Mohon tunggu...
fatmafairus
fatmafairus Mohon Tunggu... Kesibukan saya saat ini tengah menempuh pendidikan sarjana S1 ilmu ekonomi

Hobi saya adalah traveling bersama keluarga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Trumponomics : Gaya Ekonomi Donald Trump yang Mengubah Arah Amerika

23 April 2025   20:50 Diperbarui: 23 April 2025   21:01 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Ketika Donald J. Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 2016, banyak pihak bertanya-tanya seperti apa kebijakan ekonomi yang akan ia terapkan. Dengan latar belakang sebagai pebisnis sukses dan tokoh televisi, Trump membawa pendekatan yang berbeda dari presiden-presiden sebelumnya. Ia menjanjikan pertumbuhan ekonomi yang pesat, lapangan kerja untuk warga Amerika, dan perlindungan terhadap industri dalam negeri. Kombinasi kebijakan pajak rendah, deregulasi, dan proteksionisme ini kemudian dikenal dengan sebutan Trumponomics. Artikel ini membahas bagaimana kebijakan ekonomi Donald Trump membentuk ulang lanskap ekonomi Amerika, serta dampaknya terhadap dunia. 

1. Visi Ekonomi Seorang Pebisnis

Tidak seperti politikus pada umumnya, Trump membangun citra sebagai pemimpin yang mampu “mengelola negara seperti menjalankan perusahaan.” Visi ekonominya didasarkan pada tiga prinsip utama: pertumbuhan melalui pemotongan pajak, perlindungan industri nasional, dan deregulasi besar-besaran. Ia memandang bahwa ekonomi AS terlalu dibebani oleh birokrasi dan terlalu bergantung pada perdagangan luar negeri yang tidak adil.

Slogan “America First” menjadi dasar dari kebijakan-kebijakan ini, yang artinya menempatkan kepentingan ekonomi domestik di atas hubungan multilateral dan perjanjian dagang global.

2. Reformasi Pajak Terbesar dalam Tiga Dekade

Salah satu langkah monumental dalam masa kepemimpinan Trump adalah disahkannya Tax Cuts and Jobs Act pada akhir 2017. Undang-undang ini memberikan pemotongan pajak besar-besaran, termasuk menurunkan tarif pajak korporat dari 35% menjadi 21%. Selain itu, ada insentif untuk menarik dana perusahaan yang disimpan di luar negeri agar dibawa kembali ke dalam negeri.

Bagi masyarakat umum, terdapat pemangkasan pajak penghasilan, namun banyak analisis menyatakan bahwa kelompok berpendapatan tinggi dan perusahaan besar merupakan penerima manfaat utama. Meski pada awalnya kebijakan ini mendorong pertumbuhan ekonomi, dampaknya terhadap anggaran negara adalah meningkatnya defisit federal yang kembali menyentuh angka $1 triliun.

3. Perdagangan Internasional di Bawah Bayang-Bayang Kebijakan Proteksionisme

Trump menilai bahwa perjanjian dagang seperti NAFTA dan TPP merugikan ekonomi Amerika, khususnya dalam sektor manufaktur. Ia melancarkan kebijakan tarif terhadap barang-barang dari Tiongkok yang ditaksir lebih dari $360 miliar, dengan dalih melindungi industri dalam negeri dan mengurangi defisit perdagangan. Tiongkok kemudian membalas dengan mengenakan tarif pada berbagai produk asal Amerika, termasuk produk pertanian dan otomotif.

Konflik tarif ini disebut sebagai “perang dagang” dan berdampak pada ketidakpastian global serta tekanan terhadap rantai pasok. Namun, Trump berhasil memperbarui NAFTA menjadi United States-Mexico-Canada Agreement (USMCA), yang dianggap lebih menguntungkan AS dalam beberapa aspek.

4. Deregulasi: Membuka Ruang bagi Dunia Usaha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun