Mohon tunggu...
fauzimumpuni
fauzimumpuni Mohon Tunggu... Kanwil Kementerian Agama DIY

Kementerian Agama DIY.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inspirasi dari Masjid Suciati

17 September 2025   22:32 Diperbarui: 17 September 2025   22:32 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta Pembinaan Masjid Percontohan di dalam masjid Suciati (Humas)

Peserta Pembinaan Masjid Percontohan di dalam masjid Suciati (Humas)
Peserta Pembinaan Masjid Percontohan di dalam masjid Suciati (Humas)
Sleman -- Hari kedua kegiatan Pembinaan Masjid Percontohan 2025 terasa istimewa. Para peserta diajak langsung menimba pengalaman dari Masjid Suciati Saliman Sleman, masjid megah yang pada tahun 2024 dinobatkan sebagai pemenang Anugerah Masjid Percontohan Ramah (Ampera) tingkat nasional kategori Masjid di Tempat Publik.

Suasana hangat menyambut para peserta ketika tiba di kompleks Masjid Suciati. Mereka disambut oleh arsitektur yang anggun, fasilitas yang lengkap, dan keramahan para pengurus masjid.

Dalam sesi paparan, Ibu Atie Raharjo, putri almarhumah Ibu Suciati yang membangun masjid ini, membagikan kisah inspiratif di balik berdirinya masjid. Dengan tema Strategi Mewujudkan Masjid Percontohan & Ramah, ia menekankan bahwa membangun masjid bukan sekadar mendirikan bangunan megah, melainkan juga menghadirkan ruh pelayanan.
"Masjid harus menjadi rumah bersama. Tempat di mana orang merasa nyaman, menemukan kedamaian, sekaligus terbantu dalam urusan kehidupannya. Itulah yang menjadi warisan nilai dari Ibu Suciati," tutur Atie.

Sementara itu, Muhammad Nur Affandi, takmir Masjid Suciati, berbagi pengalaman dalam mengelola masjid besar dengan ribuan jamaah setiap pekan. Melalui tema Best Practices Masjid Percontohan dan Ramah, ia memaparkan berbagai program yang menjadikan Suciati sebagai model masjid modern sekaligus humanis.
"Masjid ini berusaha ramah untuk semua kalangan: ramah anak, ramah lansia, ramah difabel, bahkan ramah bagi wisatawan yang sekadar ingin belajar. Kami ingin menghadirkan wajah Islam yang teduh dan penuh welas asih," jelas Affandi.

Tak hanya mendengarkan paparan, peserta juga diajak berkeliling melihat langsung fasilitas masjid -- mulai dari ruang salat yang luas, pusat layanan umat, area wudhu yang ramah difabel, hingga ruang edukasi dan kegiatan sosial. Banyak peserta terkesan dengan manajemen yang profesional sekaligus sentuhan budaya lokal yang kental.

Diskusi ringan pun mengalir. Peserta bertanya bagaimana Suciati mengelola dana, mengatur jadwal kegiatan yang padat, hingga menjaga kebersihan dan kenyamanan jamaah. Semua dijawab dengan lugas dan terbuka.

Kunjungan ke Masjid Suciati ini menutup rangkaian hari kedua dengan penuh inspirasi. Para peserta sepakat bahwa pengalaman nyata seperti ini sangat penting sebagai bekal untuk mengembangkan masjid-masjid percontohan di daerah masing-masing.

"Masjid Suciati adalah contoh nyata bahwa masjid bisa maju, indah, makmur, dan tetap berpijak pada ruh pelayanan umat. Semoga semangat ini menular ke masjid-masjid lain di seluruh DIY dan Indonesia," ujar salah satu peserta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun