Mohon tunggu...
Kholifatus Sahara
Kholifatus Sahara Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Maliki Malang '19 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Dari Interaksi Berlangsung Kognisi" Lev Vygotsky

9 Mei 2021   10:48 Diperbarui: 9 Mei 2021   11:04 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain Jean Piaget, Teori Perkembangan Kognitif juga dikemukakan oleh Vygotsky dengan pandangan yang berbanding terbalik dari Teori Piaget. Jika Teori Piaget berpandangan bahwa anak berkembang dengan kemampuannya sendiri melalui tahapan - tahapan kognitif, sedangkan Vygotsky berpandangan bahwa peran dari orang tua dan orang lain disekitarnya sangat dibutuhkan dalam menunjang perkembangan kognitif anak, anak tidak bisa berkembang sendiri tanpa bantuan orang lain. sebelum membahas lebih lanjut tentang Teori Vygotsky , mari mengenal terlebih dahulu sosok Vygotsky. 

Lev Vygotsky Lahir pada bulan November tahun 1896 di Rusia, Vygotsky merupakan lulusan dari Moscow University pada tahun 1917, namun berita duka atas wafatnya Vygotsky terjadi pada bulan Juni 1934 karena diduga menderita penyakit Tuberculosis (TBC). Dalam semasa hidupnya  Vygotsky pernah mengajar, menulis beberapa buku, membangun sebuah lab dan masih banyak lagi, Karya yang dihasilkan Vygotsky selama masa hidupnya  diantara lain adalah Child Development, Scientific articles,Educational Phylosophy ,books, Lectures, and Manuscript. Vygotsky juga mendapatkan julukan Mozart of Psychology , Pemikiran filosofisnya tentang manusia yang menjadi dasar munculnya Teori Konstruktivisme sosial yang menjadi acuan bahwa kemampuan kognitif anak akan berkembang melalui proses interaksi sosial. interaksi sosial ini tidak hanya didapatkan anak ketika dirumah saja namun juga di lingkungan sekitarnya. oleh karena itu Vygotsky ingin mengulik lebih dalam tentang apa saja aktivitas - aktivitas bermakna dalam sosiolkultural yang dapat mempengaruhi kognitif anak.

 Menurut Vygotsky proses yang terjadi dalam sosiokultural sangat berpengaruh dalam perkembangan kognitif anak sehingga teori ini sering disebut sebagai Teori Sosiokultural.  perkembangan kogntif anak tentunya melalui beberapa tahapan dan proses dari yang sederhana ke yang kompleks. Vygotsky membaginya menjadi dua tahapan mental (dalam Yayu, 2018) anak pada awal perkembangannya akan membangun kognitif melalui Elementary mental function dan  Higher mental function. 

Elementary mental fuction merupakan fungsi mental yang paling dasar yang secara alami dimiliki oleh anak sejak mereka lahir, yang berkaitan dengan atensi dan presepsi sederhana pada anak. sedangkan Higher mental fuction sebagai fungsi mental yang lebih tinggi, pada fungsi ini sudah mulai menggunakan kognisi yang lebih kompleks untuk memcahkan sebuah masalah , menghitung, mengingat, perhatian spontan, dan skema memori yang lebih tinggi karena anak memperoleh pengalaman langsung melalui berdialog dan berinteraksi sosial. interaksi sosial dibutuhkan untuk mencapai kemampuan fungsi mental yang lebih tinggi agar tercapai kemandirian, seperti yang Vygotsky katakan bahwa apa yang anak lakukan dalam kerjasama hari ini , dia dapat melakukannya sendiri besok, maknannya pengalaman yang didapatkan oleh anak sebagai proses belajar dalam mempersiapkan diri dan penambahan pengetahuan sehingga anak sudah memiliki bekal dalam bertindak secara mandiri.  

Dalam Teori sosiokultural ini ada tiga hal yang  berpengaruh terhadap proses keberlangsungan kogntiif anak sebagai berikut :

a. Yang pertama istilah The more knowledgeable other (MKO)  orang yang memiliki kemampuan atau pengetahuan lebih daripada anak seperti orang tua, guru, teman sebaya yang memiliki kemampuan lebih , atau orang dewasa yang berada disekitarnya. MKO ini bukan hanya condong kepada orang yang lebih tua saja, namun teman sebaya juga bisa menjadi MKO selama dia memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih dari si anak misalnya ketika anak menyusun puzzle tapi tidak tahu bagaimana cara menyusunnya, maka teman sebaya yang memiliki kemampuan lebih bisa mengajarinya dsb. 

 b. Yang kedua Zone of Proximal Development (ZPD), ZPD merupakan zona antara apa yang anak bisa lakukan dengan dan tanpa bantuan, pada zona ini perbedaan kemampuan dari level perkembangan anak dapat ditentukan melalui kemandirian dalam pemecahan sebuah masalah dan pemecahan masalah dengan bantuan atau bimbingan dari orang MKO, Anak yang sebelumnya memiliki permasalahan dalam proses berkembangnya harus melalui ZPD melalui interaksi, melalui bimbingan, sehingga dalam zona ini terdapat scaffolding (pemberian bantuan) dari MKO sebagai bentuk positif yang diberikan kepada anak dalam membantu proses belajarnya,  yang akan menjadikan anak sebagai pribadi yang mandiri dan bisa mengatasi  problem solvingnya. pemberian scaffolding bisa melalui penjelasan dan arahan yang jelas, bisa juga melalui role model sehingga anak bisa lebih paham dalam pengimplementasiannya, dan yang terakhir bisa melalui pertanyaan. Pemberian Scaffolding juga harus memperhatikan batas kemampuan yang dimiliki oleh anak  sehingga bisa diterima dengan baik oleh anak. Pemanfaatan media belajar di sekitarnya juga akan mempermudah anak dalam memahami itu melalui buku, mading dll. 

c. Yang ketiga yaitu Private Speech, seringkali kita menemukan anak yang sering berbicara sendiri tanpa ada lawan komunikasinya, kemudian  anak berbicara dengan benda mainannya seperti boneka, dan anak berbicara sendiri ketika sedang bermain. bahasa merupakan hal yang penting dalam memahami dunia anak itu sendiri. Jadi Private Speech merupakan pembicaraan yang anak tujukan kepada diri sendiri, untuk memandu pikiran mereka dan tindakan mereka sehingga verbalisasi ini akan diinternalisasikan sebagai pembicaraan batin atau tanpa suara (Woofolk, 2009:720 jadi private speech ini bertahap melalui beberapa tingkatan dari yang awalnya berbicara sendiri sampai berbicara dalam batin. Private speech sempat mendapatkan penolakan dari Piaget karna menurut Piaget Private Speech ini buruk untuk anak, namun Vygotksky percaya bahwa dengan private speech anak dapat meregulasi pikiran dan dirinya sendiri. tahapan regulasi tersebut berawal dari regulasiorang lain terhadap perilaku anak misal, guru melarang anak bermain pisau karna berbahaya, kemudian tahapan selanjutnya anak meregulasi perilaku orang lain jadi ketika anak menjumpai temannya bermain pisau anak bisa melontarkan larangan yang sama seperti yang diberikan oleh guru. selanjutnya anak mampu meregulasi pikirannya sendiri,ketika anak menjumpai sebuah pisau anak anak berpikir yang sama yaitu dorongan untuk tidak bermain benda tersebut karena berbahaya, dan yang terakhir anak meregulasi perilakunya menggunakan pembicaraan batin tanpa suara. 

dalam tahapan - tahapan tersbut anak bisa beradaptasi dengan suatu kondisi dalam mencapai  high function mental, interaksi sosial sebagai hubungan timbal balik yang harus seimbang jadi tidak hanya  memberatkan anak saja, ketika anak salah, anak harus diarahkan agar bisa keluar dari kesulitannya, kemudian anak bisa bekerjasama dengan teman sebaya sebagai MKO agar anak bisa mengembangkan kemampuan kognisinya, dan hal penting yang harus diperhatikan adalah strategi pengajaran atau pemberian scaffolding yang harus tepat sasaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun