dpr kita makin memperlihatkan perilaku (maaf) "brengseknya". gak pernah bisa berubah, bahkan bila dirunut sejak dulu. bila teman-temannya ditangkap kpk karena korupsi, jadi dendam ke kpk. dicari-cari aja kesalahannya. sebaliknya, yang salah juga ya dibela aja, karena balasbudi. sebagai lembaga politik, dpr kita ternyata diisi orang-orang yang menganut faham dendamisme dan balasbudisme. yang ingin ditunjukkan adalah arogansi: gue berkuasa juga sama ama elu, nah elu sekarang mau apa? sebaliknya, kalau elu baik ama gue, gue juga baik sama elu. persis perilaku anak tk, seperti kata gus dur: rebutan permen. masyarakat--dan kita-- "diajari" terus, dipertontonkan, cara berpolitik yang ugal-ugalan seperti di jalan raya. saban hari kita disuguhi komentar yang absurd: kalau kepentingannya sama dibela, kepentingannya beda dihujat, banyak asal komentar karena lagi membaca arah angin. ugal-ugalan, karena rambu gak diperduliin, orang lain dicuekin, yang penting kejar storan, dapet duit, target tercapai. ini antara lain juga karena perilaku parpol kita emang (maaf lagi) "brengsek". nyaris gak ada yang benar. tidak dipimpin oleh manusia yang bisa menjadi uswah hasanah, berbudi luhur. kelakuan elit parpol, pejabat negara dan juga legislatif kita kayak (maaf ya) "bandit" semua: merasa berkuasa dan menguasai semuanya. dan karena itu, terkadang saya merasa: kita sebagai bangsa telah gagal menabur benih pemimpin yang patut dicontoh dan layak dihormati karena kewibawaannya, ketulusannya, bukan kedigdayaannya. saya nyerah aja deh sama yang namanya indonesia.....(*)