Mohon tunggu...
Moch Fatih Allam Firmansyah
Moch Fatih Allam Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang

Hanya orang biasa yang menyukai sejarah khususnya sejarah yang jarang diketahui

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jejak Pasar Malam Pecinan Malang: Awal Kolonial Belanda Hingga Saat Ini

14 Mei 2025   09:30 Diperbarui: 14 Mei 2025   12:40 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Malam Pecinan pada masa kolonial Belanda (Sumber : Van Schaik, A., 1997)

Masyarakat Malang mengenal pasar malam Pecinan berada di Kidul Pasar (Jl. Kyai Tamin) dengan nama pasar senggol Pasar Besar atau Malang Night Market. Jika ditelusuri pada arsip-arsip Belanda, Pasar Malam Pecinan dikenal dengan Chineesche Pasar Malam.

Chineesche Pasar Malam pertama kali diselenggarakan oleh organisasi tionghoa bernama Tiong Hwa Hwee Kwan (THHK) yang mengadakan pasar malam pada tanggal 31 Agustus 1928 yang berlangsung kurang 14 hari lagi. Pasar malam dibangun di lahan yang luas di Van Oorschotweg (Jl. Prof. Moch Yamin) di seberang gedung baru Christian: Hollandsche Chineesche School (saat ini menjadi Sekolah Kristen Petra). Gerbang dari pasar malam ini akan dirancang dengan gaya tiongkok kuno yang menyediakan akses ke sana. Berbagai stan dan tenda berukuran luas yang diantaranya didekorasi dengan penuh cita rasa seperti stan tenda Tutti Frutti yang menempati di halaman depan, sedangkan restoran Hong Kong juga menempati gedung yang luas. Industri pribumi juga turut serta dalam pasar malam ini. Di area belakang terdapat ruang yang luas untuk hiburan seperti komedi putar, bianglala (the big wheel atau ferris wheel) dan lain sebagainya. Selain itu, pasar malam dilengkapi dengan lampu sorot besar untuk mengiklankan pasar tahunan melalui udara dan dapat menarik pengunjung ke area festival serta terdapat berbagai kompetisi. Iklan yang didapat dari pihak pengelola pasar malam menerima uang sebesar 10.000 gulden. Stan yang tersedia di pasar malam ini sekitar 90 buah yang telah disewakan. Namun, beberapa stan harus dibangun dan pihak pengurus sudah menolak sejumlah pendaftar yang datang terlambat. Dapat dikatakan bahwa pameran tahunan Tiongkok sangatlah luar biasa (De Indische Courant, 1928, Agustus 30).

Beberapa tahun kemudian, Chineesche Pasar Malam dibuka pada tahun 1929 yang dihadiri istri dari residen Malang, pejabat militer, pegawai sipil, kota kabupaten dan perwakilan dunia perdagangan. Pasar malam ini memamerkan karya industri dan hasil pertanian (Het Nieuws Van Den Dag, 1935, Juli 1). Pada tahun 1937, Chineesche Pasar Malam kembali diselenggarakan di lokasi yang berbeda yaitu di Celebesweg (Jl. Sulawesi) dan Ridderweg (Jl. Tanimbar). Lebih tepatnya, pasar malam ini berlokasi di tanah kosong (saat ini digunakan SMA Negeri 5 Malang) dan akan diselenggarakan pada tanggal 15 Oktober sampai dengan 31 Oktober 1937. Uniknya, pasar malam ini terdapat acara "Taitshow" atau semacam pertunjukkan. Hasil pendapatan dari pasar malam ini akan digunakan untuk kegiatan amal (De Indische Courant, 1937, September 8). Gambaran dari Pasar Malam Pecinan (Chineesche Pasar Malam) dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Pasar Malam Pecinan pada masa kolonial Belanda (Sumber : Repository Monash)
Pasar Malam Pecinan pada masa kolonial Belanda (Sumber : Repository Monash)

Pasar Malam Pecinan pada masa kolonial Belanda (Sumber: Repository Monash)
Pasar Malam Pecinan pada masa kolonial Belanda (Sumber: Repository Monash)

Selanjutnya, Pasar Malam Pecinan belum diketahui pada masa penjajahan Jepang sampai dengan orde baru karena keterbatasan sumber informasi sejarah. Jika di logika, kemungkinan Pasar Malam Pecinan digabungkan dengan pindahan pasar Comboran karena saat itu terjadi kebakaran di bangunan pasar Comboran lama pada masa orde baru. Terjadinya kebakaran bangunan pasar Comboran lama ini juga sumber informasi sejarah terbatas dan hanya diketahui oleh saksi sejarah yang mengetahui kejadian tersebut pada masa itu. Pindahan pasar Comboran lama ini berlokasi di Kidoelpasar Straat (Jl. Kyai Tamin). Logika ini hanya asumsi saja, belum diketahui benar atau salah.

Memasuki masa reformasi atau sekitar tahun 2000an, Pasar Malam Pecinan berlokasi di Kidoelpasar Straat (Jl. Kyai Tamin) dan dikelompokkan oleh Pemerintah Kota Malang dengan nama Malang Night Market atau masyarakat sekitar mengenalnya pasar senggol Pasar Besar yang diresmikan pada tahun 2014 oleh pemerintah Kota Malang sebagai destinasi wisata dan membantu sektor perekonomian masyarakat sekitar khususnya yang berkerja sebagai PKL (Pedagang Kaki Lima). 

Namun, sejarah Pasar Malam Pecinan butuh diteliti atau ditelusuri lebih dalam oleh para peneliti dan arkeolog sejarah khususnya pada lingkup sejarah perkotaan. Karena sejarah harus melewati metode sejarah dengan lima tahapan yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi dan penulisan yang dikutip dari buku Pengantar Ilmu Sejarah. Harapannya, para peneliti dan arkeolog sejarah khususnya pada lingkup sejarah perkotaan dapat meneliti atau menelusuri lebih dalam terkait sejarah dari keberadaan Pasar Malam Pecinan di Kota Malang.

Daftar Rujukan

De Indische Courant. (1928, 30 Agustus). Malang Onze redacteur aldaar schrijft De Chineesche pasar-malem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun