Mohon tunggu...
fatimah tasya
fatimah tasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar mahasiswa

work hard in progress

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Permasalahan UMKM di Tengah Pandemi

9 September 2021   18:10 Diperbarui: 9 September 2021   18:24 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

UMKM menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia ini. Mulai dari makanan, sembako, alat tulis kantor, jasa, dan lain sebagainya. Meski terkadang tidak kita sadari karena bentuk usahanya yang sederhana, peran UMKM bagi Indonesia sebenarnya begitu besar. Jumlah UMKM di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya. Peningkatan ini membawa pengaruh  yang cukup baik bagi perekonomian di Indonesia ini. Mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga penigkatan produk domestikk bruto (PDB) yang cukup besar.

Sekarang pun masih banyak pengusaha UMKM yang masih terkendala masalah seperti, kurangnya modal usaha, strategi pemasaran yang kurang digencarkan, sampai akses teknologi digital. Sehingga, usaha mereka belum berjalan dengan lancar, bahkan ada yangg tidak mengalami peningkatan, atau malah mengalami penurunan. Apalagi di era pandemi covid-19 seperti ini. 

Masyarakat makin susah untuk keluar rumah, mereka lebih memilih berbelanja online, dengan banyak pertimbangan. Seperti, jika online mereka tidak perlu  capek-capek keluar rumah untuk membeli sesuatu, mereka hanya tinggal pencet-pencet lewat gadget yang selalu mereka gunakan setiap saat. Dan juga metode pembayaran yang disediakan oleh toko online atau platform juga cukup mudah, mereka hanya tinggal melakukan transfer dengan cepat, dan kemudian barang akan segera tiba. Berbeda dengan jika kita membeli ke tempatnya langsung.

Pandemi covid-19 ini berdampak sangat besar ke segala sektor, salah satunya yaitu sektor ekonomi. Hal ini dirasakan oleh para pelaku UMKM yang tengah mengalami krisis ekonomi. Pasalnya, menurunnya daya beli masyarakat akibat pandemi juga sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha UMKM. Krisis ekonomi ini tanpa disadari dapat menjadi ancaman bagi perekonomian nasional, karena UMKM adalah salah satu penyumbang terbesar perekonomian Indonesia ini. Oleh karena itu pembinaan dan bantuan untuk penguasaha UMKM di era pandemi perlu menjadi perhatian lembaga pemerintah.

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini saya akan membahas berbagai masalah yang sering dialami para pengusaha UMKM di era pandemi, serta cara mudah dalam mengatasinya. Berikut adalah masalah yang sedang dihadapi oleh Ibu Siti sebagai pelaku UMKM.

Yang pertama yaitu tidak tahu bagaimana cara membesarkan bisnis atau usaha. Banyak dari mereka yang hanya fokus dalam memproduksi barang, namun tidak memikirkan cara mengeksplor usahanya. 

Akibatnya, mereka menjadi  kesulitan dalam meningkatkan usahanya, dan mereka hanya jalan ditempat saja. Apalagi sekarang di masa pandemi, banyak konsumen yang beralih berbelanja secara online. Sebagai pelaku usaha UMKM harus bisa mengikuti perubahan ini, agar tidak tertinggal jauh dengan yang lainnya. Cara mengatasi masalah berikut dengan cara meningkatkan pengetahuan terkait perkembangan strategi bisnis terbaru, seperti mengikuti seminar tentang cara memajukan UMKM, dan sering-sering membaca dan belajar mengenai masalah tersebut. Selain itu, juga bisa bergabung dengan berbagai komunitas bisnis yang mampu meningkatkan skill bisnis, sehingga bisa berbagi pengalaman oleh  teman-teman yang lain.

Yang kedua, yaitu kurangnya berinovasi dalam membuat produk. Saat ini, jumlah produk UMKM yang bisa menembus kancah nasional kemungkinan masih sedikit. Yang menyebabkan sulitnya produk UMKM yakni sulit bersaing di tingkat nasional, terlebih lagi jika ada hubungannya dengan harga yang sudah ditawarkan. Cara mengatasinya yaitu dengan meningkatkan daya saing produk tersebut. Jadi, para pelaku UMKM harus bisa lebih kreatif dan harus terus berinovasi dalam memproduksi sebuat produk. Agar produk bisa dilihat oleh banyak orang, maka kita harus bisa menawarkan produk secara inovatif dengan cara menerapkan cara produksi yang berbeda dengan usaha UMKM lain pada umumnya.

Yang ketiga, belum menggunakan atau mengoptimalkan pemasaran secara online. Salah satu faktor yang menimbulkan pendistribusian barang yang kurang meluas adalah karena para pengusaha belum mampu melakukan pemasaran secara online. Apalagi sekarang kita berada di era pandemi, yang seharusnya kita bisa melakukan hal ini. Sebenarnya mungkin di masa sekarang ini, semuanya bisa dilakukan secara online, misalnya saja jika kita membuka usaha dengan sistim online. Karena dengan berbisnis online kita dapat mempermudah bisnis kita tanpa harus membuka toko. Karena sekarang jua sudah banyak platform yang sudah menyediakan tempat untuk berbisnis online. Jadi kita harus bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk saat ini.

Selanjutnya yaitu, tidak ada branding dari produk. Mungkin belum banyak dari mereka yang menyadari betapa pentingnya branding untuk produk dan bisnisnya. Sehingga, kebanyakan dari mereka hanya fokus berjualan saja tanpa memikirkan kualitas dan merk produk tersebut. Cara mengatasinya yaitu dengan cara meningkatkan kuliatas branding produk UMKM. Cara pertama yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Oppurtunities, and, Threats). Sederhananya, coba analisa produk dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang bisa ditimbulkan oleh produk tersebut.

Kemudian juga karena ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yang menjadikan UMKM kini mengalami krisis ekonomi. Maka dari itu UMKM harus terus berinovasi sekreatif mungkin agar UMKM akan terus berjalan, dan bisa menciptakan peningkatan seperti sebelumnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun