Penerbit: Mizan Pustaka
Jumlah Halaman: 173 halaman
Tempat Terbit: Bandung, Indonesia
ISBN: 978-979-433-574-1
Hak Terjemahan Indonesia: Mizan Publishing House
Buku Dunia Sophie dimulai dengan cara yang sangat menarik dan bikin penasaran. Seorang remaja bernama Sophie, gadis berusia 14 tahun yang serba ingin tahu, tiba-tiba menerima surat misterius yang isinya cuma satu pertanyaan: “Siapa kamu?”. Pertanyaan sederhana itu bikin Sophie jadi mikir dan mulai mempertanyakan hal-hal mendasar tentang dirinya, kehidupannya, dan dunia di sekitarnya. Dari titik inilah, kita diajak menyelami dunia filsafat melalui cara yang tidak membosankan. Jadi meskipun novel ini tentang filsafat, rasanya tetap seru karena dikemas dalam bentuk cerita detektif dan petualangan.
Setiap bab di buku ini memperkenalkan tokoh-tokoh penting dalam sejarah filsafat. Mulai dari para filsuf alam Yunani Kuno, lalu Socrates, Plato, Aristoteles, hingga filsuf-filsuf modern seperti Kant, Marx, Freud, dan Sartre. Meski membahas konsep yang dalam, penjelasannya itu gak kaku. Gaarder membahas ide-ide besar dan kompleks itu dalam bentuk cerita dengan bahasa yang sederhana. Misalnya, saat menjelaskan soal “realitas” atau “eksistensi”, dia memakai ilustrasi lucu seperti kelinci yang ditarik dari topi pesulap. Jadi pembaca gak merasa seperti sedang baca buku pelajaran, tapi lebih seperti ikut cerita bareng Sophie.
Seiring cerita berkembang, Sophie mulai merasa bahwa hidupnya penuh keanehan. Banyak hal terasa tidak wajar, dan ia sering menerima catatan atau surat dari orang yang tidak dikenal. Lalu muncul sosok Alberto yang secara perlahan mengajaknya mempelajari sejarah filsafat. Namun, dari situ pula Sophie mulai menyadari bahwa dirinya seperti sedang hidup dalam sebuah cerita yang ditulis oleh seseorang. Hal ini memunculkan pertanyaan baru, apakah ia benar-benar memiliki kebebasan, atau hanya menjalani naskah yang sudah ditentukan.
Di bagian tengah buku, pembaca benar-benar diajak menjelajahi sejarah filsafat secara kronologis. Gaarder menjelaskan perkembangan pemikiran manusia dari zaman Yunani Kuno sampai ke era modern dengan contoh-contoh yang masuk akal. Bahasanya tetap ringan, tapi substansinya tidak dangkal. Kita jadi bisa melihat bagaimana cara pandang manusia terhadap dunia berubah seiring waktu. Selain itu, setiap bab juga ditulis dengan singkat dan fokus, jadi nggak bikin bosan walaupun topiknya berat.
Cerita kemudian beralih ke sosok Hilde Moller Knag, seorang gadis lain seusia Sophie yang ternyata menjadi tokoh penting di balik semua peristiwa yang dialami Sophie. Hilde Moller Knag adalah seorang gadis seusia Sophie yang ternyata menjadi tokoh kunci dalam keseluruhan cerita. Ayah Hilde, Mayor Albert Knag, ternyata adalah orang yang menulis cerita tentang Sophie dan Alberto untuk diberikan kepada Hilde sebagai hadiah ulang tahun ke-15. Jadi secara mengejutkan, dunia Sophie sebenarnya hanyalah bagian dari cerita yang sedang dibaca oleh Hilde. Dari sini pembaca mulai tahu bahwa semua kejadian dalam hidup Sophie sebenarnya adalah bagian dari cerita yang ditulis oleh Ayah Hilde. Jadi, dunia yang selama ini kita ikuti ternyata hanyalah cerita di dalam cerita.
Melalui karakter Hilde, kita melihat bahwa cerita ini tidak hanya tentang Sophie, tapi juga tentang siapa saja yang membaca dan ikut merenung. Di sini kita diajak berpikir tentang bagaimana pengetahuan dan ide bisa menembus ruang dan waktu. Buku ini seperti bilang bahwa semua orang punya akses untuk bertanya dan berpikir, tidak peduli siapa dia atau di mana dia berada. Itulah kekuatan filsafat, membuat kita lebih peka dan sadar terhadap dunia. Peran Hilde sangat penting karena dia mewakili pembaca yang mulai menyadari betapa besar pengaruh pertanyaan filosofis dalam hidup.