Mengubah keyakinan dan sikap tentang seksualitas, seperti anggapan bahwa perempuan dan anak hanyalah objek seks. Meningkatkan eksplorasi seksual remaja sehingga seks bebas dan seks berisiko dapat terjadi. Mudah berbohong. Harga diri rendah dan konsep diri. Depresi dan kecemasan. Gangguan pendidikan. Penyimpangan seksual. Tentu saja hal ini merusak norma sosial dan merusak kehidupan keluarga dan masyarakat.
Tidak terlihat oleh mata dan mengganggu telinga, pornografi adalah kecanduan baru yang, seperti kecanduan narkoba, merusak otak secara permanen. Oleh karena itu, agar anak, remaja, dan dewasa muda terhindar dari bahaya pornografi, diperlukan pembinaan dan pengawasan dari semua lapisan masyarakat, khususnya melalui peran aktif orang tua dengan cara:
Jika anak ketahuan mengakses situs pornografi, orang tua harus mengajak berdialog dan menjelaskan dampak pornografi. Memberikan pemahaman kepada anak tentang internet yang sehat dan aman Menempatkan komputer di ruang keluarga Menginstal aplikasi keamanan di perangkat Memberikan pendidikan seks sesuai perkembangan usia Jika remaja sudah kecanduan pornografi, kerusakan otak yang ditimbulkan dapat dipulihkan melalui berbagai terapi, sedangkan adiksi yang terjadi dapat dihentikan dengan pendampingan dari orang tua dan keluarga dan bila perlu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI