Dakwah, sebagai salah satu pilar utama dalam islam, bukan sekadar penyampaian pesan agama. ia adalah sebuah proses komunikasi yang terstruktur, memiliki tujuan mulia, dan berlandaskan pada pemikiran filosofis yang mendalam. Di tengah dinamika globalisasi dan perkembangan teknologi komunikasi saat ini, memahami prinsip-prinsip filsafat dakwah menjadi semakin krusial. Hal ini memastikan dakwah tetap relevan, efektif, dan mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan sosial dan budaya.
Filsafat dakwah mengajak kita untuk menyelami hakikat, tujuan, metode, serta nilai-nilai yang mendasari setiap aktivitas dakwah. Dengan pemahaman ini, para dai dan akademisi dapat merancang strategi dakwah yang tidak hanya menyentuh aspek rasional, tetapi juga emosional dan spiritual umat. Mari kita telaah lebih lanjut prinsip-prinsip dasar yang membentuk fondasi dakwah yang kokoh.
Prinsip-Prinsip Dasar dalam Dakwah
1. Prinsip Universalitas
- Cakupan Luas:Â Dakwah islam ditujukan untuk seluruh umat manusia, melampaui batasan budaya, etnis atau geografis.Islam membawa ajaran dasar yang berlaku sepanjang masa dan di setiap tempat.
- Fleksibilitas Ajaran: Ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW bersifat elastis, akomodatif, dan fleksibel, memungkinkannya beradaptasi dengan perkembangan zaman dan memenuhi kebutuhan manusia.
- Nilai Universal: Islam mengandung nilai-nilai universal seperti tauhid, etika, moral, keadilan sosial, perdamaian, pendidikan, etos kerja, dan kepedulian lingkungan.
2. Prinsip Pembebasan (Liberation)
- Kebebasan Dai:Â Para dai harus bebas dari teror, kekurangan materi yang dapat merusak citra, dan harus yakin akan kebeneran yang disampaikannya.
- Tanpa Paksaan:Â Dakwah tidak boleh bersifat memaksa,mengintimidasi, atau meneror. Kebebasan beragama adalah hak asasi manusia.
- Membebaskan dari Perbudayakan: Inti dari prinsip tauhid adalah membebaskan menusia dari penghambaan kepada makhluk, hanya kepada Allah SWT. ini berarti setiap individu harus diperlakukan secara layak, dihormati hak-haknya, dan tidak diperbudak oleh sesama manusia.
3. Prinsip Rasionalitas
- Pendekatan Ilmiah: Di era ilmu pengetahuan dan teknologi, dakwah harus menggunakan pendekatan rasional yang sesuai engan kebutuhan mad'u (objek dakwah).
- Pengembangan Wawasan: Dakwah tidak hanya berorientasi pada kesemarakan, tetapi juga pada pendalaman dan pengembangan wawasan, mendorong pemikiran, perdebatan, dan argumentasi.
- Kesadaran Beralasan: Tujuan dakwah adalah mencapai kepasrahan yang beralasan, bebas, dan sadar dari objek dakwah, dimana akal dan hati tidak saling mengabaikan.
4. Prinsip Kearifan
- Pendekatan Budaya: Dakwah harus mempertimbangkan kearifan budaya setempat agar tidak menyinggung atau memaksa orang lain menerima gagasan.
- Sikap Bijakan:Â Kearifan adalah hasil renungan mendalam yang teraktualisasi dalam cara-cara mempengaruhi orang lain berdasarkan pertimbangan psiko sosiokultural mad'u.
- Fleksibilitas dan Keuletan:Â Dai harus mampu menyesuaikan diri, bersikap luwes, dan proaktif terhadap perkembangan ligkungan, serta mencari titik temu ditengah perbedaan.
- Kritik Dalil Bijak:Â Penting untuk memaknai dalil Al-Qur'an dan hadis secara bijak, bahkan mengkritisi hadis yang berpotensi merendahkan derajat manusia (misalnya perempuan) jika sanad atau matannya tidak kuat.
5. Prinsip-Penegakan Etika
- Etika Qur'ani:Â Dakwah harus berlandaskan prinsip moral dan etika yang diturunkan dari Al-Qur'an dan Sunnah, terutama dalam dakwah antarbudaya.
- Penerapan Etika:
- Kasih Sayang (Rahmah):Â Menyebarkan kasih sayang dan persaudaraan sesama manusia, tidak mengejek perbedaan, melainkan mencari titik temu.
- Kelembutan Hati (Layyinah):Â Berprilaku lemah lembut, memperhatikan kelayakan, kepatutan, dan keserasian dalam interaksi.
- Saling Memaafkan:Â Memproporsikan perilaku yang bertentangan dengan kebiasaan dalam posisi manusiawi untuk menciptakan suasana saling mengerti.
- Pedoman Dakwah Antarbudaya (Abd. Rohim Ghazali):
- Menafikan unsur kebencian.
- Bertutur kata santun, tidak menyinggung perasaan atau menyindir keyakinan lain.
- Dilakukan secara persuasif, bukan memaksa.
- Tidak menjelek-jelekkan agama atau budaya lain, sebaliknya menghormati perbedaan.
6. Prinsip Kesetaraan (Equality)
- Saling Menghormati:Â Dakwah yang produktif mengedapankan kesetaraan dan saling menghormati dalam segala dimensi kehidupan.
- Akses Setara:Â Kesetaraan dalam meraih kesuksesan, mengakses pendidikan, sosial, ekonomi, dan budaya bagi semua elemen masyarakat, tanpa memandang jenis kelamin.
- Pemberdayaan:Â Menjadi pilar utama dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperkuat pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak.
- Hak Laki-Laki dan Perempuan:Â Islam sangat berkomitmen terhadap kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan dalam pendidikan, karir, dan partisipasi di ruang publik.
7. Prinsip Kesholehan Sosial
- Amal sholeh:Â Dakwah produktif tercermin dari pencapaian amal sholeh dari seluruh elemen masyarakat.
- Kepedulian Sosial:Â Keimanan harus diimbangi dengan kepedulian kepada sesama manusia, peningkatan kepekaan sosial, dedikasi sosial, dan kesadaran terhadap isu-isu sosial dan global.
Tiga Pilar Utama Filsafat Dakwah: Kebenaran, Keadilan dan Kesejahteraan