Mohon tunggu...
MUHAMMAD FATKHULFIKRI
MUHAMMAD FATKHULFIKRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi berdiskusi,traveling dan menyukai kegiatan sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Pendampingan Teman Sebaya dalam Advokasi Remaja

5 Januari 2023   06:00 Diperbarui: 5 Januari 2023   06:10 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Proses kehidupan dalam dunia tidaklah bisa kita pungkiri bahwa akan adanya perbuatan-perbuatan yang mungkin dapat menjerumuskan manusia kedalam hal yang buruk. Mengapa demikian? Lingkungan yang kita tinggali tidak selalu membawa kita kedalam sesuatu  hal yang baik, maka dari itu perlulah controlling mindset yang harus selalu kita pegang teguh, bahwasanya manusia di haruskan mempunyai iman yang kuat, pendirian yang tak goyah dan tentunya bisa mengontrol diri kita untuk tidak terpengaruh dalam hal keburukan. Hal yang kita tekankan dan kita spesifikasikan adalah remaja, Menurut Santrock (2012) Masa remaja merupakan salah satu periode transisi dalam kehidupan manusia dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa. Kehidupan remaja yang ditandai oleh berbagai macam kenakalan remaja, adalah bukti lemahnya moralitas dan kepribadian usia remaja.

 Di Indonesia selama dasawarsa terakhir ini, menunjukkan adanya kecenderungan yang semakin serius tentang permasalahan remaja Indonesia khususnya masalah sosial, psikologi, budaya, dan moralitas. Sebagai contoh, gambaran tentang banyaknya remaja Indonesia mengalami masalah sosial yang ditunjukkan dalam bentuk perbuatan kriminal, asusila, dan pergaulan bebas. Masalah degradasi moral yang diwujudkan dalam bentuk kurang menghormati orang lain, tidak jujur sampai ke usaha menyakiti diri seperti mengkonsumsi narkoba, minum minuman keras dan bunuh diri adalah salah satu bentuk dari kecenderungan neurotik (Puspitawati dalam Sriyanto, 2014).

  Sudah  tidak menjadi hal yang tabu lagi jika mendengar suatu kasus kenakalan remaja ataupun remaja yang bisa kita bilang menutup dirinya (introvert). Yang mana kejadian perlakuan tersebut dapat di kenakan pidana yang tertuang dalam pasal 71 Undang-undang No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak juga mengatur bagi anak atau remaja yang melakukan kejahatan karena kenakalan remaja akan dikenakan hukuman pidana pokok dan tambahan. Karenanya individu menjadi faktor utama dalam memilih dan menentukan eksistensi dirinya dalam membentuk karakter agresif, asertif, atau pasif. Hal itu bisa jadi dikarenakan beberapa faktor yakni keluarga, pribadi, dan lingkungan. 

Kurangnya perhatian dan pengertian ataupun Bahasa gaulnya adalah tidak ada ruang curhat atau yang bisa mereka percaya untuk saling bertukar cerita. Pendidikan selayaknya menjadi sarana yang efektif untuk mengembangkan kemampuan dan membangun karakter peserta didik, sebab pendidikan memberi pelajaran nilai-nilai kearifan dan budaya masyarakat. 

Selaras dengan hal itu maka, pendidikan yang bermakna dan bermutu pada dasarnya harus selalu mengacu ke masa depan. Pendidikan bermakna juga harus bersifat komprehensif dan holistik, untuk mempersiapkan masa depan peserta didik. Sebab peserta didik akan menghadapi kehidupan yang komplek karena tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berkaitan dengan pendidikan, keluarga menjadi faktor yang penting dalam perkembangan psikologi dan sosial anak. Pola asuh dan komunikasi yang dilakukan orang tua dapat memberikan pengalaman pada masa kanak-kanak yang akan memengaruhi perkembangan berikutnya. Proses dalam berteman, juga menjadi salah satu hal yang perlu di perhatikan dalam berbaur, mancari relasi dan lain sebagainya. Remaja sebenarnya lebih cenderung mudah untuk bercerita kepada teman sesama umurnya karena menurut mereka orang yang seumuranlah yang lebiih mengerti apa yang sedang dirinya rasakan. Namun kesalahan maupun pengaruh kejahatan teman yang menjadi sorotan dan harus selalu di perhatikan, tidak lain agar diri yang telah menerima segala aspek teman dari berbagai macam sifat dapat selalu terlindungi dari hal hal yang tidak seharusnya di lakukan oleh para remaja.

Penelitian yang dilakukan oleh Kusprasetyo (2016) menunjukkan kepribadian eksrovert memiliki peluang besar untuk menjadi seseorang dengan kesehatan mental yang baik, sebaliknya seseorang dengan tipe kepribdian introvert rentan mengalami kecenderungan gangguan mental.

Penelitian yang dilakukan tersebut menunjukkan korelasi yang negative antara tipe kepribadian extrovert dengan kesehatan mental seseorang. Penelitian lain yang dilakukan oleh Azizah (2016) dari 70 subjek penelitian 45 subjek mengalami gangguan mental dan 67% nya memiliki tipe kepribadian introvert Hal itulah yang selama ini terlalu kita apatiskan, padahal remaja-remaja seperti itu bisa jadi manusia yang berpotensi lebih jika kita memberikan ruang wadah untuk mereka bisa berprogres.

Kita tidak bisa melihat potensi seseorang hanya ketika dia kelihatan massif di depan khalayak umum saja, tetapi ada juga dari mereka yang berpotensi namun mereka kurang berani menyampaikan apa yang menjadi potensi dari mereka. Pendampingan teman sebaya dapat menjadi salah satu cara untuk dilakukan dalam pemberdayaan remaja, karena Sebagian remaja jika sedang mengalami permasalahan yang serius mereka lebih cenderung bercerita ataupun curhat dengan teman sebayanya (sepantaran) dari pada dengan guru maupun orang tuanya. Hal tersebut terjaddi disebabkan karena sesama remaja sudah paham betul terkait lika liku suatu masalah yang lebih spontan dalam mengadakan kontak.

Maka dari itu sudah selayaknya sesama kaum remaja saling mewadahi  remaja remaja yang kurang akan perhatian, baik mereka telah berbuat kejahatan maupun mereka yang secara mental menutup dirinya. Harapanya setelah pemberian wadah dan pemberdayaan yang di terima oleh remaja maka kita dapat meminimalisir pelajar yang apatis terhadap isu social terkini, remaja merupakan bibit-bibit orang yang akan memajukan dunia, yang akan membuat dunia ini jauh lebih baik lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun