Menangani Stres Melalui Dzikir
Pengantar
Ada banyak motif mengapa manusia menikmati ketegangan saat ini dan motifnya mungkin sangat pribadi. Kondisi kebugaran mental, yang meliputi depresi, frustrasi, ketidakadilan, dan ketegangan yang meluas dapat membuat beberapa orang mengalami beban lebih mudah daripada yang lain. Penelitian-penelitian sebelumnya yang mengganggu juga berdampak pada respon seseorang yang pada gilirannya berpengaruh pada kebugaran intelektualnya. Masalah keluarga, tersiksa oleh penyakit positif, kehilangan, kondisi lingkungan yang tidak nyaman, bisa membuat seseorang rentan terhadap ketegangan. Peristiwa dan kegiatan yang dapat dianggap sebagai situasi traumatis dianggap sebagai stresor. Stresor adalah kegiatan atau kejadian yang dapat dianggap berisiko atau menantang, menimbulkan emosi kecemasan atau ketegangan (Sarafino, 2000). Perubahan besar atau kecil, atau studi hari demi hari yang meliputi beban kerja, pendidikan, kesedihan, masalah lingkaran kerabat sendiri, masalah ekonomi hingga masalah kebugaran adalah stresor bagi orang-orang (Ogden, 2001). Pemikiran seseorang tentang kondisi yang menyebabkan regangan memainkan posisi penting dalam bagaimana regangan dapat mempengaruhi kebugaran, karena regangan yang muncul ini dianggap negatif.
Upaya terapi dan pencegahan ketegangan dapat ditempuh melalui 3 jenis, terutama psikologis, melalui karakter untuk pemahaman (persepsi) alternatif dan perspektif gaya hidup, latihan istirahat, dan psikoterapi. berikutnya adalah obat (medis), melalui pengelolaan obat anti ketegangan. Dan terakhir, melalui faktor lingkungan, melalui menumbuhkan lingkungan hidup yang tidak keras. Sebagai upaya untuk mengatasi ketegangan dari masalah agama, seorang Muslim dapat mencoba untuk berdzikir kepada Allah jika ingin mendapatkan ketenangan di jantungnya.
Pada artikel ini, kita dapat membahas cara mengatasi ketegangan pada orang melalui zikir, dan cara zikir akan memberikan ketenangan dalam hati pria atau wanita.
Diskusi
Stres adalah ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan prima yang mengancam kesejahteraan baik dari dalam maupun dari luar pria atau wanita (Schrafer, 2007). Tuntutan yang datang dari dalam dan luar diri pria atau wanita yang dianggap sebagai sesuatu yang mengancam, membahayakan, dan situasi yang menuntut kesejahteraan hidupnya akan menimbulkan emosi kecemasan. Keadaan ini akan menyebabkan reaksi bingkai, baik secara fisik maupun mental. Reaksi bingkai terhadap ketegangan dapat terdiri dari pernapasan cepat dan detak jantung koroner, kekakuan otot, dan tekanan darah yang meningkat.
Dampak Stres pada Kesehatan
Strain yang berkepanjangan dapat menyebabkan beragam penyakit. Saat terbebani, bingkai melepaskan hormon kortisol dan adrenalin, yang membuat jantung koroner bekerja lebih cepat. Hormon-hormon ini juga bisa membuat orang merasa lelah dengan mudah. Selain itu, daya tahan tubuh seseorang yang berada di bawah tekanan bahkan akan menurun. Tubuh menjadi sulit untuk melawan virus atau mikroorganisme dan pria atau wanita lebih rentan terhadap penyakit.
Setelah memahami efek ketegangan ini, sangat penting untuk mengambil tindakan pencegahan untuk mengatasinya. Pada artikel ini, kita dapat membawa titik fokus gerakan pencegahan dan pengobatan dalam bentuk zikir. Zikir adalah kehadiran Allah SWT. dalam hati laki-laki atau perempuan dalam setiap urusan spiritual atau duniawi dengan mengulang-ulang panggilan Allah melalui hati dan lisan sampai dia lepas dari kelalaian dan kelupaan (Al-Sakandari, 2018). Pada dasarnya, dzikir adalah aliran listrik Allah di dalam lubuk hati (al-lubb) pribadi dan mengisinya dengan cahaya-Nya yang menyebar selama bingkai untuk menghilangkan ketegangan. Hal ini didukung dalam penelitian yang mengikuti gagasan zikir dalam bidang pendidikan dan pengobatan sebagai upaya untuk menenangkan jiwa atau menenangkan jantung, serta meningkatkan kebugaran intelektual. Dalam Q.S. Ar-Ra'd ayat 28 Allah SWT. menyatakan yang artinya: "Ingatlah, sebaik-baiknya dengan mengingat Allah (dzikir), jantung menjadi tidak beringas".
Berdasarkan kalimat Allah dalam Surah Ar-ra'd, peneliti berasumsi bahwa kesedihan, kesulitan tidur, kebingungan, kewaspadaan yang berlebihan, ketegangan, menghindari kegiatan yang sebanding, adalah gaya agitasi intelektual yang dapat ditenangkan dengan mengingat penulis. Tujuan ini dikuatkan melalui berbagai penelitian yang telah diselesaikan melalui Benson (dalam Suwarningsih, 2019) bahwa spiritualitas adalah isu esensial paling krusial dalam penanganan bencana.
Sebagai seorang Muslim, kita juga harus bersandar kepada Allah SWT. Melalui zikir menawarkan kepada kita pandangan bahwa kita bisa mendapatkan ketenangan pikiran melalui mengingat penulis dan diri kita sendiri yang menciptakan momentum kedekatan kita dengan penulis. Untuk itu, ada sebuah ayat yang bisa dibaca untuk memulai berdzikir, khususnya Surat Al-Baqarah ayat 186 yang artinya: "Dan selama hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawab), bahwa saya sudah dekat. Aku mengabulkan permintaan satu-satunya orang yang berdoa ketika dia meminta kepada-Ku, kemudian izinkan mereka untuk memenuhi (semua perintah-Ku) dan biarkan mereka memikirkannya di dalam Aku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." Setelah itu, izinkan mereka untuk mulai mengagungkan, tahlil dan tahmid bahkan dengan pasti menghayati setiap lantunan dzikir miliknya.
Penutupan
