Jembatan merupakan aspek penting dalam jaringan jalur antara wilayah satu dengan wilayah lainnya. Umumnya, jembatan dibangun melalui sungai atau jurang. Dari masa ke masa, jembatan memiliki fasad dan bentuk bangunan yang menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. Terdapat salah satu jembatan yang terdapat di Kota Malang yaitu Kedoengkandang Brug.
Kedoengkandang Brug merupakan sebuah jembatan yang berlokasi di Kedungkandang melewati Kali Amprong (Sungai Amprong) dan menghubungkan daerah Kedungkandang dengan Kuthobedah. Jembatan ini telah ada pada masa kolonial Belanda dan menghubungkan jalur Malang-Boeloelawang (Bululawang) atau Zuid Malang (Malang Selatan) melalui Suiker Fabriek Sempalwadak (Pabrik Gula Sempalwadak). Sumber informasi terkait sejarah dari Kedoengkandang Brug ini terbatas. Jembatan ini mengalami perubahan pada masa reformasi dengan memperlebar ukuran jembatan. Seiring berkembang waktu, jembatan ini menjadi jalur satu-satunya melewati Sungai Amprong dan terjadi kemacetan di pertigaan setelah jembatan, lebih tepatnya di pertigaan jalan alternatif Tumpang dan  pertigaan Kuthobedah (Muharto). Pada tahun 2020, pemerintah Kota Malang membangun jembatan baru sebagai pengganti jembatan lama. Saat ini, jembatan Kedungkandang (Kedoengkandang Brug) memiliki dua jembatan yaitu jembatan baru dan jembatan lama. Jembatan lama menjadi peninggalan dari masa kolonial Belanda. Gambaran dari Kedoengkandang Brug, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 1 telah diizinkan oleh pemilik akun Instagram (IG) Malang Heritage untuk diunggah pada artikel populer ini. Sebenarnya, Kedoengkandang Brug atau Jembatan Kedungkandang telah berganti bentuk bangunan yang memiliki ciri khas kolonial Belanda menjadi masa modern. Beberapa jembatan selain Jembatan Kedungkandang juga telah berubah bentuk bangunan jembatannya. Alasannya tidak diketahui karena keterbatasan sumber informasi. Jika dilogika, bangunan jembatan memang perlu direnovasi atau dibangun ulang untuk memperkuat penyangga jembatan saat dilalui kendaraan dengan kapasitas yang berat seperti bus dan truk. Kemungkinan Kedoengkandang Brug dibangun ulang pada tahun 1960an-1980an. Kemungkinan tersebut belum tentu benar atau salah karena perlu ditelusuri lebih lanjut dan terbatas pada sumber informasi sejarah saat pembangunan ulang dari Kedoengkandang Brug. Di sisi lain, pembangunan jembatan baru Kedungkandang berupa jembatan layang awalnya dimulai sekitar tahun 2010an (koreksi kalau salah) dan saat itu juga rumah-rumah sekitar jembatan lama Kedungkandang mulai direlokasi untuk proyek pembangunan jembatan baru. Proyek pembangunan jembatan baru mulai dikerjakan pada tahun 2013 dan terhenti selama tujuh tahun atau sampai tahun 2020. Alasan terhenti proyek pembangunan jembatan baru Kedungkandang tidak diketahui. Penulis memang tidak mengetahui alasannya, apakah terdapat unsur politik atau konflik dengan pihak investor saat proyek pembangunan jembatan baru Kedungkandang. Mulai tahun 2020, pembangunan jembatan baru Kedungkandang mulai dilanjutkan sampai awal tahun 2021 atau pembangunan jembatannya selama satu tahun.Â