2. Kenapa Pesawat Regional?
Pesawat regional berkapasitas menengah (40--100 penumpang) yang menghubungkan kota-kota sekunder.
Alternatif ekonomis: Banyak kota di Indonesia tidak memerlukan pesawat besar seperti Boeing 737 atau Airbus A320. Jalur Manado--Ternate, Kupang--Atambua, atau Balikpapan--Tarakan lebih cocok dengan pesawat regional.
-
Efisiensi energi: Pesawat regional lebih hemat bahan bakar dibanding pesawat jet besar untuk jalur pendek-menengah.
Konektivitas berlapis: Pesawat regional bisa menjadi jembatan antara jalur perintis dan jalur utama, menciptakan ekosistem transportasi udara yang berlapis.
Contoh sukses: Embraer Brasil menjadi pemain dunia karena fokus ke pesawat regional, menyalip negara-negara yang dulu lebih maju. Jika Brasil bisa, Indonesia pun bisa.
3. Kenapa Pesawat Amfibi?
Pesawat amfibi adalah pesawat yang bisa mendarat di darat maupun air.
Realitas geografis: Ribuan pulau di Indonesia tidak memiliki landasan pacu, tetapi punya pantai, danau, atau sungai. Pesawat amfibi bisa langsung mendarat di sana.
Keunggulan logistik: Dalam keadaan darurat bencana, pesawat amfibi bisa mendarat di wilayah banjir, danau, atau garis pantai yang luas.
Pariwisata dan ekonomi biru: Bayangkan wisatawan bisa langsung mendarat di danau Toba, Raja Ampat, atau Labuan Bajo dengan pesawat amfibi.