Mohon tunggu...
KM AL FATHUR
KM AL FATHUR Mohon Tunggu... Lecturer

Aku bukan pemilik jawaban, hanya penziarah sunyi yang menapaki lorong-lorong pertanyaan. Di tengah riuh dunia yang sibuk menjelaskan, aku memilih untuk bertanya. Dalam setiap salah langkah, kutemukan pelajaran. Guratan dalam tulisan adalah caraku bertahan—menyusun ulang makna, meraba arah, dan menemani mereka yang juga rindu pada jawaban. Sebab hidup, bagi fakir ilmu sepertiku, bukan tentang tahu lebih dulu… tapi tentang berani mencari, meski dalam gelap.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

5 Alasan Agama Tetap Penting di Era Modern

19 Juli 2025   12:55 Diperbarui: 19 Juli 2025   12:55 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi media sosial di gadget (Sumber: Pixabay)

Ilustrasi dua orang berdoa (Sumber: Pixabay)
Ilustrasi dua orang berdoa (Sumber: Pixabay)
- Doa, ibadah, dan refleksi batin memberi ketenangan yang tidak didapat dari dunia luar.
- Keyakinan akan makna hidup membuat seseorang lebih tahan menghadapi stres dan kehilangan.
- Komunitas keagamaan menciptakan rasa kebersamaan dan dukungan sosial yang menguatkan.

Agama bukan solusi instan, tapi sumber daya emosional yang kokoh di tengah badai hidup.

3. Menjawab Kekosongan Makna

Ilustrasi kuburan (Sumber: Pixabay)
Ilustrasi kuburan (Sumber: Pixabay)

Di era digital, teknologi memberi akses tanpa batas. Informasi membanjir. Namun, banyak yang tetap merasa kosong. Agama hadir menjawab pertanyaan mendasar yang tak bisa dijawab oleh algoritma atau AI:

- Untuk apa aku hidup?
- Apa makna penderitaan?
- Apa yang terjadi setelah mati?

Agama memberi ruang kontemplasi, bukan sekadar jawaban cepat, tapi kedalaman untuk menafsirkan hidup dengan lebih utuh.

4. Pilar Keadaban Sosial

Ilustrasi kebersamaan (Sumber: Pixabay)
Ilustrasi kebersamaan (Sumber: Pixabay)

Di tengah keberagaman masyarakat, agama bisa menjadi jembatan nilai, bukan pemisah. Ketika dipahami secara substansial dan inklusif, agama mendorong kasih sayang, toleransi, dan perdamaian.

- Nilai-nilai lintas iman seperti cinta, kepedulian, dan keadilan menjadi fondasi sosial yang kuat.
- Agama yang dipraktikkan dengan bijak memperkuat kohesi, bukan memecah belah.

5. Sains dan Agama: Bukan Dua Kutub yang Bertentangan

Agama tidak bertentangan dengan sains. Banyak tokoh besar seperti Ibnu Al Haitham, Al-Khawarizmi, Al Jazari, dan Ibnu Sina adalah ilmuwan sekaligus spiritualis.

- Sains memberi jawaban tentang bagaimana, agama memberi pemahaman tentang mengapa.
- Ilmu memberi data, agama memberi makna.
- Agama memberi etika bagi sains, agar teknologi tidak kehilangan arah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun