Mohon tunggu...
Fawaid Abror
Fawaid Abror Mohon Tunggu... 24107030131

bulshit

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

suruh putih hidup sentausa tanpa kekerasan

14 Mei 2025   02:14 Diperbarui: 14 Mei 2025   02:14 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto kekerasan terhadap wanita

Seringkali kita menemukan kekerasan yang sepertinya sudah biasa terjadi di kalangan kaum metropolitan juga yang mulai terjadi dan menyebar ke ranah yang lebih rendah dan merata. Repotnya adalah ketika hal yang akan disebutkan ini nanti semakin menyebar dan menjadi kebiasaan umum. Dampak buruknya akan mengarah pada jalannya pendidikan yang sangat sulit sekali diperbaiki. Kita sebut saja kejadian ini sebagai penyakit yang seringkali mengeram dalam kepribadian seseorang.

Kekerasan menurut KBBI adalah perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain, paksaan, Ini yang menjadi salah satu gara-gara atau sebab-musebab terjadinya ketimpangan kehidupan.

Banyak sekali kita mendengar atau bahkan mengetahui sendiri tragedi-tragedi kekerasan yang terjadi di sekitar kita. Dan bagaimanakah kita selaku orang yang tidak setuju dengan adanya kekerasan harus bertindak? Tentu kita perlu melihat apa dampak yang terjadi saat kehidupan dijalani dengan kekerasan dan paksaan. Semua pasti berjalan dengan tekanan di hati, keterpaksaan dalam bertindak, ketidakleluasaan dalam hidup. Itu semua akan terjadi apabila hidup ini kita jalani dengan irama kekerasan.

Tapi bagaimana dengan kekerasan seksual? Akhir-akhir ini terjadi khabar yang booming dibahas, kekerasan seksual yang masih kerap kali terjadi, baik itu dalam lapisan yang besar hingga pada titik terkecil yang sebelumnya kita anggap tidak akan ikut tersentuh, pada akhirnya hal itu juga turut menjadi permasalahan yang patut kita pikir bersama. Pertama kita perlu mengorganisir terlebih dahulu orang-orang yang seringkali mengambil peran dalam kekerasan atau juga kekerasan seksual. Pastinya ini terbentuk dari pribadi seseorang yang ditempa oleh kekerasan pula. Karena jika pribadi ditempa oleh Kekerasan, maka pribadi kita akan menampakkan hal yang sama. Itu yang menjadi persoalannya. Seorang tidak akan tiba-tiba melakukan kekerasan atau juga kekerasan seksual sebelum pelaku pernah melakukannya atau pernah menjadi korbannya.

Yang lagi-lagi perlu disoal adalah kurangnya kesadaran di dalam diri kita untuk menciptakan kehidupan yang baik-baik saja. Kiat-kiat untuk mencapai hal itu adalah dengan saling mengerti antara satu dengan yang lainnya, memahami diri sendiri dengan banyak introspeksi diri atau mengoreksi terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan, ringan hati untuk lebih dulu memaafkan sebelum orang yang bersalah meminta maaf kepada kita. Dan ketika kita sudah melakukan kiat-kiat itu, insyaallah kita akan jauh dari kata keras, mengeras, berkeras-kerasan, berkeras, mengerasi, keras mengerasi, mengeraskan dan kekerasan. Karena hidup akan berjalan dengan damai dan tentram apabila kita menghadapinya dengan tanpa adanya kekerasan.

Selaku insan yang mahallul khata' wan-nisyan, kita semakin hari dipandang perlu untuk semakin wawas diri, menjaga diri dari segala hal yang batil. Karena kekerasa seksual seperti yang kita bahas adalah berasal dari nafsu yang menggelegak di dada. Oleh karena itu, adakalanya kita mengantisipasi hal ini dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT., membangun lingkungan yang tentram, membentuk hidup sosial yang damai tanpa adanya kekerasan seksual.

Hukuman yang didapat oleh pelaku kekerasan apalagi kekerasan seksual adalah hukuman yang lebih parah dibandingkan pelaku pelanggaran yang lain. Karena ada beberapa jenis hukuman yang berjalan diatas kehidupan ini. Diantaranya adalah hukuman sel penjara, hal itu berdasarkan pertimbangan dan keputusan hakim atas landasan kesalahan yang dilakukan. Sedangkan diantara yang lain, adalah hukuman sosial. Hukuman yang seringkali memberatkan pelaku karena dihadapi dengan sangkaan dan pandangan buruk masyarakat terhadap dirinya.

Tentu itu sepertinya lebih menyiksa jika dibandingkan dengan hukuman penjara, karena manusia adalah makhluk sosial. Jika kita fatal melakukan kesalahan yang kemudian menjadi bahan pembicaraan masyarakat, maka segala rasa bersalah akan kita rasakan.

Maka dalam pembahasan ini, dalam mengantisipasi terjadinya kekerasan seringkali jalannya adalah dengan menciptakan kehidupan sosial yang tentram dan damai. Karena hubungan kemasyarakatan yang terjalin baik akan membawa kita pada kehidupan yang aman dan sentosa

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun