Sebelum kita bahas lebih jauh tentang regulasi emosi, sebaiknya kita tau dulu tentang definisi dari regulasi emosi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), regulasi diartikan sebagai pengaturan. Sedangkan emosi, didefinisikan sebagai perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya, terutama well-being dirinya (Campos, dkk, dalam Santrock, 2002).
Selanjutnya, GreenBerg (2002) memaparkan regulasi emosi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menilai, mengatasi, mengelola dan mengungkap emosi yang terdapat dalam rangka mencapai kesimbangan emosional. Kemudian Gross (1999) mendefinisikan regulasi emosi sebagai cara individu mempengaruhi emosi yang mereka miliki, kapan mereka merasakannya dan bagaimana mereka mengalami atau mengekspresikan emosi tersebut.
Garnefski, dkk (2001) mengemukakan sembilan strategi regulasi emosi, yaitu:
1.Menyalahkan Diri Sendiri (Self-Blame ) Merupakan suatu strategi dimana individu menyalahkan dirinya sendiri mengenai peristiwa hidupnya, terutama peristiwa negatif.
2.Menyalahkan Orang Lain (Other-Blame) Merupakan suatu strategi dimana individu menyalahkan orang lain atau lingkungannya atas peristiwa yang dialaminya, terutama peristiwa negatif.
3.Pemusatan Pikiran (Rumination of Focus or Thougt) Individu memusatkan pikirannya pada emosi-emosi negatif yang timbul atau peristiwa negatif yang dialami, sehingga pemikiran individu sepenuhnya tercurah terhadap hal negatif yang dialami.
4.Berpikir yang Terburuk (Catastrophizing) Menggunakan strategi pemikran bahwa hal-hal negatif atau peristwa negatif yang terjadi pada diri individu merupakan sesuatu yang sangat buruk atau bahkan paling buruk.
5.Membandingkan Permasalahan (Putting into Perspective) Individu membandingkan satu masalah dengan masalah lain yang sama-sma melibatkan emosi, kemudian mempersepsikan masalahmasalah yang terjadi dalam hidupnya tersebut.
6.Memikirkan Hal Positif (Positive Refocusing) Individu memikirkan hal-hal atau kemungkinan-kemungkinan yang menyenangkan di balik masalah yang dihadapinya, sehingga tidak terfokus pada dampak dan emosi negatif dari suatu masalah.
7.Pemaknaan Positif (Positive Reappraisal) Memaknai masalah yang dialami individu secara positif, sehingga terhindar dari pemikiran-pemikiran irasional yang bisa menyebabkan berbagai masalah.
8.Penerimaan (Acceptance) Menerima semua peristiwa di dalam hidup, termasuk peristiwa negatif sebagai pelajaran untuk kehidupan yang lebih baik lagi, bukan menyesalinya.
9.Perencanaan (Refocus on Planning) Pola pikir tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana mengatasi peristiwa negatif yang menimpanya.
Selanjutnya, Greenberg (2002) menjelaskan bahwa ada empat konsep mengenal ketrampilan regulasi emosi, yaitu :
a.Ketrampilan mengenal emosi
Ketrampilan mengenal emosi merupakan suatu kemampuan untuk mengidentifikasi, menjelaskan dan memberi label dari emosi yang dialami, tidak hanya sebatas mengenali adanya perasaan positif ataupun negatif saja. Ghom (2003) menambahkan individu yang memiliki kemampuan mengenal emosi dengan baik, akan mampu memberikan reaksi emosi yang tepat dan pada akhirnya dapat terhindar dari keadaan distress psikologi.
b.Kemampuan mengekspresikan emosi
Ketrampilan mengekspresikan emosi adalah kemampuan individu untuk mengungkapkan perasaannya, baik positif maupun negatif kepada orang lain. Ekspresi emosi ini bias dilakukan secara lisan maupun tulisan. Gross (2007) menambahkan bahwa ekspresi emosi adalah kemampuan mengungkapkan kebutuhan yang berhubungan dengan perasaan tersebut. Aspek pengungkapan emosi terdiri dari dua hal yaitu pengungkapan emosi terhadap orang lain atau yang ada disekitarnya dan pengungkpan emosi terhadap diri sendiri.
c.Ketrampilan mengelola emosi
Ketrampilan mengelola emosi adalah kemampuan individu untuk menjaga emosi di dalam dirinya dan mencoba mengendalikan serta merasionalisasikan emosi tersebut, terutama pada saat diekspresikan. Schafer (2000) menyatakan bahwa salah satu teknik untuk mengelola emosi adalah dengan melakukan relaksasi pernapasan yang dikombinasikan dengan relaksasi otot progresif.
d.Ketrampilan mengubah emosi negative menjadi emosi positif
Ketrampilan mengubah emosi negatif menjadi positif adalah kemampuan individu untuk menilai dan bertanggung jawab terhadap emosi-emosi yang dirasakannya sehingga individu tersebut dapat membuat keputusan yang tepat dalam kehidupannya sehari-hari.
