Mohon tunggu...
Fawwaz Ibrahim
Fawwaz Ibrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis Pendidikan

Belajar untuk menulis kembali

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Berbuka Puasa Tempat Bertemu antara Tuhan dan Hamba

12 Juni 2018   19:52 Diperbarui: 12 Juni 2018   19:56 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pri | Ilustrasi Waktu Senja

Yang dirindukan saat bulan Ramadan? Buaaanyaakk, bahkan sebelum Ramadan tahun ini berakhir saya sudah merindukan Ramadan tahun depan.

Ramadan bagi saya tidak hanya memperbaiki kualitas ibadah, tapi lebih dari itu. Kejadian yang terjadi saat Ramadan selalu diluar dugaan dan diluar nalar. Kalau direnungkan, kita pasti pernah mengalami hal tersebut di bulan Ramadan.

Entah disebut mukjizat, berkah atau apapun itu hanya Allah yang tahu semua rahasia alam semesta.

Mungkin kita mulai dari hal sederhana yang kita rindukan saat Ramadan. Di mulai dari merindukan merdunya adzan Maghrib.

Hahahahha ini mah lelucon recehan, sebenarnya bukan kangen adzan maghribnya tapi lebih kangen sama teh manis hangat, kolak dan gorengan yang sudah nampang di depan mata.

Kalau waktu berbukanya digeser ke adzan Isya, pasti suara adzan maghrib tidak akan dirindukan kembali.

Yang saya rindukan bulan Ramadan adalah buka puasa bersama di masjid yang berada jauh dari kediaman kita. Saya beberapa kaki berbuka bersama di masjid dan kebetulan pengurus masjidnya menyediakan takjil dan makanan berbuka puasa.

Entah kenapa, makanan sederhana berbuka puasa itu terasa sangat nikmat. Isinya hanya nasi putih, telor rebus sambel goreng dan tahu.

Maaf kalau saya bilang hanya, karena di hari biasa saat saya makan di warung nasi, komposisi menu diatas akan jadi pilihan terakhir. Minimal saya pesan telor cepok plus terong balado.

Kebersamaan jamaah yang tidak saling kenal juga saya rindukan. Kalau di hari biasa, para jamaah seakan saling acuh, tapi di bulan Ramadan sangat terasa kedekatannya.

Saling memberi salam dengan senyum, menawarkan takjil berbuka yang sudah dipersiapkan dari rumah. Sampai saling berbagi alas shalat.

Pernah saya melihat, seorang bapak tua dengan rambut yang mulai menipis terlihat sibuk menawarkan kurma di atas commuterline yang sedang berjalan.

Suasa berbuka yang awalnya canggung, berhasil dicairkan oleh kurma dalam wadah plastik yang dibawa si bapak tua.

Saya hanya melihat dari kejauhan sambil tersenyum, dan membatin. "Indahnya Ramadan".

Tapi kalau boleh jujur, tidak semua merindukan bulan Ramadan. Setidaknya itu yang saya dengar dari seorang ustadz.

Suatu waktu, ustadz ini sedang memberikan tausyiah di hadapan puluhan anak SD yang sedang pesantren kilat di sekolahnya.

Isi Tausyiahnya tentang Ramadan yang dirindukan. Di tengah ceramahnya, sang ustadz berucap.

"Satu minggu lagi Ramadan akan berakhir..".

Tiba-tiba di jawab dengan sangat kompak oleh anak-anak itu.

"Alhamdulillaaaahhhhh.....!!"

Sontak sang ustadz tersenyum geli. Maksud hati ingin memberikan nuansa kerinduaan Ramadan, ehhh malah anak-anak tesebut terkesan bahagia Ramadan sebentar lagi berakhir.

Namun dari pelbagai kisah yang telah dipaparkan tersebut, sebenarnya makna akan berbuka puasa jadi hal yang begitu indah dan menarik.

Setidaknya keindahan saat berbuka puasa, dihadirkan oleh salah seorang tokoh Muslim ternama, yaitu Ibn Arabi. Ia adalah seorang filosof, ilmuwan dan sufi. Boleh jadi tidak terlalu banyak yang mengetahui, akan tetapi beliau adalah salah seorang sufi yang memberikan sudut pandang menarik tentang buka puasa.

Ibn Arabi menyatakan bahwa, berbuka puasa adalah kegiatan bagaimana seorang hamba bertemu dengan Tuhan. Bagi Ibn Arabi puasa yang dilakukan hamba, adalah kegiatan hamba untuk menyerupai Tuhan. Akan tetapi, pada saat berbuka hamba hadir sebagai diri yang terbatas pada materi dan butuh akan makan.

Pada waktu berbuka puasa tersebutlah, kenikmatan tersendiri dan kebahagiaan hadir, boleh jadi pada waktu tersebut kita bertemu dengan Tuhan dan begitu dekat dengan-Nya.

Disadari atau tidak, kerinduan berbuka puasa, boleh jadi sebagai bentuk kerinduan hamba bertemu dengan Tuhan, pada sebuah kegiatan yang dipandang manusia sangat sederhana.

Boleh jadi, memang itu yang saya rindukan. Saat seorang hamba bertemu dengan Tuhan, kala berbuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun