Mohon tunggu...
Fathurrachman Zuhdi
Fathurrachman Zuhdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi || Media Enthusiast

Senang berdiskusi dan berbicara tentang media dan dunia kreatif.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kesalahan Terbesar Kita dalam Bermedia Sosial

20 Juni 2021   20:02 Diperbarui: 20 Juni 2021   21:13 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia merupakan makhluk sosial sehingga tidak dapat hidup melainkan dengan bantuan manusia lainnya. Keseharian kita sebagai makhluk sosial tidak lepas dari hal komunikasi, baik itu dengan keluarga, guru, teman, bahkan orang yang tidak dikenalnya. Bersosialisasi dengan cara berkomunikasi dengan yang lain dapat membuat manusia menjadi lebih “hidup” di dunia dengan segala persoalan di dalamnya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi faktor kuat perkembangan efesisiensi dalam berkomunikasi. Perkembangan ini terus berlanjut sampai saat ini dimana sudah adanya internet dan terciptanya media baru yang kita kenal dengan nama “media sosial”.

Media sosial merupakan media dimana kita semua dapat mengekspresikan diri kepada siapapun dan dapat diakses oleh siapapun yang menggunakannya. Jika didefinisikan oleh Caleb T. Carr dan Rebecca A. Hayes dari School of Communication, Illinois State University, di tulisan mereka yang berjudul Social Media: Defining, Developing, and Divining, yang berada di Atlantic Journal of Communication (2015), media sosial adalah saluran berbasis internet yang memungkinkan pengguna untuk secara oportunistik berinteraksi dan secara selektif menampilkan diri baik secara langsung atau tidak, baik dengan khalayak luas atau tidak, yang memperoleh nilai dari konten buatan pengguna dan persepsi interaksi dengan orang lain.

Media sosial memiliki potensi dan kekuatan besar dalam proses arus pesan komunikasi di dunia. Hampir semua manusia sekarang berkomunikasi dengan cara mengakses media sosial, begitupun kalian yang sedang membaca artikel ini. Namun, dengan adanya media sosial, terkadang kita dilupakan dengan apa yang sebenarnya menjadi batasan atau penyaring dalam bermedia sosial. Kita yang bisa dibilang sudah sering bermedia sosial ini, terkadang tidak sadar akan kesalahan yang sudah kita lakukan maupun hampir dilakukan di dunia media sosial. Disini penulis akan menjelaskan tentang kesalahan kita yang terkadang tidak disadari ketika bermain media sosial.

  • Tidak Memastikan Informasi yang Didapat dan Disebar Benar atau Salah

Kita semua tahu bahwa media sosial digunakan untuk mengekspresikan diri dengan berbagai macam hal, baik itu chatting, hingga mencari ataupun menyebarkan informasi. Terkadang, saking semangatnya kita dalam menerima ataupun menyebarkan informasi, kita lupa untuk memastikan kebenaran dari informasi tersebut. Banyak dari kita mudah terpancing dengan topik-topik informasi yang tidak biasa didengar dan langsung menganggap bahwa informasi tersebut benar adanya sehingga kita langsung mempercayai, bahkan ikut menyebarkan informasi tersebut tanpa memastikan apakah informasi tersebut valid. Hal tersebut dapat mengakibatkan timbulnya gelombang berita hoaks yang tersebar di berbagai media sosial.

Contohnya, pasti dari kita pernah atau sering menerima informasi yang sifatnya peringatan akan suatu hal seperti:

“Virus Korona dapat disembuhkan dengan buah A. Jika anda mengonsumsi buah A sebanyak sekali dalam seminggu secara rutin, maka dipastikan virus tidak akan menginfeksi anda.”

Contoh di atas mungkin akan terdengar sangat menarik, apalagi di masa pandemi seperti ini dimana orang-orang ingin terhindar dan terobati dari virus korona, mengingat obat dari virus ini pun belum ditemukan. Sebagian dari kita bisa langsung menganggap bahwa buah A benar-benar dapat mengobati penyakit Covid-19 dan bahkan dapat langsung menyebarkannya dengan niat agar yang lain dapat langsung bersiap-siap mengonsumsi buah A agar terhindar dari Covid-19. Akan tetapi, justru tindakan tersebut merupakan tindakan yang gegabah dan tidak kritis. Secara bijak, kita seharusnya memastikan terlebih dahulu ke orang yang berkompeten di bidangnya, dalam kasus ini yaitu dokter ataupun ahli kimia. Kita pastikan dulu apakah benar adanya bahwa buah A dapat menghindarkan dan menyembuhkan kita dari virus tersebut. Jika sudah dikonfirmasi benar, barulah kita dapat meyakini dan menyebarkan informasi tersebut.

Kita semua harus memastikan terlebih dahulu kebenaran informasi apapun yang kita dapat Sekarang sudah banyak badan penanggulangan berita hoaks dimana kita dapat memastikan apakah informasi yang kita dapat itu benar atau salah. Lihat terlebih dahulu apakah media yang memberitakan itu memiliki kredibilitas yang baik atau tidak. Dengan begitu, kita secara pribadi akan menjadi individu yang lebih kritis lagi dalam mempelajari dan menerima suatu ilmu ataupun informasi.

  • Tidak Memiliki Responsibility di Kehidupan Media Sosial

Setiap manusia memiliki responsibility atau tanggung jawab dalam bersosial. Apalagi di dalam media sosial, informasi semakin banyak bertebaran dan setiap orang memiliki kepribadiannya masing-masing di akun media sosial mereka. Seperti yang kita ketahui, media sosial merupakan platform untuk kita mengekpresikan diri kepada khalayak dan dunia. Sering kali, kita tidak ingat bahwa sebagai pengguna, kita tidak memerhatikan tanggung jawab terhadap ekspresi yang kita lontarkan kepada khalayak tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun