Mohon tunggu...
Fauzi Wahyu Zamzami
Fauzi Wahyu Zamzami Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia. Tertarik untuk meneliti isu-isu Diplomasi Publik, Nation Branding, dan Komunikasi Global.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tantangan untuk Mengukur Dampak Diplomasi Publik

3 Oktober 2020   08:27 Diperbarui: 3 Oktober 2020   08:32 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum mengambil tindakan apa pun, kita harus terlebih dahulu menyelesaikan penelitian awal tentang audiens target, dan kemudian menentukan tujuan untuk hasil dari perilaku yang mereka inginkan, isi pesan yang ingin kita sampaikan, taktik diplomasi publik di mana pesan itu akan disampaikan, dan metode di mana kita akan mengevaluasi keluaran dan hasil. Ini dikenal sebagai model pemasaran ABCDE untuk audiens, perilaku, konten, penyampaian, dan evaluasi.

Metode evaluasi yang tepat dapat bervariasi tergantung pada kampanye dan konteksnya. Tetapi orang harus menemukan inspirasi dalam Model Dampak BBG dalam cara menggunakan campuran indikator kuantitatif dan kualitatif. Ini termasuk jajak pendapat, kelompok fokus, wawancara mendalam, tetapi juga pernyataan dari influencer dan anekdot dari peserta.

Seharusnya tidak ada metode satu ukuran untuk semua dalam memahami dampak diplomasi publik, karena akan membutuhkan perpaduan keduanya. Dan harus ada komitmen jangka panjang untuk mengumpulkan berbagai poin data yang mencerminkan kompleksitas kerja diplomasi publik dan hubungan yang mereka coba ciptakan dan pelihara. Secara bersamaan, kepemimpinan dalam operasi diplomasi publik perlu mengkomunikasikan bahwa evaluasi dampak itu penting, sementara juga mendorong pengambilan risiko dan cara yang terbuka dan konstruktif dalam menganalisis hasil-hasilnya.

Keberhasilan upaya diplomasi publik negara mana pun pada akhirnya bertumpu pada cadangan soft power-nya. Soft power mencerminkan mosaik orang dan institusi yang membentuk suatu negara, kreativitas, ide, inovasi, serta kemajuan kolektifnya.

"Untuk mengembangkan jenis empati dalam urusan internasional yang kita butuhkan untuk mengurangi konflik, upaya diplomasi publik suatu negara dalam membangun hubungan harus terasa otentik bagi penerimanya"

Namun dengan menciptakan sistem yang lebih baik untuk menyusun strategi dan mengukur dampak diplomasi publik, kita dapat lebih memahami audiens asing, bagaimana mereka berhubungan dengan kita, dan mengkalibrasi ulang cara terhubung dengan mereka untuk jangka yang sangat panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun