetapi, untuk orang tua siswanya rata-rata sudah memiliki handphone. Jadi untuk mengikuti pembelajaran daring siswa bisa meminjam handphone orang tuanya.

“Meskipun sekolah ini berada di sekitar tengah kota, ya kebanyakan orang tua siswanya kerja sebagai pedagang. Tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa mereka (orang tua siswa) juga mempunyai handphone. Jadi penggunaannya bergilir lah dengan siswa waktu daring ” ujarnya, Senin (26/7).

Ratna juga mengalami kendala lainnya yaitu permasalahan internal keluarga orang tua siswa yang berdampak pada anak. Hal tersebut merupakan masalah besar yang dihadapi oleh Ratna karena permasalahan itu hanya bisa diatasi oleh keluarga orang tua siswanya itu sendiri dan tidak boleh mengaitkan pihak luar baik itu guru, kepala sekolah, dan warga SDN 7 Paminggir. Untungnya, siswa tersebut masih satu saudara dengan Ratna dan sekarang tinggal dengan uwanya jadi masih bisa mengikuti pembelajaran meskipun hanya sebatas memberi tahunya saja dengan datang kerumah tempat tinggal siswa tersebut.

Solusi untuk menghadapi kendala tersebut, Ratna melakukan kunjungan ke rumah siswa yang memiliki kendala saat melakukan pembelajaran daring untuk mendampingi siswanya dalam pembelajaran. Apabila tidak melakukan hal tersebut, biasanya Ratna juga berkomunikasi kepada orang tua siswa perihal pendampingan orang tua pada saat pembelajaran daring.

Seorang guru pastinya harus bisa memperjuangkan anak didiknya di sekolah agar tetap bisa melakukan pembelajaran seperti yang dilakukan oleh Ratna sebagai guru sekolah yang harus mendidik siswanya meskipun banyak terkendala dalam masalah handphone atau alat komunikasi lainnya yang dapat menunjang pada saat pembelajaran daring. Untungnya, sebagian besar siswa masih bisa tetap melaksanakan pembelajaran daring dengan cukup baik dengan didampingi oleh orang tua siswa dengan memanfaatkan Group Chat pada aplikasi Whatsapp dan media Youtube sebagai sumber pembelajarannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun