Mohon tunggu...
FAUZAN
FAUZAN Mohon Tunggu... Freelancer - Content moderator

A boy with lots of things in mind

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Apa yang Lebih Menyeramkan dari Sampah Plastik?

22 Agustus 2019   14:35 Diperbarui: 22 Agustus 2019   15:01 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki penghujung tahun, suasana di ibukota semakin padat dan penuh kegembiraan. Berbagai tempat telah dihiasi aneka ragam hiasan tokoh bapak tua bertopi merah. Mentari kala itu berada di titik penghabisan Malam akan segera datang dan kemacetan Jakarta tak lagi dapat dielakkan.

Meski suasana gembira kian menderu, namun suasana di United In Diversity Indonesia seketika berubah menjadi sangat mencekam, ketika seorang pria mematikan lampu ruangan dan mulai memutar sebuah film bertemakan lingkungan.

Sebagai seorang yang sangat menyukai film bergenre horor, menonton film horor biasanya memang menimbulkan sedikit rasa was-was saat menonton. Tidak jauh berbeda dengan film ini. Seolah film ini memberikan rasa takut yang cukup berlebih, bahkan melebihi rasa takut saat menonton film horor. Namun rasa itu tidak akan hanyut dalam kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan  sebuah film yang satu ini, walau hanya sebuah film yang bertemakan lingkungan, namun mampu menyemburkan rasa takut dalam kehidupan.

Judul filmnya adalah Trashed. Film dokumenter ini menceritakan tentang masalah sampah dibeberapa belahan dunia, terutama eropa. Sampah-sampah tidak lagi dapat dikelola dengan semestinya. Gunungan sampah sudah bersatu padu dengan lautan yang tidak lagi dinikmati keindahannya. Tanpa dinding pembatas diantara keduanya, perlahan sampah mulai mengarungi samudra, terutama sampah plastik.

Dalam film ini, juga diceritakan berbagai inovasi yang telah dicoba dalam menangani sampah yang ada, salah satunya ialah incinerator. Sebuah mesin yang dirancang untuk dapat menghasilkan energi melalui pembakaran sampah plastik. Namun inovasi ini kemudian diteliti kembali, sebab ia tak hanya menghasilkan energi, tapi juga polusi.

Incinerator akan menghasilkan suatu senyawa beracun yang bersifat karsinogen yang dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna pada sampah. Senyawa ini dikenal dengan sebutan dioksin. Senyawa beracun ini sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia. Senyawa ini akan mengendap dalam tubuh. Kecuali pada wanita, ia akan keluar melalui janin. Artinya akan sangat memengaruhi keturunan yang dilahirkan.

Dioksin mulai dikenal dalam Perang Vietnam yang menggunakan herbisida Agent Orange untuk merontokkan dedaunan di hutan agar tentara Vietnam tidak dapat bersembunyi. Hal ini menimbulkan dampak yang sangat menyedihkan. Tidak sedikit wanita Vietnam yang melahirkan keturunan dalam keadaan cacat. Keadaan tersebut menjadikan wanita Vietnam sampai hati untuk menitipkan hingga membuang anak mereka.

Di detik terakhir, ketakutan terpancar dari raut wajah para penonton dari berbagai latar belakang. Terlebih wanita yang dalam tanggungannya janin akan dilahirkan. Ada yang saling bertatapan, terlebih lagi yang sudah menjalin hubungan. Seolah tak habis pikir akan dampak yang dihasilkan.

Sebagai penutup dalam pemutaran film malam itu, seorang wanita yang sudah berumur tampak bergerak maju ke depan sembari menanyakan, "lalu apa yang lebih menyeramkan dari sampah plastik?"

Masalah sampah plastik memang sudah menjadi masalah utama bagi setiap manusia dari berbagai belahan dunia. Terutama Indonesia yang beberapa tahun lalu sempat dinobatkan sebagai negara penyumbang sampah plastik ke luatan kedua di dunia. Tidak ada lagi yang perlu dielakkan, setiap tindak tanduk perbuatan harus dipikirkan dan dipertanggungjawabkan. Apakah itu aman, atau bahkan sangat merugikan.

Sumber materi: Film Dokumenter Trashed (2012)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun