Mohon tunggu...
Mukhammad FatikhRiduwan
Mukhammad FatikhRiduwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Progam Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perdamaian Suporter Bonek dan Arema Jika Dihubungkan dengan Teori Asosiasitik

27 Oktober 2022   18:30 Diperbarui: 27 Oktober 2022   18:37 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Dapat kita ketahui bahawasannya baru-baru ini persepak bolaan Indonesia dirundung duka. Hal itu disebabkan karena, telah terjadi tragedy kemanusiaan yang terjadi di stadion Kanjuruhan, Malang.Tragedi tersebut terjadi seusai pertandingan antara klub tuan rumah yaitu Arema Fc melawan klub dari kota Surabaya yaitu Persebaya Surabaya dengan hasil akhir dimenangkan oleh Persebaya Surabaya, dimana Persebaya berhasil menumbangkan Arema Fc dengan skor 3-2. Kemenangan Persebaya tersebut sekaligus menjadi pemecah rekor setelah 23 tahun lamanya klub Persebaya Surabaya tidak pernah menang dikandang Arema.

Dengan hasil akhir laga yang dimenangkan oleh Persebaya membuat para supporter Arema merasa kecewa karena tim kebanggaannya dikalahkan oleh tim rival dikandang sendiri. Dapat kita ketahui Bersama, bahwasannya laga antara Persebaya dengan Arema merupakan sebuah laga panas yang bertajuk derby dan biasa disebut dengan Derby Jawa Timur. Dimana laga tersebut mempertemukan dua klub asal Jawa Timur yang mempunyai basis supporter cukup besar dan juga mempunyai sejarah rivalitas yang cukup Panjang.

Dilansir dari Detik.com, bahwa kerusuhan di stadion Kanjuruhan Malang Meletus seusai peluit Panjang ditiupkan. Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta menjelaskan kronologi tragedy stadion Kanjuruhan Malang yang terjadi pada hari Sabtu (1/10). “Terkait dengan proses pertandingan tidak ada permasalahan, semuanya selesai. Permasalahan terjadi pada saat setelah pertandingan selesai, terjadi kekecewaan dari para penonton yang melihat tim kesayangannya tidak pernah kalah selama 23 tahun bertanding di kendang sendiri.” Nico mengatakan karena rasa kekecewaan para supporter yang melihat tim kesayangannya mengalami kekalahan, sehingga membuat mereka turun ke lapangan dan berusaha mencari para pemain dan official untuk melampiaskan kekecewaannya.

Sehingga membuat para petugas keamanaan melakukan berbagai upaya-upaya pencegahan dan melakukan pengalihan supaya para supporter tidak semakin masuk kedalam lapangan dan mengincar para pemain. Namun karena situasi yang tidak semakin terkendali, membuat para petugas keamanan menembakkan gas air mata kepada para supporter. Namun sangat disayangkan gas air mata tidak hanya ditembakkan kedalam lapangan namun gas air mata juga ditembakkan kedalam area tribun penonton sehingga membuat para penonton yang duduk di tribun mengalami sesak nafas hingga pingsan.

Dan lebih na’asnya lagi ditengah kepanikan dan kegaduhan area tribun supporter karena gas air mata ditemukan fakta bahwa para supporter yang duduk diarea tribun nomer 13 tidak dapat keluar dari area tribun. Hal itu disebabkan karena pintu keluar tribun nomer 13 masih dalam keadaan terkunci dan tidak dapat terbuka, sehingga hal itu yang menjadi pemicu terjadinya penumpukan diarea pintu tribun nomer 13 . Karena kondisi kesehatan yang mulai melemah akibat terkena dampak gas air mata membuat para supporter yang berdesakan di area pintu keluar tribun nomer 13 mengalami pingsan hingga akhirnya terinjak-injak oleh supporter lainnya. Berawal dari hal itulah yang menjadi penyebab para korban berjatuhan hingga merebut korban jiwa. Hal itu diperkuat dengan pernyataan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang yang menyebutkan penyebab korban tragedy stadion Kanjuruhan, Malang meninggal dunia adalah karena mayoritas mengalami sesak nafas dan terinjak injak karena terjadi kepanikan diantara para supporter. Dilansir dari Detik.com.

