Mohon tunggu...
Fatkur Roji
Fatkur Roji Mohon Tunggu... profesional -

Belum begitu produktif dalam menulis, masih kalah dengan sikap konsumtif dalam melahap tulisan-tulisan di kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bidik Misi yang (benar-benar) Membidik

3 April 2010   17:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:00 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hari ini adalah hari terakhir dari pendaftaran beasiswa bidik misi di kampus ITS. Program yang digagas oleh Kementrian Pendidikan Nasional ini menyediakan 20.000 kursi bagi calon mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi akan tetapi tidak mampu dalam memberikan kewajibanya dalam transfer sejumlah uang ditiap semesternya. Pendaftar dapat memilih Perguruan Tinggi Negeri dibawah naungan  Depdiknas (82 Perguruan Tinggi) maupun Departemen Agama (Depag) (22 Perguruan Tinggi), serta dapat memilih maksimal 2 program studi. Jatah kursi yang akan disediakan oleh kampus ITS sebanyak 450 untuk semua pilihan jurusan dalam lima fakultas yang ada. Program beasiswa bidik misi ini adalah program 100 hari pemerintah yang telah memenuhi target 20% dari total dana APBN. Misi yang dibawa adalah ingin memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Prof. Dr. Muhamad Nuh , DEA ketika masih menjabat sebagai rektor ITS berpendapat bahwa hanya dengan pendidikanlah kemiskinan itu dapat dikurangi. Anak seorang petani akan menjadi petani lagi jika pendidikanya hanya memenuhi kewajiban pada tingkat wajib belajar saja. Begitu juga anak buruh bangunan, anak pedagang sayur, anak pedagang asongan di terminal-terminal yang tidak jelas pendapatan di tiap harinya. Sudah tak asing lagi pemandangan ini kita lihat di lingkungan masyarakat sekitar kita. Sebelumnya program seperti ini telah digagas oleh Pak Nuh dalam jalur masuk PMDK berbeasiswa di ITS. Pada tahun 2005 sampai sekarang jumlah kursi yang disediakan adalah 50 ditiap tahunya. Fasilitas yang didapat adalah bebas biaya pendidikan dan mendapatkan biaya hidup ditiap bulanya. Dari mana dana tersebut didapatkan? Dengan sangat meyakinkan, beliau menghimbau kepada dosen dan karyawan untuk menyisihkan gajinya yang diterima selama ini. "Insya Allah tuhan akan membalas kebaikan kita semua", ujar sosok yang penuh senyum itu. Tak lama kemudian ITS mendapatkan bantuan untuk membangun gedung asrama baru dengan total anggaran hampir 30 Milyar. Setelah berjalan 5 tahun dengan hasil akademik penerima yang cukup memuaskan, beliau yakin akan program seperti ini mampu memberikan dampak yang luar biasa bagi bangsa. Sehingga alangkah baiknya jika dilakukan disetiap Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia. Dengan kapasitas dan kewenangan lebih seperti sekarang ini dalam memegang amanah Presiden sebagai menteri pendidikan nasional, beliau ingin melanjutkan perjuanganya dalam memajukan Indonesia melalui bidang pendidikan. Semoga niatan tulus itu akan dibarengi dengan pelaksanaan yang bersih dari pihak-pihak yang ingin memenuhi hasrat akan kenikmatan sesaat. Kenikmatan untuk mengalirkan dana yang tidak sedikit itu, Kenikmatan untuk menikmati dana yang bukan menjadi haknya. Kenikmatan yang akan selalu membuat ketagihan akan harta haram. Atau bahkan pihak-pihak yang menjadikan bisnis untuk meloloskan penerima yang seharusnya tidak pantas menerima. Sehingga program bidik misi ini  benar-benar program yang membidik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun