Mohon tunggu...
Fatkhur Roji
Fatkhur Roji Mohon Tunggu... Pendidik, Peneliti dan Cendekiawan

SIAPA YANG MEMULAI DIALAH YANG MENUAI.. BELAJARLAH UNTUK MEMULAI SESUATU KARNA PASTI AKAN ADA HASILNYA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hakikat Manusia dan Pendidikan

14 Oktober 2020   15:58 Diperbarui: 28 Mei 2021   06:22 4553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pola Tujuan Hakekat Pendidikan (Sumber: Fatkhur Roji)

Baca juga: Pendidikan, Riset, dan Kemajuan Bangsa

B. PENDIDIKAN

Secara substansial pendidikan merupakan kebutuhan asasi dan secara khusus hanya dapat dilakukan terhadap manusia. Makhluk selain menusia tidak memiliki kemungkinan untuk dididik. Manusialah satu-satunya makhluk yang dapat dididik. Ini disebabkan karena pada diri manusia terdapat potensi insaniah, suatu potensi yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk selain manusia. Potensi yang dimaksud tiada lain adalah potensi "fitrah". Rasulullah saw., bersabda:

Telah menceritakan kepada kami Hajib bin Al Walid telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Harb dari Az Zubaidi dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah, dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.

Hadis di atas dengan tegas menyebutkan bahwa setiap manusia lahir membawa "fitrah". Pertanyaannya adalah bagaimana wujud dari fitrah tersebut? Fitrah sesungguhnya adalah potensi dasar, suatu potensi diri yang masih harus dikembangkan, hingga mencapai tahapan-tahapan yang jika terus menerus dikembangkan akan mencapai titik tertinggi. Karena itu, dapat dirumuskan definisi pendidikan sebagai usaha mengembangkan potensi fitrah insaniah menuju tercapainya insan paripurna (Insan Kamil).

Baca juga: Identitas dan Misi Pendidikan

Potensi manusia yang dimaksud tiada lain adalah fitrah yang dibawa sejak lahir. Setiap manusia memiliki fitrah (nilai-nilai kesucian) yang secara potensial berada pada diri setiap insan untuk selanjutnya dibina dan dikembangkan dalam usaha-usaha pendidikan.

Fitrah sebagai potensi nilai-nilai kesucian, tidak akan memiliki makna apapun jika tidak dikembangkan. Oleh karena itu, kehadiran pendidikan menjadi wahana untuk mengembangkan potensi fitrah sehingga setiap potensi fitrah insaniah dapat dimunculkan (diwujudnyatakan) untuk kemudian dikembangkan.

Wujud fitrah itu sendiri, merupakan nilai-nilai kebaikan yang bersifat universal yang ada pada diri setiap insan. Setiap manusia memiliki nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, kasih sayang, dan banyak lagi nilai-nilai suci dan baik lainnya, yang pada prinsipnya adalah milik setiap insan.

Pola Tujuan Hakekat Pendidikan (Sumber: Fatkhur Roji)
Pola Tujuan Hakekat Pendidikan (Sumber: Fatkhur Roji)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun