Mohon tunggu...
Fauqi Ulumil Isthofaiyah
Fauqi Ulumil Isthofaiyah Mohon Tunggu... -

I am a moslem's women

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Representasi Pengetahuan

3 November 2014   13:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:49 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebuah alasan yang menyebabkan kata-kata dan bahasa dipelajari secara mendalam adalah bahwa tingkat perkembangan kemampuan verbal manusia jauh melampaui spesies-spesies lain; oleh sebab itu, kemampuan berbahasa berfungsi sebagai demarkasi (batas pemisah) filogenetik. Beberapa ahli (Baddeley, 1990a, 1990b) memperkirakan bahwa jumlah kata-kata yang maknanya diketahui oleh seseorang berkisar antara 20.000 hingga 40.000 kata, dan memori  rekognisi  bahkan  berjumlah jauh lebih besar daripada angka tersebut, sehingga tidaklah mengherankan bahwa sebagian besar pengetahuan kita bersifat verbal. Sebuah alasan lain yang menyebabkan kata-kata dan bahasa dipelajari secara mendalam dalam psikologi kognitif adalah bahwa struktur sematik memungkinkan kita mengidentifikasi jenis-jenis “benda” yang tersimpan dalam memori dan bagaimana “benda” yang tersimpan tersebut saling berhubungan dengan “benda” yang lain. Tentu saja, bagi para psikolog kognitif, kata-kata itu sendiri tidaklah merupakan objek yang menarik untuk dipelajari, sebagaimana titik-titik di layar radar. Studi terhadap kata-kata menjadi menarik bukan karena nilai intrinsiknya, melainkan karena konsep-konsep dan hubungan-hubungan yang ditemukan dalam studi-studi tersebut, dan penemuan-penemuan tersebut mengungkap berbagai fakta sehingga struktur pengetahuan menjadi jelas dan kaya makna. Dengan mempelajari cara kata-kata direpresentasikan dalam memori, kita dapat mempelajari sejumlah hal mengenai isi, struktur, dan proses representasi pengetahuan.

Pendekatan terhadap memori semantik telah beralih dari perspektif asosianistik ke perspektif kognitif, yang mengasumsikan bahwa struktur-struktur kognitif yang mendetail akan merepresentasikan cara informasi semantik diorganisasikan dalam memori. Beberapa model kognitif tersebut, adalah model Set-Teoretik, model Pembandingan-Fitur Semantik, model-model Jaringan Semantik, dan model Aktivasi Menyebar. Sebuah proposisi didefinisikan oleh Anderson (1985) sebagai “unit pengetahuan terkecil yang dapat berdiri sendiri sebagai suatu pernyataan terpisah (misalnya, bayi menangis). Proposisi adalah unit terkecil yang masih memiliki makna. Dari proposisi ACT mengenai penyandian terhadap suatu kalimat, dapat diketahui bahwa kerangka kerja tersebut berisi tiga jenis memori: memori kerja, memori deklaratif, dan memori produktif (yang serupa dengan memori prosedural). Memori-memori tersebut didefinisikan sebagai berikut:

§Memori kerja adalah sejenis memori jangka pendek yang aktif  bekerja, yang berisi informasi yang dapat diakses sistem pada saat itu juga, termasuk informasi yang diambil dari memori deklaratif jangka penjang.

§Memori deklaratif adalah pengetahuan yang kita miliki mengenai dunia. Tampaknya, dalam pandangan Anderson, informasi episodik dan semantik disertakan dalam memori deklaratif.

§Memori produktif adalah komponen utama yang terakhir dalam sistem ACT. Memori produktif sangatlah menyerupai memori prosedural, yang mengacu pada pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan hal-hal fisik, seperti mengikat tali sepatu, mengerjakan soal-soal matematika, atau memesan makanan di suatu restoran Perbedaan antara memori prosedural dan memori deklaratif adalahperbedaan antara mengetahui “bagaimana” dengan mengetahui “apa”.

Kita tentunya telah mengetahu bahwa orang belajar dari pengalaman. Sebuah hal yang mungkin belum kita ketahui adalah bahwa pengalaman-pengalaman tersebut mengubah sistem saraf dan proses perubahan itu sendiri menjadi suatu dasar neurologis bagi representasi pengetahuan. Koneksionisme dapat didefinisikan sebagai sebuah teori tentang pikiran yang mengajukan gagasan mengenai keberadaan sebuah set besar berisi unit-unit sederhana yang saling terhubung dalam sebuah jaringan yang terdistribusi secara paralel.             Teori ACT dari Anderson adalah sebuah teori memori yang bersifat asosiasionik. Teori tersebut mengajukan gagasan mengenai keberadaan tiga jenis memori: memori kerja, representasi deklaratif, dan memori produksi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun