Mohon tunggu...
Fatimah Azzahra
Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Penulis - Ibu rumah tangga

Ibu rumah tangga yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Kenaikan Harga Pangan Saat Puasa Jadi Biasa

14 Maret 2024   21:55 Diperbarui: 14 Maret 2024   22:04 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/20/110400265/daftar-harga-bahan-pokok-yang-merangkak-naik-jelang-ramadhan?page=all

Menyambut bulan suci Ramadan, kaum muslim bersukacita. Bagaimana tidak? Inilah prime time Bagi kaum Muslim untuk beribadah. Momen dimana semua amal sholeh dilipatgandakan pahalanya. Momen dibukanya pintu ampunan Allah swt. Sayangnya, momen indah ini dibayangi berbagai kenaikan harga pangan setiap tahunnya. 

Tradisi Kenaikan Harga Pangan

Seperti sudah jadi tradisi, setiap menjelang Ramadan dan Idul Fitri, harga bahan pangan naik menjulang tinggi. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PHPS), Selasa (5/3/2024), harga beras masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Harga beras medium secara rata-rata nasional berada di kisaran Rp 15.950 per kg, dan beras premium di harga Rp 17.350 per kg. Padahal HET beras medium adalah di kisaran Rp 10.900 per kg, dan HET beras Premium Rp 14.800 per kg.

Harga cabai merah cabai merah besar rata-rata nasional berada dikisaran Rp 73.050 per kg. Sebelumnya hanya 72.300 per kg dan saat normal hanya dibanderol sekitar Rp40 ribu per kg. Telur ayam juga makin mahal. Saat ini harga terpantau Rp30.700 per kg. Padahal normalnya hanya sekitar Rp27 ribuan per kg.

Harga daging ayam ras juga masih mahal bahkan hampir menyentuh Rp 40.000 per kg. Sementara, untuk daging sapi dikisaran Rp 137.650 per kg. (liputan6.com, 5/3/2024)

Sungguh membuat rakyat semakin sesak. Bagaimana bisa kebutuhan pangan dan gizi rakyat tercukupi jika harga kian Meroket sementara kondisi perekonomian kian sulit? Fenomena kenaikan harga pangan ini juga mengganggu kekhusyuan kaum muslim dalam beribadah. 

Faktor Penyebab Kenaikan Harga Pangan

Ada banyak faktor yang menyebabkan kenaikan harga pangan setiap Ramadan menjadi tradisi. Diantaranya adalah kondisi panen, gangguan alam hingga faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun internasional.

Fakta adanya arus perdagangan pangan global membuat celah bagi para kapitalis memanfaatkan momen-momen yang setiap tahunnya memicu tingginya inflasi, bahkan puncaknya inflasi. Kartelisasi, spekulan beserta jejak mafia komoditas pangan juga marak dan merajalela. Hal ini diperparah dengan kebijakan penguasa yang jauh dari rakyat. Mulai dari melambungnya harga pupuk, pencabutan subsidi pupuk, kisruh produksi alsintan, alih fungsi lahan pertanian, dan konglomerasi global produk pangan yang menguasai rantai hulu hingga hilir. Hasilnya, rakyat kembali jadi korban kenaikan harga pangan. 

Bukan hanya itu, penerapan sistem kapitalisme sekularisme menyebabkan adanya kekeliruan dalam memahami amal di bulan Ramadan. Ramadan yang seharusnya jadi momen untuk menahan diri dan bersederhana termasuk dalam pangan, malah jadi momen bertambah konsumtifnya orang. Lihatlah supermarket yang penuh setiap sore, pengeluaran yang membengkak bukan hanya karena bertambah mahalnya harga pangan tapi karena banyak jajan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun