Mohon tunggu...
Fauzan Mubarok
Fauzan Mubarok Mohon Tunggu... Kuliah

Hobi saya mengedit vidio dan foto, atau biasa di sebut editor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Etika dalam Berdebat dan Menyampaikan Argumen

17 Juni 2025   20:45 Diperbarui: 17 Juni 2025   20:44 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dunia digital sekarang, debat tak lagi terkurung di ruang kuliah atau panel resmi; ia juga membanjiri linimasa media sosial kita. Sayangnya, banyak orang nyaris lupa sopan santun setiap kali jari-jari mereka meluncurkan argumen. Etika itu, padahal, bukan sekadar pelengkap, melainkan penopang pesan sekaligus cermin kedewasaan dan akal sehat seseorang saat bicara.

Mengapa Etika dalam Berdebat Itu Penting?


1. Menjaga hubungan baik Tujuan utama berdebat bukan untuk memenangkan ego, tapi untuk mencapai pemahaman bersama. Etika menjaga agar komunikasi tetap sehat dan hubungan personal tidak rusak.


2. Meningkatkan kredibilitas Orang yang menyampaikan pendapatnya dengan sopan akan lebih dihormati dan didengarkan. Sikap santun menciptakan kesan bahwa argumen tersebut berasal dari seseorang yang berwibawa.


3. Mencegah konflik tidak produktif Debat tanpa etika mudah berubah menjadi pertengkaran. Dengan mematuhi norma debat yang sehat, diskusi tetap fokus pada substansi, bukan menyerang pribadi lawan bicara.

prinsip etika menjadi patokan utama. Ini lima langkah sederhana yang bisa kita pegang.

1.Dengarkan dengan sungguh-sungguh; biarkan lawan selesai sebelum kita bersuara. Langkah ini bukan hanya sopan, tetapi juga memberi ruang bagi argumen kita jadi lebih tajam.


2.Tarik fakta, bukan emosi. Data, diagram, atau kutipan resmi lebih meyakinkan ketimbang kemarahan, jadi jauhkan sarkasme, kata kasar, atau serangan pribadi.


3.Jangan pernah banting meja pada karakter orang; serang gagasan, bukan siapa yang membawa. Setiap kritik harus menohok pada inti pernyataan, bukan membongkar aib pribadi.


4.Bila titik lemah muncul, akui dan perbaiki. Tindakan berani ini justru memperlihatkan kedewasaan dan kemampuan berpikir jernih. 


5.Beri kesempatan seimbang, apalagi saat debat berpasangan. Memotong hanya akan memanaskan suasana, sementara menunggu memberikan rasa hormat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun