Mohon tunggu...
Fauzan Akbar Ramadhani
Fauzan Akbar Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang anak yang mempunyai hobi bermain bulutangkis dan futsal, serta merupakan mahasiswa semester 1 jurusan Perbankan Syariah di UIN Raden Mas Said Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Bola

Kekecewaan Suporter Memuncak : Antara Prestasi Timnas yang Menurun dan Krontroversi Pergantian Pelatih

15 Oktober 2025   18:25 Diperbarui: 15 Oktober 2025   18:25 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Erict Thohir bersama Shin Tae Yong dan Patrict Kluivert (Sumber : Liputan 6)

Surakarta, Oktober 2025 --- Suasana kekecewaan menyelimuti dunia sepak bola nasional. Harapan besar yang sempat menggebu di awal tahun kini berubah menjadi rasa frustrasi di kalangan suporter. Timnas Indonesia yang digadang-gadang mampu menembus babak lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 justru tersingkir dengan cara menyakitkan. Kekalahan beruntun, permainan yang tak stabil, serta keputusan pergantian pelatih yang dianggap tergesa-gesa membuat kepercayaan publik terhadap federasi menurun drastis.

Ekspektasi Tinggi yang Berujung Kekecewaan

Sepak bola Indonesia selalu memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Setiap kali tim Garuda bertanding, stadion selalu penuh, televisi ramai penonton, dan media sosial menjadi ajang perdebatan panas. Namun, sepanjang 2025, antusiasme itu berubah menjadi keresahan. Di bawah asuhan Patrick Kluivert, performa Timnas Indonesia jauh dari harapan.

Dari enam laga penting di babak kualifikasi, skuad Garuda hanya mampu mencatat dua kemenangan---masing-masing atas Bahrain dan Tiongkok. Empat laga lainnya berakhir pahit, termasuk kekalahan telak 1--5 dari Australia dan 0--6 dari Jepang. Dua kekalahan terakhir bahkan disebut sebagai "hasil terburuk Indonesia dalam satu dekade terakhir" oleh sejumlah media asing. Akibat hasil tersebut, peluang Indonesia untuk melangkah ke putaran final Piala Dunia 2026 resmi tertutup.

Pelatih Patrick Kluivert mengakui performa tim belum stabil. "Kami menciptakan banyak peluang, tetapi penyelesaian akhir menjadi masalah besar. Kami harus bekerja lebih keras," ujar Kluivert seusai laga melawan Arab Saudi. Namun pernyataan itu tak cukup menenangkan suporter yang menilai bahwa tim nasional sedang kehilangan arah permainan.

Pergantian Pelatih yang Memicu Polemik

Keputusan PSSI untuk mengganti Shin Tae-yong dengan Patrick Kluivert pada Januari 2025 menjadi salah satu momen paling kontroversial dalam sejarah sepak bola Indonesia. Shin, pelatih asal Korea Selatan yang menangani tim sejak 2020, dianggap telah membawa banyak kemajuan. Di bawah arahannya, Timnas Indonesia berhasil menembus final Piala AFF 2020, tampil kompetitif di Piala Asia 2023, dan meningkatkan peringkat FIFA hingga ke posisi 130-an---tertinggi dalam 15 tahun terakhir.

Namun, kontraknya diputus sebelum berakhir. Federasi berdalih ingin menghadirkan pelatih dengan filosofi Eropa agar bisa membawa timnas ke level lebih tinggi. Patrick Kluivert, mantan striker legendaris Belanda, pun diperkenalkan dengan kontrak hingga 2027. Meski disambut dengan rasa penasaran, kehadirannya segera memicu perdebatan. Banyak pihak menilai pergantian tersebut terlalu cepat dan tanpa rencana transisi yang jelas.

"Pergantian pelatih itu bukan masalah jika dilakukan dengan perencanaan matang. Tapi dalam kasus ini, terlihat seperti keputusan instan," kata pengamat sepak bola nasional, Bambang Purnomo. Menurutnya, fondasi yang sudah dibangun Shin Tae-yong seharusnya dilanjutkan, bukan diganti secara mendadak.

Kluivert datang membawa gaya menyerang khas Eropa. Ia mengubah formasi menjadi 4-3-3 dan mendorong tim bermain lebih terbuka. Namun, strategi itu justru membuat pertahanan Indonesia rapuh dan mudah ditembus lawan. Para pemain tampak kesulitan menyesuaikan diri dengan filosofi baru yang menuntut kecepatan tinggi dan transisi cepat. "Kami masih dalam proses adaptasi. Butuh waktu agar pemain memahami filosofi saya," ucap Kluivert dalam konferensi pers pertamanya di Jakarta.

Survei: Hampir Separuh Suporter Kecewa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun