Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi Manik
Ahmad Fauzi Manik Mohon Tunggu... Lainnya - Sumatera Utara

Jurnalis yang coba mengabarkan Sumatera Utara di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Segudang Prestasi namun Masih Diabaikan

20 Mei 2020   03:49 Diperbarui: 20 Mei 2020   08:07 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rizal Ramli /dok. Kompas

Menurut saya Rizal Ramli  salamerupakanh satu tokoh langka( dalam artian positif) yang ada di negeri ini. Tipe yang jarang-jarang ada dan tak setiap bangsa dapat memiliki tipe sepertinya. Oleh karena itu, Sungguh beruntung sebenarnya negeri ini memiliki aset sepertinya.

Rizal Ramli merupakan intelektual dan praktisi terpandang dengan kualitas kelas dunia, serta memiliki integritas dan jiwa nasionalisme yang kental dan mengakar. Mari kita kuliti.

Kualitas Rizal Ramli tentu kita ketahui sudah diakui, tidak hanya di dalam negeri ini, namun juga sampai ke kancah dunia internasional.

Kepakaran ilmunya tidak diragukan lagi. Ia merupakan dosen kehormatan di banyak Universitas di seluruh dunia, yang juga senantiasa di undang untuk memberi kuliah umum di banyak kampus-kampus ternama, di seluruh dunia, sebut saja semisal Harvard, Yale, Stanford dan lain sebagainya. 

Selain itu ia juga merupakan anggota tim panel ekonomi PBB (bersama ilmuwan lainnya, yang sebagian merupakan ilmuwan peraih nobel bidang ekonomi), yang bertugas memberi masukan masukan kepada negara-negara berkembang mengenai kebijakan ekonomi yang tepat. Termasuk ikut memberi saran kepada Vietnam, yang tingkat pertumbuhan ekonominya sekarang sudah berlari meninggalkan kita.

Dan bukan cuma dalam dunia akademisi, prestasi luar biasa pun dibuktikan nya ketika bergelut dalam dunia praktisi. Dengan kata lain ia tak hanya pandai dalam berteori namun juga sukses dalam berpraktek.

Dengan segala kualitasnya itu, tentu wajar jika berbagai tawaran jabatan dari lembaga-lembaga dunia datang menghampiri nya. Misalnya tawaran sebagai Sekretaris Jenderal Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) yang ditawarkan PBB pada November 2013. Sebuah jabatan yang tentunya akan menjanjikan ketenaran secara global dan juga kekayaan secara finansial. Namun ia menolak tawaran itu, dan lebih memilih untuk berkiprah di tanah air nya.

Pilihan ini didasari oleh pertimbangan, keinginannya untuk mengabdi kepada tanah airnya. Pilihan yang menunjukkan bahwa sikap nasionalismenya lebih kental daripada sikap opurtunis nya. Sikap yang sebenarnya sudah diasahnya dan dibuktikan nya sejak mahasiswa. Sikap yang pernah menyebabkan ia harus masuk penjara, akibat menentang kebijakan pemerintah di masa Orde Baru, yang dianggapnya merugikan rakyat dan negara.

Sementara jika kita menyimak sepak terjang nya di dalam negeri, banyak lembaga atau perusahaan yang sudah pernah ditanganinya sebut saja semisal Bulog, Garuda, Semen Gresik, Bank BNI, dan lain sebagainya. Di lembaga atau perusahaan tersebut ia senantiasa meninggalkan catatan yang manis. Karena selain laba, ia juga meninggalkan kultur yang baru. Kultur yang bisa membawa ke arah kemajuan.

Kultur lama perusahaan, yang dianggap menghambat dibabatnya satu persatu. Kultur feodal (ingin dilayani), tidak transparan, birokrasi berbelit dan sebagainya ditendang nya jauh-jauh, dan digantikan oleh sikap dan cara cara yang lebih profesional. Karena itulah, berbagai prestasi berhasil diraih oleh lembaga atau perusahaan tersebut. 

Malah seringkali pendekatan yang dipakainya adalah pendekatan dengan cara-cara yang tidak biasa, cara yang out of the box namun terbukti berhasil dan efektif. Sebut saja misal bagaimana ia membawa PLN keluar dari kebangkrutan tanpa menyuntikkan uang sedikitpun. Modal PLN yang sudah berada pada posisi minus Rp 9 Triliun, dibuatnya melonjak menjadi menjadi Rp 119,4 Triliun, hanya dari langkah restrukturisasi aset. Langkah cerdas yang seharusnya menjadi contoh, yang sebelumnya tidak pernah dilakukan. 

Begitu pula ketika ia menyelamatkan Garuda dari ancaman kebangkrutan, ia berhasil merestrukturisasi utang Garuda kepada konsorsium Bank di eropa, hanya dengan kepintaran bersilat lidah. Ia Mengancam akan memperkarakan pihak konsorsium ke pengadilan, karena telah bersedia membiayai proyek yang diduga dilakukan dengan cara di mark-up. Selain cerdas, ia juga terbukti cerdik. Dua kelebihan luar biasa, yang jarang ditemukan. 

Banyak contoh yang sebenarnya dapat disebut kan tentang kehebatan Rizal Ramli.

Dan dapat dikatakan, hampir semua lembaga atau perusahaan yang ditanganinya mengalami kemajuan baik laba maupun kultur perusahaan.

Ibarat kata semua yang dipegang Rizal Ramli akan menjadi barang bagus.

Selain di sektor swasta, jabatan di pemerintahan pun sebenarnya sudah pernah di pegang oleh pria kelahiran 10 Desember 1954 tersebut. Lagi lagi sejarah mencatat, hasil yang ditinggalkannya juga adalah prestasi yang dapat dikatakan membanggakan. Contohnya ketika ia menjadi Menteri ekonomi di pemerintahan GusDur. Ia berhasil menyelamatkan Bank BII (saat itu sedang dilanda rush/penarikan dana besar-besaran oleh nasabah) dari ancaman likuidasi, tanpa menyuntikkan dana sedikitpun. 

Dengan cerdiknya ia hanya menempelkan pengumuman bahwa Bank Mandiri telah mengambil alih Bank BII.  Pengumuman yang terbukti mempengaruhi psikologi nasabah BII dan rush pun berhenti seketika. Lagi lagi langkah Out of the box yang brilian. Bukti akan keluasan ilmu dan keluasan daya pikirnya. 

Langkah yang cerdik, dari orang nan pandai.

Sementara di sisi lain, jika kita ingin menilai dari sisi keburukannya, maka perbuatan cela atau cacat dari seorang Rizal Ramli, sampai sekarang (sepengetahuan saya) belum ada yang mencuat ke publik atau pernah diberitakan. Artinya rekam jejak kesalahan nya dapat dikatakan nihil. Silakan koreksi saya jika ternyata salah. 

Lalu timbul pertanyaan, dengan rekam jejak yang begitu mentereng, mengapa pemerintah tidak memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh seorang Putra terbaik bangsa ini. Sudah cerdas, cerdik, berintegritas dan punya jiwa nasionalisme yang kuat, pula. Syarat yang lengkap untuk membawa kearah kemajuan. 

Fakta memang berbicara bahwa Dokter Ekonomi lulusan Boston University ini, pernah masuk ke dalam kabinet pemerintahan. Yakni di masa kabinet pemerintahan GusDur, dengan menjadi bagian dari tim kementerian ekonomi, dan di kabinet Presiden Jokowi dimasa pemerintahan pertama . Ketika itu ia ditunjuk menjadi Menko Maritim dipertengahan jalan menggantikan Indroyono Susilo.

Namun kedua jabatan itu tidak lama dipegangnya. Ia terpental dalam waktu yang singkat. Bukan karena kesalahan, dan bukan karena ketidak cakapan.

Tapi lebih dikarenakan Rizal Ramli tidak disukai oleh elite-elite dunia politik. Unsur yang turut memegang tampuk kekuasaan dan unsur yang dapat mempengaruhi kebijakan pengambil keputusan. 

Seperti kita ketahui bahwa dunia politik adalah dunia yang lekat dengan unsur kepentingan. Dan orang orang politik merupakan unsur dominan dalam lingkar pengambil keputusan. Yang karena itu, banyak keputusan yang dibuat mengikuti selera berdasarkan kepentingan politik, yang mana kepentingan itu seringkali merugikan bagi negara dan juga masyarakat.

Hal tersebut lah, yang tak dapat diterima alumni  ITB jurusan Fisika ini. Ia tak henti mengeluarkan kritik yang pedas. Kritik yang seringkali malah ditujukan kepada  pihak-pihak yang berada di dalam pemerintahan sendiri, pihak-pihak yang seharusnya menjadi koleganya. 

Kita tentu masih ingat bagaimana kritiknya terhadap Menteri BUMN, terkait niat Garuda yang berencana membeli pesawat untuk pasar jarak jauh yang dianggapnya tidak efisien dan cenderung merugikan. 

Selain itu, kita juga tentu masih ingat bagaimana  ia dan Wapres Jusuf Kalla - yang notabene atasannya- sempat berpolemik terkait dengan proyek listrik 35 ribu MW, yang dianggapnya tidak realitis dan penuh kepentingan.

Pria yang akrab disapa RR ini, dianggap tukang gaduh,  dianggap tidak beretika (dengan membawa persoalan-persoalan yang harusnya dibicarakan di kabinet ke ruang publik), dianggap tidak bisa bekerja sama, dan dibubuhi cap negatif lainnya oleh pihak-pihak yang merasa terusik kepentingannya.

Oleh karena itu, tekanan-tekanan politik kepada Presiden Jokowi pun  bermunculan, agar segera menggusurnya. Dan akhirnya -walau persepsi publik menilai apa yang dilakukan nya itu semua demi kepentingan bangsa- Presiden Jokowi tak kuasa menolak tekanan-tekanan politik, sehingga memutuskan untuk mengganti alias memberhentikannya. Ia hanya diberikan kesempatan menjabat dalam waktu sekitar 11 bulan. Waktu yang mungkin terlalu singkat untuk menghasilkan suatu perubahan. 

Satu lagi bukti bahwa Rizal Ramli tidak mengingkari hati nuraninya, walau berada dalam lingkar kekuasaan.

Suara kebenaran yang diucapkannya akhirnya membuat ia kehilangan jabatannya. Namun Hal itu tak membuat RR menjadi patah arang. Pria keturunan Minangkabau ini, tetap lantang menyuarakan kebenaran.

Ia juga membuktikan bahwa ia tak hanya jago dalam memberi kritikan, namun ia juga sekaligus memberi solusi dan masukan- masukan yang tepat kepada Pemerintah. Masukan yang sebenarnya bik dan bersifat membangun. 

Ia tidak menunjukkan amarah apalagi dendam. Ia tetap bersikap obyektif yang didasarkan atas kepentingan bangsa dan masyarakat.

Oleh karena itulah, Kredibilitas dan kualitasnya tetap diakui dan diapresiasi oleh publik. Ia tetap dihargai, dan dipandang banyak pihak. Terbukti media-media publik (baik televisi, cetak ataupun online)  tetap rajin untuk mengundangnya. Ia kerap tampil di ILC-nya Karni Ilyas serta pendapatnya sering dikutip oleh media-media online, sebut saja semisal kumparan.com, kedaipena.com, dan lain sebagainya. 

Pendapatnya terhadap kondisi-kondisi terkini yang dihadapi bangsa ini, dianggap media masih dibutuhkan dan sangat layak untuk dipublikasikan. Analisa dan pandangannya dinilai berbobot, jernih dan masuk akal. Serta saran-saran nya pun tetap dipercaya sebagai salah satu solusi yang mampu membawa perubahan bagi kebaikan bangsa ini. Bapak tiga anak ini tetap dianggap sebagai tokoh dan guru bangsa yang seharusnya memang didengar dan dituruti.

Hal itu dianggap tidak berlebihan karena kritikan pedasnya memang seringkali benar dan tidak terbantahkan. Bahkan oleh pihak- pihak dalam lingkar kekuasaan sekalipun. Pihak yang seringkali menggunakan diskresi ketika dikritik dan berhadapan dengan rakyat. 

Lihat saja bagaimana misalnya seorang Menteri Keuangan yang memperoleh penghargaan Internasional, bungkam seribu bahasa ketika dikritik dan ditunjukkan RR kesalahan dan kelemahannya.

Bahkan ia tak segan memberi julukan Menteri Keuangan terbalik (memplesetkan penghargaan Menteri Keuangan terbaik) kepada seorang Menteri tersebut. 

Hal ini ia lakukan karena menuding banyak kebijakan yang dilakukan Menteri tersebut, tidak mencerminkan keberpihakan kepada negara dan masyarakat. Tetapi justru terbalik, berpihak kepada kepentingan dan keuntungan pihak asing. Tudingan yang  jelas-jelas telah mencemarkan nama baik. Tudingan yang seharusnya dijawab oleh Menteri tersebut.

Namun demikian, upaya sikap berlawanan tetap ditunjukkan oleh berbagai pihak yang merasa kebakaran jenggot atas sikapnya yang keras tersebut. Walau dengan cara-cara yang tidak jantan. Misalnya menghina dan memojokkan nya di dunia maya. Ia di cap sakit hati dan haus akan kekuasaan. Bahkan serangan melalui dunia maya belakangan ini semakin sering dialaminya. Menghina dan menuduh secara pengecut.

Padahal jika kita jernih menilai, kita dapat melihat bahwa semua yang dilakukan Rizal Ramli,tak lain dan tak bukan, adalah karena didasari oleh kecintaannya terhadap masyarakat dan bangsa ini. Ia tidak rela melihat masih banyaknya masyarakat yang belum benar-benar merasakan arti kemerdekaan yang sesungguhnya, karena pengelolaan bangsa ini yang amburadul. Oleh karena itulah walau kritik kerasnya sebenarnya berpotensi memperbanyak musuh, namun ia memilih untuk tidak diam dan tidak gentar untuk melanjutkannya.

Seperti misal ketika ia di polisi kan oleh Surya Paloh (atas tuduhan pencemaran nama baik), ia maju terus dan tetap bersuara.

Begitulah Rizal Ramli pria yang dijuluki sang penerobos ini, akan tetap berani bersuara menyampaikan kebenaran, apalagi jika itu menyangkut kepentingan rakyat dan bangsa. Ia pasti tidak akan mundur. Jiwa nasionalismenya dan sikap patriotisme nya telah terbukti.

Dan Kami akan tetap mendukung mu.. Wahai Rizal Ramli, sepanjang itu memang benar dan memang baik bagi rakyat dan negara ini. Jangan pernah mundur, dan tetap bersuara. Beri kritik dan juga solusi untuk bangsa ini, meski sampai hari ini engkau masih tetap diabaikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun