Mohon tunggu...
Fatmah AfriantyGobel
Fatmah AfriantyGobel Mohon Tunggu... Dosen Universitas Muslim Indonesia

Saya adalah dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia, yang konsen terhadap isu kesehatan reproduksi, HIV dan AIDS serta isu kesehatan umum dan masalah sosial lainnya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dosen UMI Lakukan Pendampingan Program Kosa Bangsa: Dukung Inovasi Aplikasi "Si-Cegah Stunting" di Desa Simpasai, Dompu

12 Oktober 2025   19:55 Diperbarui: 12 Oktober 2025   19:55 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi Aplikasi Si-Cegah Stunting  (Sumber: Dokumentasi tim Kosabangsa UMI Makassar-Stikes Yahya Bima)

Dompu, 5 September 2025 — Program Kolaborasi Sosial Membangun Bangsa (Kosabangsa) kembali menunjukkan kiprahnya dalam memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat melalui inovasi di bidang kesehatan. Kegiatan pendampingan Kosabangsa dilaksanakan di Desa Simpasai, Kabupaten Dompu, dengan melibatkan dosen pendamping dari Universitas Muslim Indonesia (UMI), yaitu Fatmah Afrianty Gobel dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dan Abdul Rachman Manga dari Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM).

Kegiatan ini merupakan bagian dari pendampingan terhadap tim Kosabangsa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Yahya Bima terdiri atas ketua tim Ayatullah, dan beranggotakan Wahidah, dan Nurul Jannah, yang mengembangkan aplikasi “Si-Cegah Stunting” sebagai inovasi digital untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pencegahan stunting mulai dari desa.

Acara sosialisasi aplikasi Si-Cegah Stunting dihadiri oleh perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Lurah Simpasai Usman, petugas kesehatan Puskesmas, kader Posyandu, serta mahasiswa STIKES Yahya Bima. Dalam kegiatan tersebut, tim menjelaskan manfaat aplikasi yang dapat digunakan untuk memantau status gizi balita, mencatat hasil pemantauan Posyandu, serta memberikan edukasi tentang pola makan bergizi seimbang.

Fatmah Afrianty Gobel dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap kreativitas tim Kosabangsa dari Stikes Yahya Bima dalam mengembangkan inovasi berbasis digital untuk mendukung program nasional penurunan stunting. “Inovasi seperti Si-Cegah Stunting menjadi bukti nyata peran penting Perguruan Tinggi dalam membangun kesadaran masyarakat dan memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam upaya menekan angka stunting,” ujarnya.

Ketua tim Kosabangsa STIKES Yahya Bima, Ayatullah, menjelaskan bahwa pengembangan aplikasi Si-Cegah Stunting bertujuan untuk menghadirkan solusi praktis berbasis teknologi dalam memantau dan menanggulangi kasus stunting di masyarakat. “Aplikasi ini kami rancang agar dapat membantu kader dan tenaga kesehatan dalam mengidentifikasi balita berisiko stunting secara lebih cepat, serta memberikan informasi edukatif kepada orang tua tentang pentingnya gizi seimbang dan pola asuh yang baik,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kolaborasi dengan dosen pendamping dari UMI memberikan penguatan dalam aspek teknis, komunikasi, dan keberlanjutan program.

Foto Bersama tim Setelah kegiatan Sosialisasi Aplikasi si-Cegah Stunting (Sumber: Dokumentasi Tim Kosabangsa UMI Makassar-Stikes Yahya Bima)
Foto Bersama tim Setelah kegiatan Sosialisasi Aplikasi si-Cegah Stunting (Sumber: Dokumentasi Tim Kosabangsa UMI Makassar-Stikes Yahya Bima)

Salah satu kader posyandu, Kartini, mengungkapkan bahwa aplikasi Si-Cegah Stunting sangat membantu dalam pendataan dan pemantauan gizi balita. “Selama ini kami mencatat secara manual, tetapi dengan aplikasi ini data lebih mudah diinput dan cepat dianalisis,” ujarnya. Penggunaan aplikasi ini sangat praktis. “Kami bisa langsung melihat grafik pertumbuhan anak dan mendapatkan panduan gizi, jadi lebih mudah menjelaskan ke ibu-ibu balita,” lanjutnya.

Menambahkan hal tersebut, Lurah Simpasai, Usman, menyambut baik kehadiran program ini dan menyatakan dukungannya terhadap penerapan aplikasi di tingkat desa. “Kami sangat berterima kasih kepada tim Kosabangsa dan UMI yang telah membawa inovasi ini ke Simpasai. Aplikasi Si-Cegah Stunting menjadi langkah maju bagi desa kami dalam memperkuat pelayanan kesehatan masyarakat dan mencegah stunting sejak dini,” ujarnya. Ia berharap program ini dapat terus dikembangkan dan dimanfaatkan oleh seluruh kader dan masyarakat.  

Kegiatan pendampingan ini diakhiri dengan sesi diskusi dan praktik penggunaan aplikasi oleh kader Posyandu dan mahasiswa. Diharapkan melalui kolaborasi Kosabangsa antara UMI dan STIKES Yahya Bima, inovasi seperti Si-Cegah Stunting dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi yang berkontribusi pada percepatan penurunan stunting di Indonesia.

Tim Editor

Daeng Te'ne
Makassar, 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun