Nanoteknologi: Solusi Cemerlang untuk Mengatasi Pencemaran Lingkungan

Masalah pencemaran lingkungan bukanlah masalah yang baru lagi. Pencemaran lingkungan merupakan masalah yang kompleks dan mendesak di seluruh dunia. Dampak negatif dari polusi terhadap kesehatan manusia dan keberlanjutan lingkungan semakin meningkat, sehingga menjadikan penanganan pencemaran menjadi prioritas global.  

Di Indonesia masalah tersebut masih menjadi masalah yang serius yang mana sulit untuk diselesaikan. Menurut data dari Badan Pusat Statistika, banyaknya kasus pencemaran lingkungan di desa dari berbagai provinsi masih terbilang banyak akan tetapi dari tahun 2014 sampai tahun 2021 masalah pencemaran udara, tanah, dan air mengalami penurunan yang signifikan walaupun pada tahun 2018 sempat mengalami kenaikan. 

Dalam upaya melawan pencemaran lingkungan, nanoteknologi telah muncul sebagai solusi yang menjanjikan. Dengan menggunakan sifat unik dan ukuran nano partikel, teknologi ini mampu memberikan dampak yang signifikan dalam upaya memperbaiki kondisi lingkungan.

Nanoteknologi adalah ilmu dan teknik yang berkaitan dengan manipulasi bahan dan struktur pada skala nanometer, yaitu sekitar satu hingga seratus nanometer (satu nanometer sama dengan seperseribu dari ketebalan rambut manusia). Pada skala ini, material menunjukkan sifat dan perilaku yang berbeda dibandingkan dengan ukuran makroskopis. 

Perbedaan sifat tersebut menjadikan material yang berskala nano menjadi pilihan yang cemerlang karena nanomaterial secara nanoteknologi dapat meningkatkan sifat fisik, kimia, dan mekanik. Contoh beberapa cara di mana nanoteknologi dapat membantu mengatasi pencemaran lingkungan seperti pembersihan air, penyaring udara, pendeteksi pencemaran tanah, dan lain-lain.

Pada pembersihan air, nanoteknologi berkontribusi besar dengan menggunakan nano partikel. Teknologi nanomembran saat ini menjadi terobosan penting dalam pengolahan air. 

Membran berbasis nanoteknologi mampu menyaring partikel dan zat terlarut dalam skala nanometer, menghasilkan air yang lebih bersih. Selain itu, nanomaterial seperti karbon nanotube dan nanopartikel perak juga digunakan untuk menghilangkan polutan berbahaya seperti logam berat dan bahan organik dari air limbah.

Selanjutnya pada penyaringan udara Nanoteknologi menawarkan solusi dalam bentuk filter udara yang mampu menangkap partikel-partikel kecil dan zat berbahaya seperti gas buang kendaraan, logam berat, dan partikel debu halus. Contohnya adalah nanopartikel logam seperti titanium dioksida (TiO2) dan besi (Fe) yang mampu mengoksidasi polutan seperti senyawa organik dan logam berat menjadi senyawa yang tidak berbahaya. Nanomaterial ini dapat diterapkan pada filter udara, menyediakan sistem pembersihan udara yang lebih efisien.

Nanoteknologi juga telah menghasilkan pengembangan teknologi nanosensor yang sensitif untuk mendeteksi dan memantau pencemaran tanah. Nanosensor dapat mengukur konsentrasi rendah zat pencemar seperti logam berat, pestisida, dan senyawa organik dalam tanah. Data yang diperoleh dari nanosensor ini dapat membantu dalam identifikasi area yang tercemar dan memungkinkan tindakan remidiasi yang tepat.

Sumber terkait:

A. Johnston dan B. Philbert. (2008). Nanotechnology-enabled Air Purification. Nature Nanotechnology.