Dilansir dari Detik.com tragedy Kanjuruhan ini merupakan tragedy kerusuhan sepak bolah terparah di Indonesia. Dengan banyaknya korban jiwa yang meninggal membuat tragedy Kanjuruhan ini menjadi tragedy sepak bola terparah nomer 2 di dunia. Dimana tragedy Kanjuruhan mengalahkan tragedy kerusuhan sepak bola di Ghana yang telah menelan sebanyak 126 korban jiwa. Sehingga hal itulah yang menjadi penyebab perhatian dari kita semua terkait kerusuhan yang terjadi di stadion Kanjuruhan.

Dapat kita ketahui bersama, bahwasannya penyebab dari banyaknya korban jiwa disebabkan oleh tembakan gas air mata oleh polisi ke area tribun. Namun kenyataanya penembakan gas air mata ke area tribun penonton didalam stadion merupakan suatu hal yang dilarang oleh FIFA. FIFA sendiri sebagai induk organisasi sepak bola di seluruh dunia telah melarang adanya gas air mata ataupun senjata tajam lainnya yang memasuki area dalam stadion. Dan hal itu tertulis dalam peraturan FIFA mengenai Stadium Safety and Security Regulations yang terdapat pada pasal 19 tentang Pitchside Stewards huruf B dimana pasal tersebut berbunyi, “No firearms or ‘crowd control gas’ shall be carried or used.” Yang pada intinya peraturan ini berbunyi senjata api atau gas untuk mengontroll kerumunan dilarang dibawa serta digunakan. Seperti dilansir dari halaman Kompas.com. 

Adapun terkait update terbaru perkembangan data korban tragedy stadion Kanjuruhan. Seperti dilansir dari Kompas.com, bahwa update terbaru dari polri terkait korban kerusuhan stadion Kanjuruhan hingga saat ini sebanyak 678 orang. Dengan rincian sebanyak 131 orang meninggal dunia dan sebanyak 547 orang mengalami luka-luka. Dengan rincian luka berat sebanyak 23 orang,  luka sedang sebanyak 43 orang dan luka ringan sebanyak 481 orang. Dan rata-rata korban yang mengalami luka ringan.

Dengan banyaknya korban jiwa akibat peristiwa tragedy tersebut tentunya menjadi duka yang mendalam bagi seluruh elemen supporter di Indonesia. Hal itu dapat terlihat, ketika seluruh eleemen supporter di Indonesia saling berkumpul untuk mendoakan korban dan keluarga yang ditinggalkan akibat tragedy Kanjuruhan, peristiwa yang paling kelam sepanjang sejarah persepakbolaan tanah air. Tak hanya melakukan doa bersama, mereka juga menggaungkan semangat perdamaian, agar tidak ada lagi nyawa manusia yang melayang sia-sia karena sepak bola karena tidak ada sepak bola yang sebanding dengan nyawa manusia.

            Dan perdamaian antar supporter tersebut dapat terlihat ketika pada acara doa bersama dalam rangka peringatan 7 hari tragedy Kanjuruhan dimana didalam acara tersebut menjadi momen bertemunya supporter Aremania dengan supporter Bonek dan supporter yang lainnya. Dimana para seluruh elemen supporter membaur menjadi satu dan bersama-sama mengalirkan pembacaan doa untuk para korban tragedy Kanjuruhan. Dan chant perdamaian terdengar setelah pembacaaan yasin dan tahlil.

            Dapat kita ketahui bersama bahwa selama ini, Aremania dan Bonek terkenal dengan rivalitas panas. Akan tetapi, pada malam itu ada secercah harapan perdamaian diantara mereka. Dan mereka saling merangkul dan membaur satu sama lain. Sempat juga terdengar chant Persebaya Emosi Jiwaku dan Lagu kabar damai Arema  menggema dengan lantang diarea stadion Kanjuruhan. Selain itu mereka juga terlihat membentangkan syal kebanggaan klub masing masing. Rintik-rintik hujan di area Stadion Kanjuruhan malam itu seolah terasa hangat dengan keguyuban dari para supporter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun