Malam itu, hujan deras mengguyur tanah terpencil tempat terletaknya rumah tua yang telah lama ditinggalkan. Beberapa orang desa mengatakan rumah itu dihantui, dan cerita mencekam tentang kejadian aneh telah mengelilingi desa selama bertahun-tahun.
Rumah itu tampak seperti bangunan zaman kolonial yang sudah lapuk oleh waktu. Pintunya berderit ketika ditiup angin, memberikan kesan seolah rumah itu memiliki jiwa sendiri. Seorang penduduk desa bernama Maria berani mencoba memasuki rumah itu pada malam itu.
Setibanya di dalam, Maria merasa udara menjadi tegang dan gelap seolah memeluknya erat. Kipas angin berputar lambat, menghasilkan suara yang menciptakan suasana yang mencekam. Dalam keheningan, Maria mendengar langkah-langkah yang tidak tampak mengikuti setiap langkahnya.
Dia mencapai lantai atas, dan di salah satu kamar, Maria melihat bayangan pucat yang terlihat seperti perempuan dengan gaun putih. Matanya memancarkan kegelapan yang menakutkan. Maria terpaku, tak bisa bergerak. Bayangan itu mendekat dengan gerakan lambat yang membuat bulu kuduknya merinding.
Tiba-tiba, bayangan itu menghilang, meninggalkan Maria dalam kebingungan dan ketakutan. Suasana semakin mencekam saat Maria mendengar suara langkah cepat yang mendekatinya dari belakang. Dengan berani, dia berbalik, hanya untuk menemukan pintu yang tadi terbuka kini tertutup rapat.
Ketika Maria mencoba membuka pintu, suara tawa aneh menggema di sekitarnya. Dia merasa seolah-olah rumah itu hidup, menyimpan rahasia mengerikan dari masa lalu. Dalam ketakutan, Maria berlari keluar, meninggalkan rumah tua yang terus menyimpan misteri di balik dinding-dindingnya.
Hingga kini, warga desa masih menyebut rumah tua itu sebagai tempat yang diliputi misteri. Beberapa bahkan bersumpah tidak akan melangkah kaki ke sana pada malam hari. Kisah angker rumah tua itu terus berkembang, menjadi bagian tak terpisahkan dari malam yang menakutkan di desa terpencil itu.