Kemudian Thompson (Mawardah, 2012) menyebutkan ada tiga aspek dari regulasi emosi, yaitu:
1.Memonitor emosi (emotions monitoring)
Emotional monitoring adalah aspek yang mendasar dalam meregulasi emosi, karena membantu tercapainya aspek yang lain. Emotional monitoring adalah kemapuan individu dalam memahami dan menyadari proses yang terjadi dalam dirinya, perasaannya, pikirannya dan latar belakang dari tindakannya secara keseluruhan. Kemampuan ini terkait dengan kemampuan individu untuk dapat terhubung dengan emosinya, pikirannya, sehingga individu tersebut dapat memaknai serta dapat mengenali setiap emosi yang dirasakan.
2.Mengevaluasi emosi (emotions evaluating)
Kemapuan yang dapat membuat individu melihat suatu peristiwa yang dialami dari sisi positif dan dapat membuat seseorang mengambil kebaikan/hikmah dibalik peristiwa yang terjadi. Mengevaluasi adalah mengelola dan menyeimbangkan emosi yang dialami, sehingga terhindar dari pengaruh emosi negatif yang biasa muncul pikiran-pikiran yang irasional.
3.Memodifikasi emosi (emotions modification)
Kemampuan memodifikasi emosi, membuat seseorang dapat bertahan dalam menghadapi masalah dan terus berusaha untuk melewati segala hambatan dalam hidupnya dengan baik. Modifikasi emosi merupakan suatu cara dalam merubah emosi sehingga dapat memotivasi dirinya untuk dapat terhindar dari keadaan yang negatif (seperti cemas, marah, dan putus asa) sehingga dengan keadaan yang demikian dapat menumbuhkan rasa optimis dalam menjalankan kehidupannya, sehingga menjadi lebih baik.
Selanjutnya, Thompson, dkk (Gross, 2008) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi Regulasi Emosi. Ia membagi faktor-faktor tersebut dalam dua bagian, yaitu:
A.Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik yang mempengaruhi regulsi emosi seseorang yaitu :
*Temperamen anak
Temperamen merupakan karakteristik individu yang muncul sejak lahir dan relatif menetap pada individu. Perbedaan temperamen yang dimiliki individu menunjukkan perbedaan kemampuan dalam melakukan pengaturan respon emosional terhadap situasi tertentu. Sistem saraf dan fisiologis yang mendukung dan berkaitan dengan proses pengaturan emosi.
Perbedaan kematangan sistem pendukung biologis sebagai landasan untuk meningkatkan kemampuan emosional dan regulasi perilaku, dimana hal tersebut telah diobservasi sepanjang masa anak-anak. Anak dengan usia lebih tua memiliki kemampuan emosional yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang lebih muda. Kematangan sistem saraf parasimpatik juga berperan terhadap regulasi emosi dalam keadaan gelisah, aktifitas motorik dan emosi (Porges dalam Gross, 2008).
B.Faktor Ekstrinsik
Sedangkan faktor-faktor ekstrinsik dari regulasi emosi meliputi bentuk pengasuhan dan sosialisasi respon-respon emosi serta hubungan yang berkembang antara anak dan pengasuh sebagai konsekuensi dari interaksi yang penting.
*Pengasuhan (caregiving) Bentuk pengasuhan orangtua menjadi hal yang penting bagi proses perkembangan regulasi emosi. Interaksi dengan orang tua, dalam konteks emosi, mengajarkan anak bahwa penggunaan strategi tertentu dimungkinkan berguna untuk mengurangi rangsangan emosional dibandingkan dengan strategi lainnya (Sroufe dalam Gross, 2008). Pengasuhan orangtua yang mendukung akan membantu anak dalam mengembangkan kemampuan regulasi emosinya.
*Hubungan kelekatan (attachment) Proses kelekatan sering diasosiasikan dengan konteks emosional dan mempersiapkan fungsi regulasi emosi secara spesifik, sehingga terdapat kemungkinan bahwa hal tersebut sebagai kontribusi terhadap kemampuan regulasi emosi diri yang berkembang selama masa anak-anak (Calkins & Hill, dalam Gross, 2008). Hubungan kelekatan yang aman memberikan anak rasa aman dan nyaman untuk mengekspresikan perasaan positif dan negatif, berbeda dengan kelekatan yang tidak aman.
Itulah beberapa hal tentang regulasi yang bisa membantu kamu dalam mengenal lebih dekat dengan regulasi emosi. Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI